Unik, Kolaborasi Tim UGM dan Edinburgh Buat Robot dari Rangka Asli Biawak

Tim dari UGM dan Edinburg berhasil menciptakan robot dari rangka asli biawak.

oleh Yanuar H Diperbarui 14 Feb 2025, 09:00 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2025, 09:00 WIB
Viral Biawak Raksasa Masuk Kamar Mandi Lewat Ventilasi Ini Bikin Merinding
Video viral biawak masuk ke kamar mandi (Sumber: TikTok/alyaaziyya)... Selengkapnya

Liputan6.com, Yogyakarta - Tim fakultas Biologi UGM dan universitas Edinburgh memadukan antara ilmu sains dan engineering dengan membuat robot dari rangka asli biawak. Necrorobot biawak ini bisa bergerak sederhana sebagai bahan pembelajaran di bidang sistematika hewan.

September tahun lalu dua peneliti dari Dosen UGM, Eko Agus Suyono, dengan Dosen Edinburgh University, Parvez Alam menggagas kolaborasi ini. Saat itu Parves Alam mengajak dua mahasiswanya yang tengah menempuh pendidikan master degree School of Engineering di University of Edinburgh yakni Leo Foulds dan Nadia Ditta untuk datang dan bekerja di Laboratorium Sistematika Hewan, Fakultas Biologi UGM guna mempelajari kerangka reptil terutama biawak dan ular. “Saat itu dosen Biologi, Donan Satria Yudha, memberikan informasi terkait cara bergerak reptil, taksonomi, dan anatomi reptil yang ada di Indonesia,” kata Eko dalam keterangan kepada wartawan, Jumat (7/2/2025).

Eko mengatakan pembuatan robot dari rangka asli biawak dimulai dengan 2 minggu pertama, kedua tim berbagi tugas dari mempelajari pergerakan biawak dengan merekam biawak dewasa hidup saat berjalan yang dilakukan oleh Pervez Alam. Lalu, kedua tim mempelajari mekanika tulang biawak dan melakukan CT Scan rangka biawak untuk membuat cetakan rangkanya. “Selanjutnya rangka ini akan dipasang mesin robot saat kembali ke Edinburgh,” katanya

Pada pertengahan Januari 2025 lalu, Parvez menghubungi Eko Agus Suyono beserta Donan untuk menunjukkan video yang berisi rekaman cetakan rangka biawak yang dapat berjalan setelah dipasang mesin necrorobot. Lalu akhir Januari 2025, Parvez kembali lagi ke Fakultas Biologi UGM untuk merangkai mesin robot tersebut di kerangka biawak asli. “Selama merangkai mesin robot pada rangka biawak asli, dibantu oleh Donan Satria Yudha, ia juga dibantu oleh Frans dari staf Museum Biologi serta beberapa mahasiswa,” katanya.

Eko mengatakan merangkai robot pada kerangka biawak asli tidaklah mudah, tim berhasil menyelesaikan dalam tiga hari hingga akhirnya berhasil menyusun necrorobot biawak yang dapat bergerak sederhana. Hasil ini sangat melegakan, mengingat perbedaan bahan, komposisi serta struktur antara cetakan dengan tulang aslinya.

Parves menghibahkan robot dari rangka asli biawak tersebut ke Laboratorium Sistematika Hewan, Fakultas Biologi UGM, agar dapat menjadi pembelajaran baru bagi dosen dan para mahasiswa umumnya. “Bagi Fakultas Biologi kegiatan mempelajari dan merangkai necrorobot dari rangka biawak ini merupakan pengetahuan yang baru,” ujarnya.

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya