Indeks S&P 500 Terangkat Laba IBM & Merck, Nasdaq Rontok

Indeks saham S&P 500 naik ditopang laba IBM dan Merck. Sementara Nasdaq turun 0,2 persen tertekan laporan laba Apple Inc.

oleh Nurseffi Dwi Wahyuni diperbarui 29 Apr 2015, 04:29 WIB
Diterbitkan 29 Apr 2015, 04:29 WIB
Wall Street
(Foto: Forbes)

Liputan6.com, New York - Indeks saham S&P 500 naik ditopang cerahnya prospek laba  tahunan Merck & Co dan IBM Corp meningkatkan pembagian dividennya sebelum keputusan Bank Sentral Amerika SErikat (The Fed) pada hari ini. Indeks Nasdaq 100 turun 0,2 persen karena laporan laba Apple Inc.

Dillansir dari Bloomberg, Rabu (29/4/2015), saham Merck menguat 5 persen setelah perseroan memutuskan untuk mendongkrak proyeksi laba tahunannya.

Saham International Business Machines Corp naik 1,9 persen. Sementara Twitter Inc anjlok 18 persen setelah rilis laporan keuangan yang menunjukkan anjloknya pendapatan pada kuartal I 2015, bahkan setelah merilis produk dan fitur baru demi menarik banyak pengguna.

Apple tergelincir 1,6 persen di tengah kekhawatiran pertumbuhan iPhone yang cepat mungkin tidak akan berlanjut. Whirlpool Corp turun 7,1 persen setelah memangkas proyeksi kinerja tahunan.

Indeks S&P 500 naik 0,3 persen menjadi 2.114,76 pada pukul 4 sore waktu New York. Dow Jones Industrial Average menguat 72,17 poin atau 0,4 persen, ke 18.110,14.  Indeks Nasdaq turun 0,1 persen, sedangkan Indeks Russell 2000 naik 0,5 persen. Sekitar 6,7 miliar saham berpindah tangan di Bursa AS, sekitar 1 persen di atas rata-rata tiga bulan.

"Laporan laba emiten menjadi penentu pergerakan pasar modal saat ini," kata analis investasi senior Chemung Canal Trust Co, Tom Wirth, yang mengelola US$ 1,9 miliar.

Di tengah rilis laporan keuangan emiten pada kuartal I 2015, investor juga menunggu hasil pertemuan The Fed, yang dimulai hari ini yang akan menjadi  petunjuk lebih lanjut mengenai waktu kenaikan suku bunga acuan.

The Fed tidak akan menaikkan suku bunga sampai pertemuan September, menurut 73 persen dari 59 ekonom dalam survei Bloomberg News. Angka ini naik dari 37 persen pada survei Maret, ketika mayoritas mengatakan, kenaikan pertama kemungkinan akan datang pada bulan Juni atau Juli. (Ndw)

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya