Pembukaan IHSG Turun ke 4.830,99, Investor Menunggu Data Inflasi

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Senin (2/5/2016), IHSG melemah tipis 9,62 poin atau 0,20 persen ke level 4.828,96.

oleh Arthur Gideon diperbarui 02 Mei 2016, 09:16 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2016, 09:16 WIB
20151127-Penutupan-IHSG-Jakarta-AY
Pengunjung memfoto pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Jumat (27/11). Bursa saham Indonesia kembali melemah pada penutupan perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona merah di awal Mei 2016 ini. Pelemahan IHSG tersebut mengikuti bursa Asia.

Pada pra pembukaan perdagangan saham, Senin (2/5/2016), IHSG melemah tipis 9,62 poin atau 0,20 persen ke level 4.828,96. IHSG merosot berlanjut pada pembukaan perdagangan saham pukul 09.00 WIB.

IHSG tergelincir 5,66 poin atau 0,13 persen ke level 4.830,99. Indeks saham LQ45 melemah 0,23 persen ke level 830,84. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan di awal Mei ini.

Ada sebanyak 68 saham melemah sehingga menyeret IHSG ke zona hijau. Sedangkan 63 saham menguat dan 52 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan saham tercatat 5.095 kali dengan volume perdagangan saham 113,7 juta saham. Nilai transaksi harian saham sekitar Rp 100 miliar.

Pada awal sesi, investor asing melakukan aksi jual sekitar Rp 500 juta. Sedangkan pemodal lokal melakukan aksi beli bersih sekitar Rp 500 juta.IHSG sempat berada dilevel tertinggi 4.835,52 dan terendah 4.821,80.

Secara sektoral, 9 dari 10 sektor pembentuk indeks bergerak melemah. Sektor saham yang mampu menguat adalah sektor pertambangan yang naik 0,10 persen.

Sektor saham infrastruktur melemah 1,46 persen, dan memimpin penurunan terbesar. Disusul sektor saham perkebunan susut 1,04 persen dan sektor saham industri dasar melemah 0,41 persen.

Saham-saham yang mencatatkan penguatan dan sebagai penggerak indeks saham antara lain saham TIRT naik 23,75 persen ke level Rp 99 per saham, saham FMII menanjak 21,67 persen ke level Rp 730 per saham, dan saham BBRM mendaki 15,87 persen ke level Rp 73 per saham.

Saham-saham tergelincir antara lain saham DAJK melemah 8,55 persen ke level Rp 107 per saham, saham PTRO susut 7,41 persen ke level Rp 500 per saham, dan saham LPLI tergelincir 7,17 persen ke level Rp 246 per saham.

Bursa Asia juga dibuka melemah. Indeks MSCI Asia Pasifik kehilangan 1,2 persen menjadi 129,64 pada 09:08 waktu Tokyo. Indeks Topix Jepang jatuh 3,5 persen setelah yen pada Jumat ditutup naik dua hari terbesar terhadap dolar sejak krisis keuangan global, didorong oleh keputusan bank sentral untuk tidak menambah stimulus.

Indeks saham Australia S&P ASX 200 jatuh 0,4 persen dan S&P New Zealand NZX 50 juga tergelincir 0,2 persen. Indeks saham Korea Selatan Kospi turun 0,3 persen.

Analis PT BNI Securities Thennesia Debora menjelaskan, pada bursa domestik, pergerakan IHSG pada perdagangan Jumat kemarin turun seiring dengan pelemahan indeks global dan regional.

IHSG ditutup melemah ke level 4.838 dengan penurunan paling besar di sektor properti dan pertanian yang masing-masing melemah 0,8 persen. "Investor asing tercatat melakukan penjualan bersih senilai Rp 385 miliar dengan penjualan terbesar di sektor infrastruktur sebesar Rp 238,4 miliar," jelasnya.

Adapun sentimen negatif masih berasal dari keputusan Bank of Japan (BOJ) yang menahan pemberian stimulus lanjutan, serta rilis laporan keuangan emiten di kuartal I 2016 yang di bawah ekspektasi para analis.

Hari ini investor menanti rilis data inflasi yang diproyeksikan oleh para ekonom akan kembali mencatatkan deflasi dengan median 0,29 persen (mtm) atau inflasi 3,76 persen (yoy).

Proyeksi ini ditopang oleh penurunan harga BBM yang telah diberlakukan per 1 April 2016 kemarin seiring dengan adanya momentum panen raya. "Kami memprediksikan indeks hari ini masih akan melanjutkan pelemahanya imbas sentimen negatif dari indeks global dan regional," jelas dia. (Gdn/Zul)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya