Hari Layang-Layang Internasional, Simak Fakta Menarik Layang-Layang di Indonesia

Layang-layang telah menjadi bagian dari seni dan budaya yang melekat di Indonesia. Bahkan, permainan tradisional ini tak hanya dimainkan anak-anak, melainkan juga orang dewasa. Berikut beberapa fakta menarik layang-layang di Indonesia:

oleh Switzy Sabandar diperbarui 14 Jan 2025, 14:00 WIB
Diterbitkan 14 Jan 2025, 14:00 WIB
mimpi main layangan
mimpi main layangan ©Ilustrasi dibuat AI... Selengkapnya

Liputan6.com, Yogyakarta - Hari Layang-Layang Internasional atau International Kite Day diperingati setiap 14 Januari. Meski telah dikenal masyarakat di seluruh dunia, tetapi layang-layang juga memiliki pengaruh tersendiri terhadap kebudayaan di Indonesia.

Mengutip dari National Today, menerbangkan layang-layang awalnya menjadi hobi para bangsawan dan orang kaya. Namun, permainan ini kemudian berkembang menjadi festival yang terbuka untuk semua kalangan dengan peserta yang berasal dari berbagai negara, seperti Jepang, Italia, Inggris, Kanada, China, Indonesia, Singapura, Amerika Serikat, Malaysia, Australia, Prancis, dan Brasil.

Mengutip dari indonesia.travel, layang-layang telah menjadi bagian dari seni dan budaya yang melekat di Indonesia. Bahkan, permainan tradisional ini tak hanya dimainkan anak-anak, melainkan juga orang dewasa. Berikut beberapa fakta menarik layang-layang di Indonesia: 

1. Layang-layang tertua berasal dari Indonesia

Layang-layang merupakan mainan tradisional yang dimainkan dengan cara diterbangkan di udara dengan memanfaatkan angin. Umumnya, layang-layang terbuat dari bahan ringan, seperti kertas, plastik, maupun kain.

Layang-layang dibuat dengan kerangka dari bambu atau bahan ringan lainnya. Layang-layang tersebut diberi benang yang digunakan sebagai pengendali saat diterbangkan.

Penggunaan bahan tipis, rangka, dan benang dalam permainan ini memiliki beberapa versi sejarah. Salah satu versi mengatakan bahwa budaya layang-layang pertama kali ada di Indonesia.

Hal itu dibuktikan dengan penemuan lukisan di dalam salah satu gua bersejarah di Muna, Sulawesi Tenggara. Para arkeolog nasional pun melakukan penelitian pada 1981 hingga 1991.

Lukisan pada gua tersebut mengisyaratkan bahwa layang-layang yang digunakan terbuat dari daun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lukisan tersebut sudah berusia setidaknya 4000 Masehi.

Hal ini membuktikan bahwa budaya layang-layang pertama kali dilakukan oleh nenek moyang di Indonesia. Konon, nenek moyang zaman dahulu menggunakan layang-layang untuk menjalankan fungsi ritual, salah satunya untuk mencari keberadaan Tuhan di langit.

2. Festival Kaghati Kolope di Sulawesi Tenggara

Keterkaitan layang-layang dengan fungsi ritual nenek moyang zaman dulu juga dibuktikan melalui Festival Kaghati Kolope. Festival ini digelar di Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara.

Saat ini, layang-layang telah mengalami banyak perkembangan. Dari yang awalnya memiliki bentuk sederhana dan berfungsi sebagai ritual keagamaan, saat ini layang-layang telah menjadi alat bantu memancing, penelitian ilmiah, hingga media energi alternatif.

Hadirnya Festival Kaghati Kolope menjadi salah satu upaya untuk melestarikan layang-layang. Adapun nama kaghati berarti layang-layang, sedangkan kolope adalah daun umbi gadung.

Sesuai namanya, nenek moyang masyarakat Muna zaman dahulu membuat layang-layang dari tiga helai daun kolope. Daun tersebut disusun dan dirangkai dengan lidi dari bambu serta hiasan bulu ayam, lalu dinamai sebagai Kamuu.
Festival Kaghati Kolope biasanya berisi lomba kreasi membuat layang-layang, lomba menerbangkan layang-layang, dan diisi dengan festival kebudayaan, seperti tari kolosal kaghati, pagelaran budaya, dan karnaval tenun masalili.

 

Jenis

3. Jenis layang-layang

Setidaknya, terdapat lima jenis layang-layang, yakni layang-layang tradisional, kreasi, 2D (dua dimensi), 3D (tiga dimensi), dan olahraga. Layang-layang tradisional biasanya memiliki bentuk khas, yaitu berbentuk oval dan memiliki ekor.

Setiap daerah biasanya memiliki beberapa perbedaan layang-layang tradisional, terutama pada bagian ekornya yang bervariasi. Adapun benang yang digunakan biasanya terbuat dari pita kaset bekas atau serat karung goni yang nantinya akan menimbulkan bunyi khas saat diterbangkan.

Sementara itu, layang-layang kreasi memiliki bentuk wajik atau berlian dan dibuat dari kertas atau lembaran tipis. Biasanya, terdapat lukisan pada kertas yang digunakan sebagai bahan layang-layang tersebut. Selain kertas, layang-layang kreasi juga bisa dibuat dari plastik, parasut, maupun kertas minyak.

Selanjutnya, layang-layang 2D adalah yang paling umum digunakan oleh masyarakat. Sesuai namanya, layang-layang 2D berbentuk datar dan seringkali menggunakan kertas sebagai bahan lembarannya. Sementara itu, layang-layang 3D memiliki bentuk yang hampir mirip dengan bentuk yang diinginkan pembuatnya. Layang-layang jenis ini memiliki bentuk lebih rumit.

Layang-layang 3D biasanya digunakan untuk perlombaan nasional atau internasional, seperti Festival Kaghati Kolope. Layang-layang ini hadir dengan beragam bentuk, mulai dari bentuk naga, ikan, ataupun bentuk paling unik yang tak terpikirkan sebelumnya.

Terakhir, ada layang-layang olahraga yang digunakan untuk olahraga. Dalam hal ini, tenaga manusia akan banyak dipakai saat menerbangkannya. Layang-layang olahraga bisa diterapkan dalam banyak hal, seperti parasailing di atas lautan, paragliding di atas pegunungan, hingga flying fish yang biasa muncul sebagai water sport di destinasi wisata populer.

4. Museum Layang-Layang Indonesia

Museum Layang-Layang Indonesia berlokasi di Jalan H. Kamang No.38, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan. Museum ini memiliki beragam koleksi yang mengabadikan layang-layang dari penjuru dunia dari masa ke masa, mulai dari tempo dulu hingga modern.

Museum ini juga memiliki replika layangan pertama dari daun kolope asal Muna, Sulawesi Tenggara. Layang-layang pertama di Indonesia tersebut berbentuk berlian. Museum Layang-Layang menjadi destinasi yang pas untuk dikunjungi saat Hari Layang-Layang Internaisonal.

Penulis: Resla

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya