Liputan6.com, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka melemah pada perdagangan Selasa pagi ini. Pelemahan IHSG ini melanjutkan penurunan yang telah dibukukan sejak pekan lalu.
Pada Selasa (11/2/2025), IHSG dibuka melemah 18,32 poin atau 0,28 persen ke posisi 6.629,82. Sedangkan kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 4,85 poin atau 0,63 persen ke posisi 768,41.
Baca Juga
Pada perdagangan saham Senin kemarin, IHSG ditutup terperosok 1,4 persen ke posisi 6.648,14. Indeks LQ45 terpangkas 1,48 persen ke posisi 773,26. Sebagian besar indeks saham acuan melemah.
Advertisement
Sedangkan pada perdagangan pekan lalu, IHSG merosot 5,16 persen ke posisi 6.752,57 pada 3-7 Februari 2025. Kapitalisasi pasar bursa terpangkas 5,87 persen menjadi Rp 11.595 triliun.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, posisi IHSG sedang membentuk bagian dari wave (iii) dari wave © pada skenario hitam, sehingga IHSG masih akan rawan melanjutkan koreksinya ke rentang area 6.541-6.562.
“Namun demikian, tidak menutup kemungkinan akan ada rebound dalam jangka pendek ke 6.562-6.693,” kata Herditya.
Ia prediksi, IHSG berada di level support 6.562,6.509 dan level resistance pada posisi 6.698,6.728.
Analis PT RHB Sekuritas Indonesia, Muhammad Wafi menuturkan, IHSG terlihat kembali melakukan koreksi dengan lower low (LL) level dan volume rendah. Ia menuturkan, IHSG meski bergabung untuk rebound tetapi selama di bawah resistance garis moving average (MA) 5 harian untuk kembali membuat LL level dan menyelesaikan target breakdown descending triangle-nya.
“Namun, jika mampu breakout garis MA5, IHSG berpeluang untuk kembali rebound dan menguji resistance garis MA50,” tutur Wafi.
Wafi mengatakan, range pergerakan IHSG saat ini berada di kisaran 6.550-6.750.
Dalam riset PT Pilarmas Investindo menyebutkan, IHSG berpotensi melemah terbatas dengan level support dan resistance di 6.580-6.820. “Potensi penguatan terbuka, tetapi tetap hati-hati,” ujar dia.
Rekomendasi Saham
Untuk rekomendasi saham hari ini, Herditya memilih saham PT Astra International Tbk (ASII), PT Blue Bird Tbk (BIRD), PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS), dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI).
Sedangkan Wafi memilih saham PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN), PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), dan PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG).
Advertisement
Rekomendasi Teknikal
Berikut rekomendasi teknikal dari MNC Sekuritas:
1.PT Astra International Tbk (ASII) - Spec Buy
Saham ASII terkoreksi 1,72% ke 4.570 disertai dengan munculnya tekanan jual. "Kami memperkirakan, posisi ASII saat ini berada pada bagian dari wave (iii) dari wave [c], sehingga ASII masih rawan melanjutkan koreksinya dahulu," ujar Herditya.
Spec Buy: 4.500-4.520
Target Price: 4.610, 4.680
Stoploss: below 4.480
2.PT Blue Bird Tbk (BIRD) - Buy on Weakness
Saham BIRD menguat 1,58% ke 1.610 disertai dengan adanya peningkatan volume pembelian. "Selama masih mampu berada di atas 1.545 sebagai stoplossnya, posisi BIRD sedang berada di awal wave C dari wave (B)," ujar dia.
Buy on Weakness: 1.575-1.600
Target Price: 1.660, 1.760
Stoploss: below 1.545
3.PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) - Buy on Weakness
Saham BRIS menguat 0,99% ke 3.050 dan masih didominasi oleh volume pembelian. Herditya menuturkan, selama masih mampu berada di atas 2,860 sebagai stoplossnya, posisi BRIS saat ini berada di bagian dari wave v dari wave (c) dari wave [i].
Buy on Weakness: 2.940-3.020
Target Price: 3.120, 3.190
Stoploss: below 2.860
4.PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) - Sell on Strength
Saham MAPI bergerak flat ke 1.300 dan masih didominasi oleh volume pembelian, tetapi pergerakannya masih tertahan MA20.
"Kami perkirakan, posisi MAPI saat ini berada pada bagian dari wave (b) dari wave [v], sehingga penguatan MAPI akan relatif terbatas dan rawan koreksi untuk menguji 1.090-1.155," kata Herditya.
Sell on Strength: 1.330-1.380
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
