Perbedaan Mendaki dari Jalur Karangan dengan Rute Angin-Angin di Gunung Latimojong Sulsel

Pendakian Gunung Latimojong di Kabupaten Enrekang Sulsel bisa dilalui dari beberapa jalur, seperti jalur Karangan atau jalur Angin-Angin.

oleh Nefri Inge diperbarui 06 Jul 2024, 05:00 WIB
Diterbitkan 06 Jul 2024, 05:00 WIB
Perbedaan Mendaki dari Jalur Karangan dan Angin-Angin di Gunung Latimojong Sulsel
Para pendaki dari Mapala Sintalarasn Universitas Negeri Makassar (UNM), jurnalis dari Sumsel hingga mahasiswa dari kampus ternama di Sulawesi sampai ke Puncak Rante Mario di Gunung Latimojong Enrekang Sulsel (Liputan6.com / Nefri Inge)

Liputan6.com, Makassar - Salah satu pendakian yang sering dikenal dengan jalur yang terjal dan melelahkan, adalah perjalanan ke puncak  Gunung Latimojong dengan ketinggian 3.478 Mdpl.

Gunung yang disebut sebagai atap Sulawesi ini, berada di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan (Sumsel), tepatnya delapan jam dari Ibu Kota Sulsel, Makassar.

Ada beberapa jalur pendakian ke Gunung Latimojong, di antaranya melalui jalur Karangan di Dusun Karangan Desa Latimojong. Biasanya pendakian ini hanya membutuhkan waktu 2 hari satu malam, jika tidak ingin berlama-lama di gunung.

Sedangkan jalur Angin-Angin di Dusun Gura Desa Buntumondong Kecamatan Buntu Batu Kabupaten Enrekang Sulsel, dikenal dengan jalur pendakian yang lebih lama.

Perjalanan dari jalur Karangan akan melewati 5 pos sebelum ke puncak Rante Maria, dengan ketinggian 3.443 Mdpl. Pendakian membutuhkan waktu sekitar 6-8 jam, tergantung dari kondisi fisik para pendaki.

Melalui jalur Karangan, para pendaki gunung akan disajikan dengan pemandangan indah perkampungan, sembari bersantai di rumah kayu yang tak jauh dari pintu rimba. Untuk mencapai ke pos 1, harus memompa tenaga karena sudah melewati jalur menanjak.

Untuk melanjutkan ke Pos 2, para pendaki akan mendapatkan bonus perjalanan dengan jalur menurun. Sesampai di Pos 2, para pendaki bisa terpana dengan air terjun yang begitu sejuk dan air yang jernih.

Perjalanan pendakian hingga pos 3 bisa ditempuh sekitar 1 jam, namun pendaki harus ekstra hati-hati karena akan melewati jalur yang cukup curam dan menguras tenaga. Di Pos 3 ini, tidak ada sumber air sehingga pendaki harus membawa dari Pos 2.

Perjalanan akan dilanjutkan ke Pos 4, dengan jalur terjal, curam dan sedikit datar. Perjalanannya busa memakan waktu sekitar 1 jam. Walau jaraknya dekat dengan Pos 3, namun pendakian ke Pos 4 benar-benar menguras energi.

Di Pos 4, para pendaki hanya boleh beristirahat saja di sana dan dilarang untuk mendirikan tenda. Pendaki bisa melanjutkan perjalanan ke Pos 5 yang memiliki lahan yang luas untuk mendirikan tenda.

Perjalanan ke Pos 5 Gunung Latimojong cukup memakan waktu, pendaki harus benar-benar memanfaatkan waktu istirahat dengan maksimal di Pos 4. Karena perjalanan ke Pos 5 butuh waktu sekitar 2 jam.

Apalagi di waktu malam, udara yang dingin dan rasa kantuk yang berat, membuat perjalanan semakin berat. Disarankan para pendaki membawa lampu penerangan, jika memasuki waktu malam hari.

 


Hutan Lumut

Perbedaan Mendaki dari Jalur Karangan dan Angin-Angin di Gunung Latimojong Sulsel
Salah satu jalur curam di pendakian Gunung Latimojong Kabupaten Enrekang Sulsel (Liputan6.com / Nefri Inge)

Di Pos 5, pendaki akan bertemu dengan para pendaki lainnya dari berbagai daerah di Indonesia. Selain pendaki asal Pulau Sulawesi, banyak pendaki dari Pulau Jawa dan Sumatra, yang tertarik menjajal pengalaman ke atap Sulawesi tersebut.

Jika ingin menikmati sunrise di puncak Rante Mario, para pendaki bisa memulai pendakian pada pukul 01.00 WIB. Perjalanan dari Pos 5 ke Pos 6 (Pentuanginan) bisa memakan waktu 1-2 jam.

Selama perjalanan tersebut, pendaki akan masuk ke hutan lumut, jalur menanjak dan berada di tepi jurang. Pendakian harus dilanjutkan ke Pos 7 (Peranginan), di sana ada sumber mata air dari aliran air jernih dari sungai.

Di pendakian, pendaki bisa memilih untuk ke arah Puncak Rante Mario atau Puncak Nenemori, dengan penanda pelataran yang begitu luas.

Untuk sampai ke Puncak Rante Mario, waktu yang dibutuhkan sekitar 1 jam, dengan melintasi hutan lumut, tebing yang curam hingga angin dan pepohonan yang sudah mulai berkurang. 


Puncak Rante Mario

Perbedaan Mendaki dari Jalur Karangan dan Angin-Angin di Gunung Latimojong Sulsel
Jurnalis Liputan6.com sampai di Puncak Rante Mario di Gunung Latimojong di Kabupaten Enrekang, ditemani pendaki dari Mapala Sintalaras Universitas Negeri Makassar (UNM) di Sulsel (Liputan6.com / Nefri Inge)

Sesampai di Puncak Rante Mario, angin yang begitu kencang ditambah paparan sinar surya yang menyengat. Jelang musim hujan, langit di atas puncak Rante Mario akan berkabut. Para pendaki disarankan membawa jas hujan, agar tidak kebasahan di perjalanan.

Berbeda dengan jalur Karangan dengan trek perjalanan curam, terjal dan begitu melelahkan, jalur Angin-Angin malah lebih santai dan memakan waktu lebih lama.

Pendaki bisa menghabiskan waktu sekitar 3-5 hari pendakian, karena ada beberapa puncak yang bisa dilintasi namun dengan jalur yang lebih landai.

Walaupun butuh waktu lama, pendaki dari jalur angin-angin bisa sampai ke beberapa puncak Gunung Latimojong, seperti Rante Mario, Pantealoan, Pokahpijan, Buntu Tilok dan Buntu Tinabang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya