Tingkatkan Komoditas Ekspor, Lada Putih Muntok Didorong Jadi Produk Premium

Langkah ini untuk mendorong para penggiat lada putih Muntok, untuk menjadikannya sebagai produk premium di lokapasar atau marketplace. Hal ini sebagai upaya untuk meningkatkan ekspor komoditas hasil daerah.

oleh Marifka Wahyu Hidayat diperbarui 18 Jul 2024, 23:20 WIB
Diterbitkan 18 Jul 2024, 19:31 WIB
Lada Muntok
Foto: Kemenkumham Babel

Liputan6.com, Jakarta Kantor Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) Kepulauan Bangka Belitung (Babel) mendorong para penggiat lada putih Muntok, untuk menjadikannya sebagai produk premium di lokapasar atau marketplace. Langkah ini sebagai upaya untuk meningkatkan ekspor komoditas hasil daerah.

Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan Hak Asasi Manusia, Kanwil Kemenkumham Babel, Fajar Sulaeman Taman, saat mengunjungi lokasi produksi lada putih Muntok di Bumdes Air Gegas, Kabupaten Bangka Selatan. Ia mengatakan lada putih Muntok merupakan salah satu indikasi geografis (IG) asal Babel sejak 2010.

Sementara itu, Bumdes Desa Air Gegas merupakan salah satu Binaan Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) lada putih. MPIG sendiri adalah kesatuan produsen dan pelaku usaha yang mewakili masing-masing wilayah geografisnya untuk menjaga identitas, kualitas, dan standar produksi, serta menjamin tidak adanya potensi penyalahgunaan atas produk yang mendapat perlindungan IG.

"Lada putih ini salah satu produk IG dari Babel dan jika dikelola dengan baik tentunya akan memberikan kontribusi yang besar terhadap kinerja ekspor daerah ini," ungkap Fajar, Kamis (18/07/2024).

Sementara itu, Kepala Kanwil Kemenkumham Babel, Harun Sulianto, mengatakan jika lada putih Muntok memiliki cita rasa yang khas sehingga menjadi daya tarik di beberapa negara di dunia. Ia juga berharap peran serta pemerintah daerah untuk memberikan edukasi, pengembangan, mengontrol kualitas, supply chain, dan pelatihan.

"Produk lada putih ini telah diekspor ke berbagai belahan dunia, untuk memenuhi 40 persen kebutuhan lada di dunia, karena memiliki cita rasa rempah berkualitas tinggi yang sangat diminati oleh konsumen dunia," katanya.

Harun juga menilai, pentingnya peran serta dari berbagai pihak untuk mendorong masyarakat menjaga produk IG yag telah ada. Bahkan dirinya juga akan memfasilitasi para pemerintah daerah dan masyarakat yang ingin mendaftarkan potensi IG di wilayahnya.

"Saat ini ada potensi IG asal Babel yang sedang dalam proses pendaftaran yakni, teh tayu Bangka Barat, nanas bikang Bangka selatan dan madu pelawan namang Bangka tengah," pungkasnya.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya