Inovasi, Ini Bahan Ramah Lingkungan yang Digunakan untuk Marka Jalan Tol Bakter

Pengelola Tol Bakauheni - Terbanggi Besar (Bakter) bekerja sama dengan Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perhutani) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) membuat marka jalan berbahan olahan tanaman.

oleh Ardi Munthe diperbarui 14 Sep 2024, 14:00 WIB
Diterbitkan 14 Sep 2024, 14:00 WIB
Pengecatan marka jalan menggunkan bahan tanaman olahan getah pinus (Gondorekum) dan kelapa sawit (Gliserol) di ruas jalan Tol Bakter. Foto : (Istimewa).
Pengecatan marka jalan menggunkan bahan tanaman olahan getah pinus (Gondorekum) dan kelapa sawit (Gliserol) di ruas jalan Tol Bakter. Foto : (Istimewa).

Liputan6.com, Lampung - Pengelola Tol Bakauheni - Terbanggi Besar (Bakter) bekerja sama dengan Perusahaan Umum Kehutanan Negara (Perhutani) dan Institut Teknologi Bandung (ITB) membuat marka jalan berbahan olahan tanaman.  Inovasi hijau pembuatan marka jalan itu dibuat dari pengolahan getah pinus (Gondorekum) dan kelapa sawit (Gliserol). Marka jalan ini mulai diterapkan di KM 125+200 sampai KM 126+200 jalur B ruas Tol Bakter, pada Selasa (10/9/2024).

Ahli Bidang Pemasaran dan Riset Pengembangan HKA selaku operator Tol Bakter, Ade Rintoro mengatakan bahwa pemanfaatan gondorukem dan gliserol sebagai bahan pembuatan marka jalan bertujuan untuk peningkatan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) atau nilai persentase dari komponen produksi dalam negeri. “Pemanfaatan gondorukem dan gliserol sebagai bahan pembuatan marka jalan ini baru pertama kali diuji coba di jalan tol yaitu ruas Tol Bakter, harapannya bisa meningkatkan kualitas serta daya tahan marka jalan dari bahan tersebut,” kata Ade Rintoro kepada wartawan, Kamis (12/9/2024).

Dia menyampaikan, Gondorukem merupakan produk yang didapatkan dari hasil pengolahan getah pinus melalui proses destilasi. Sedangan gliserol adalah senyawa-senyawa organik yang diperoleh dari minyak kelapa sawit melalui proses hidrolisa dengan air. "Kedua bahan tersebut memiliki banyak manfaat. salah satunya digunakan untuk bahan pembuatan road marking atau marka jalan," ungkapnya. 

Sementara itu, Dosen peneliti ITB, Aqsha mengatakan bahwa pemanfaatan gondorukem dan gliserol sebagai bahan pembuatan marka jalan ini sudah digunakan di luar negeri dan saat ini sedang dikembangkan lagi untuk di Indonesia. "Sebenarnya bahan pembuatan marka dengan gondorukem dan gliserol ini mudah didapat di Indonesia, jadi harapannya bisa mengurangi nilai impor," kata Aqsha.

Penerapan uji coba inovasi pemanfaatan gondorukem dan gliserol sebagai bahan pembuatan marka jalan ini dilakukan untuk marka garis bingkai jalan atau garis putih yang tidak putus dan berada di sisi kiri jalan sepanjang 100 meter atau tepatnya di KM 125+200 sampai KM 126+200 jalur B Ruas Tol Bakter.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya