Petugas Pantarlih di Sukabumi Blusukan hingga Kuburan

Aksi petugas panitia pemutakhiran data pemilih (pantarlih) jadi sorotan di media sosial, setelah melakukan pencocokan dan penelitian (coklit) data Pemilu 2024 hingga ke kuburan.

oleh Fira Syahrin diperbarui 16 Jul 2024, 13:00 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2024, 13:00 WIB
Petugas Pantarlih KPU Kota Sukabumi saat melakukan Coklit data pemilih di kuburan untuk Pemilu Pilkada 2024 (Liputan6.com/Istimewa).
Petugas Pantarlih KPU Kota Sukabumi saat melakukan Coklit data pemilih di kuburan untuk Pemilu Pilkada 2024 (Liputan6.com/Istimewa).

Liputan6.com, Sukabumi - Media sosial dihebohkan dengan aksi petugas panitia pemutakhiran data pemilih (pantarlih) KPU Kota Sukabumi, saat melakukan pencocokan dan penelitian (coklit) data pemilih di kuburan jelang Pemilu 2024.

Informasi dihimpun, hal itu dilakukan untuk memastikan data pemilih yang masih hidup atau telah meninggal. Dalam video itu terlihat dua orang petugas pantarlih mendatangi kuburan di Kecamatan Dayeuhluhur, Kota Sukabumi.

Petugas tersebut datang menggunakan sepeda motor dan membawa beberapa berkas pendukung. Setelah memasuki area pemakaman, mereka mencari dua nama warga yang belum di-coklit. Kemudian, nama tersebut divalidasi dengan data yang mereka bawa. Dengan cara, batu nisan difoto dan dimasukkan ke dalam aplikasi. 

Adalah Meilan (41) dan Hafidzahullah (22), dua pantarlih yang melakukan coklit ke kuburan. Meilan mengatakan, pemeriksaan ke kuburan harus dilakukan untuk memastikan bahwa orang yang bersangkutan sudah meninggal dunia. 

"Awalnya kita satu tim pencoklitan berdua sama Apiz (Hafidzahullah). Apiz bilang besok sudah hari terakhir tapi pencoklitan belum beres. Ada data yang sudah meninggal, ditanya ke keluarga katanya KTP sama KK-nya hilang," kata Meilan saat dikonfirmasi Senin (15/7/2024).

Karena ada dokumen pendukung seperti surat kematian, kata dia, petugas pun memutuskan untuk mencari bukti ke kuburan. Dalam proses coklit, mereka menemukan dua data warga meninggal, tetapi masih terdaftar sebagai pemilih, dan keduanya divalidasi setelah mendatangi kuburan. 

"Kalau coklit di situ datanya masih ada tapi ternyata orangnya sudah meninggal, harus ada surat kematian untuk pembuktian bahwa orang ini sudah tidak ada. Karena data-datanya tidak ada, keluarganya juga nggak tahu simpan di mana, akhirnya kita inisiatif ke kuburan untuk membuktikan bahwa orangnya benar sudah meninggal," jelasnya. 

Koordinator Divisi Data dan Informasi KPU Kota Sukabumi, Nenda Suhanda menurutkan, selain mendatangi kuburan, beberapa pantarlih juga melakukan coklit dengan cara mengecek buku Yasin. Hal itu dilakukan oleh pantarlih di Kelurahan Subangjaya, Kecamatan Cikole dan Kecamatan Lembursitu. 

"Akhirnya petugas Pantarlih berinisiatif mengecek ke pemakamannya, setelah itu dicek dan ternyata cocok, sesuai dengan yang ada di batu nisan. Di Lembursitu, petugas juga memfoto buku Yasin untuk keakuratan data karena di situ ada data meninggalnya kapan," kata Nenda. 

Dia mengatakan, saat ini terdapat 985 petugas Pantarlih di tujuh Kecamatan yang berada di Kota Sukabumi. Adapun jumlah TPS untuk Pilkada 2024 sebanyak 523 tempat pemungutan suara.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya