Liputan6.com, Yogyakarta - Rempeyek merupakan menu pelengkap yang cocok untuk segala jenis makanan, mulai dari nasi pecel, gado-gado, maupun soto. Bukan sekadar lauk, rempeyek juga hadir sebagai pelengkap di setiap sajian upacara adat.
Rempeyek umumnya memiliki tekstur renyah dan kering dengan rasa gurih dan asin. Lauk ini merupakan sejenis gorengan yang bisa dinikmati langsung sebagai camilan maupun lauk.
Advertisement
Mengutip dari indonesiakaya.com, konon rempeyek sudah ada sejak masa Kesultanan Mataram, yakni sekitar abad ke-16. Dalam Kuliner Yogyakarta: Pantas Dikenang Sepanjang Masa, Murdijati Gardjito dkk mengatakan bahwa rempeyek Yogyakarta merupakan kudapan berusia tua yang sejak dulu ada.
Advertisement
Baca Juga
Masyarakat Yogyakarta mengenal banyak jenis rempeyek, mulai dari rempeyek kacang, rempeyek kedelai, rempeyek teri, rempeyek jingking, rempeyek udang, rempeyek laron, hingga rempeyek gereh pethek. Ukurannya pun beragam, mulai dari seukuran genggaman tangan hingga sebesar ban motor kecil.
Rempeyek memiliki tampilan beragam, ada yang kecokelatan dan ada yang permukaannya putih. Meski berbeda, tetapi semuanya memberikan sensasi gurih dan renyah.
Rempeyek juga memiliki filosofi yang dipercaya masyarakat setempat. Konon, rempeyek teri yang cocok jadi teman makan sayur lodeh memyimbolkan kebersamaan bagi orang Jawa. Adapun rempeyek gereh pethek yang tidak bisa dilepaskan dari acara selamatan melambangkan gotong royong dan persatuan.
Bukan sekadar lauk untuk masakan rumahan, sejak dahulu rempeyek juga menjadi bagian dari sajian upacara adat di Jawa yang berkaitan dengan daur hidup manusia. Upacara ini merupakan wujud penghayatan manusia terhadap tiga fase penting kehidupan, yakni kelahiran, perkawinan, dan kematian.
Masyarakat Kotagede zaman dulu juga menggunakan rempeyek sebagai pelengkap sesaji untuk ritual. Rempeyek menjadi pendamping nasi ruwahan yang dibawa ke masjid pada upacara ritual ruwahan untuk menyambut bulan Ramadan, sesaji untuk acara pernikahan dan khitanan, serta tahlilan untuk memperingati meninggalnya seseorang.
Sebuah penelitian juga mengatakan bahwa rempeyek merupakan salah satu perlengkapan upacara yang berkaitan dengan pertanian lahan basah maupun kering. Hingga saat ini, rempeyek juga masih menjadi lauk maupun kudapan yang kerap menjadi pelengkap menu masakan rumahan.
Rempeyek dibuat dengan aneka bumbu, seperti kemiri, ketumbar, bawang putih, dan garam. Semua bumbu tersebut dihaluskan dan ditambahkan pada adonan rempeyek sebelum digoreng.
Adonan rempeyek pun sederhana, yakni hanya campuran tepung terigu dan air yang dibuat dengan konsistensi sedikit kental. Tak lupa, ditambahkan ragam isian sesuai selera.
Selain dibuat sendiri, rempeyek juga mudah ditemukan di warung makan, pasar, maupun pasar swalayan. Memiliki beragam pilihan isian dengan rasa gurih, rempeyek pun digemari oleh berbagai kalangan.
Penulis: Resla