Wall Street Bangkit Setelah Aksi Jual, Indeks Dow Jones Naik 300 Poin

Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat setelah aksi jual terjadi pada perdagangan kemarin.

oleh Agustina Melani diperbarui 29 Jan 2021, 05:55 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2021, 05:55 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis Michael Pistillo (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melonjak pada perdagangan saham Kamis waktu setempat. Wall street kembali bangkit dari aksi jual tajam di wall street yang membuat S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average alami penurunan terburuk dalam tiga bulan.

Pada penutupan wall street, Kamis, 28 Januari 2021, indeks saham S&P 500 naik 0,98 persen. Indeks saham Dow Jones menguat 300,19 poin atau 0,99 persen yang didorong oleh Disney, Intel dan American Express. Indeks saham Nasdaq melompat 0,5 persen.

Semua sektor saham di indeks S&P 500 kompak menghijau di tengah reli pasar. Sektor saham keuangan dan bahan baku, sektor siklikal yang sensitif terhadap pemulihan ekonomi masing-masing melonjak 1,9 persen dan 1,8 persen. Sektor saham industri dan perawatan kesehatan juga memimpin kenaikan.

Wall street alami penurunan tajam di sesi sebelumnya dengan indeks saham S&P 500 dan Dow Jones membukukan penurunan satu hari terbesar sejak Oktober. Hal ini seiring hiruk pikuk spekulatif membeli saham dalam jangka pendek sehingga membuat investor tetap gelisah.

Beberapa khawatir dana lindung nilai dapat dipaksa untuk mengurangi kepemilikan ekuitas mereka untuk mengumpulkan uang tunai. Yang lain menyebutnya sebagai tanda gelembung yang terbentuk di pasar.

Saham-saham ini termasuk GameStop (GME) dan AMC Entertainment (AMC) turun tajam pada Kamis setelah perusahaan pialang seperti Interactive Brokers dan Robinhood mengambil langkah-langkah untuk membatasi transaksi dalam jangka pendek.

"Latar belakang bullish untuk saham kuat, utuh dan jauh lebih besar dari GME. Ketika yang terakhir berhentik naik, yang pertama akan berhenti turun," ujar Analis Teknikal Evercore ISI, Rich Ross dalam sebuah catatan, seperti dilansir dari CNBC, Jumat, (29/1/2021).

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Spekulasi di Saham GameStop

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Saham  GameStop yang menjadi target di ruang obrolan WallStreetBets Reddit turun 44 persen di tengah beberapa suspensi saham, sehingga memangkas kenaikan besar-besaran pada pekan ini menjadi 197 persen. Saham AMC Entertainment turun 56 persen setelah melonjak 300 persen pada sesi sebelumnya. Saham Bed Bath and Beyond turun 36 persen.

“Saham-saham yang tidak masuk akal terus mendominasi banyak perbincangan pasar. Latar belakang makro sebagian besar tetap sama, dan sebagian besar positif,” ujar Pendiri Vital Knowledge, Adam Crisafulli.

Saham GameStop telah melonjak lebih dari 900 persen pada Januari karena trader terus mendorong investor untuk membeli saham dan mengambil call options, menciptakan tekanan pendek besar-besaran.

Volume perdagangan saham melemah di tengah aksi beli ritel di sesi sebelumnya dengan 23,7 miliar saham berpindah tangan, menandai perdagangan terberat setidaknya sejak 2007. Volume opsi saham mencapai rekor 24,5 miliar saham dan 57,1 juta kontrak.

“Ini bukan investasi. Ini tidak merencanakan pensiun seseorang dengan portofolio terdiversifikasi. Ini bukan analisis saham yang bijaksana. Trader ini lupa membeli saham berarti membeli bagian dari sebuah perusahaan, tetapi sebaliknya mereka hanya berspekulasi tentang simbol saham, dan permainan berakhir,” kata Kepala Investasi Bleakley Advisory Group Peter Boockvar.


Gerak Saham Lainnya

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Saham American Airlines melonjak 9,3 persen setelah maskapai itu membukukan hasil kuartalan yang lebih baik. Apple menghasilkan pendapatan terbesar mencapai USD 111,4 miliar dalam laporan pendapatan fiskal kuartal pertama pada tahun fiskal 2021. Penjualan untuk setiap kategori produk naik dua digit. Namun, saham Apple turun 3,5 persen.

Saham Tesla merosot 3,3 persen setelah produsen mobil listrik itu membukukan pendapatan lebih buruk dari perkiraan untuk kuartal terakhir. Perusahaan juga mengharapkan pertumbuhan rata-rata pengiriman tahunan sebesar 50 persen ke depan.

Di sisi lain, produk domestik bruto (PDB) meningkat empat persen pada kuartal IV di bawah konsensus 4,3 persen.  Klaim pengangguran mencapai 847 ribu.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya