Wall Street Merosot Jelang Rilis Kinerja Perusahaan Raksasa Teknologi

Bursa saham Amerika Serikat atau wall street kompak melemah pada penutupan perdagangan saham Selasa waktu setempat.

oleh Dian Tami Kosasih diperbarui 27 Jan 2021, 06:02 WIB
Diterbitkan 27 Jan 2021, 06:02 WIB
Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat atau wall street melemah pada perdagangan saham Selasa waktu setempat. Pelaku pasar bersiap mencermati laporan kinerja keuangan perusahaan termasuk perusahaan unggulan dan teknologi.

Pada penutupan wall street, Selasa, 26 Januari 2021, indeks saham S&P 500 tergelincir 0,2 persen menjadi 3.849,57. Indeks saham acuan ini sempat sentuh rekor intraday baru di awal sesi.

Indeks saham Dow Jones melemah 22,90 poin atau 0,1 persen menjadi 30.937,10. Indeks saham Nasdaq susut 0,1 persen ke posisi 13.626,06.

Saham General Electric melonjak 2,7 persen seiring arus kas yang lebih baik dari perkiraan pada kuartal IV dan prospek cerah pada 2021. Saham Johnson and Johnson melonjak dua persen setelah perseroan mencatat kinerja keuangan melebihi harapan. Saham 3M juga melompat 3,3 persen setelah rilis kinerja keuangan.

Saham perusahaan raksasa teknologi Microsoft naik lebih dari satu persen. Sedangkan Apple, Facebook, Caterpillar, dan Tesla siap untuk melaporkan kinerja pada akhir pekan ini.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini


Gerak Saham GameStop

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Di sisi lain,saham GameStop dan AMC Entertainment bergerak liar seiring investor ritel yang aktif terus bertaruh. Volatilitas membuat beberapa investor khawatir tentang saham yang terlepas dari fundamental karena spekulasi merajalela.

“Tekanan atau volatilitas pendek yang kami lihat pada saham seperti GameStop dan lainnya hanya menegaskan lebih lanjut, setidaknya dalam waktu dekat, sentimen investor yang berpuas diri, adalah risiko jangka pendek terbesar bagi saham," ujar Pendiri Sevens Report, Tom Essaye, seperti dilansir dari CNBC, Rabu (27/1/2021).

Saham GameStop melonjak 92,7 persen pada perdagangan Selasa waktu setempat. Saham AMC melonjak lebih dari dua persen.


Investor Menanti Kebijakan The Fed

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi pialang Michael Gallucci saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street jatuh ke zona bearish setelah indeks Dow Jones turun 20,3% dari level tertingginya bulan lalu. (AP Photo/Richard Drew)

Sementara itu, perusahaan mulai merilis kinerja keuangan. Dari komponen S&P 500 yang telah melaporkan pendapatan, lebih dari 70 persen telah melampaui harapan wall street pada penjualan dan laba.

"Kombinasi untuk menahan dampak COVID-19 dan dukungan kebijakan akan mendorong pertumbuhan ekonomi pada 2021, mendorong partisipasi industri yang lebih luas dalam aktivitas ekonomi dan pemulihan pendapatan yang kuat pada kuartal selanjutnya,” ujar Ekonom New York Life Investments, Lauren Goodwin.

Pemerintahan Amerika Serikat di bawah pimpinan Presiden Joe Biden isyaratkan dapat terbuka untuk menyesuaikan kelayakan pemeriksaan stimulus di masa depan. Proposal Presiden Joe Biden sebesar USD 1,9 triliun meminta setoran langsung USD 1.400, tetapi rencana tersebut menuai kritik dari sekelompok pembuat undang-bundang karena harganya yang mahal.

Selain kasus COVID-19 telah mencapai lebih dari 100 juta di seluruh dunia hanya dalam waktu sekitar 13 bulan karena mutasi semakin menyebar. Moderna menyatakan vaksinnya memang memberikan perlindungan terhadap varian yang ditemukan di Afrika Selatan.

Investor juga menanti pernyataan kebijakan baru dari the Federal Reserve saat bank sentral memulai pertemuan dua hari pada Selasa pekan ini. Mantan ketua the Fed Janet Yellen dikukuhkan sebagai Menteri Keuangan, dan perempuan pertama yang memegang posisi tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya