Melihat Investasi Saham dari Jangka Waktu

Praktisi pasar modal sekaligus Founder Ellen May Institute, Ellen May, membagi kebutuhan investasi paling mendasar adalah berdasarkan waktunya.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 20 Feb 2021, 19:07 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2021, 16:30 WIB
20160331- Festival Pasar Modal Syariah 2016-Jakarta- Angga Yuniar
Sebuah layar tentang tabel saham dipajang saat Festival Pasar Modal Syariah 2016, Jakarta, Kamis (31/3). Pertumbuhan pangsa pasar saham syariah lebih dominan dibandingkan dengan nonsyariah. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Kegiatan investasi seyogyanya dimaksudkan untuk mempersiapkan kebutuhan finansial di masa mendatang. Sayangnya, belakangan ini marak investor baru yang nekat masuk pasar saham hanya karena tergiur cuan. Meski hal tersebut juga tak bisa disalahkan.

Untuk itu, praktisi pasar modal sekaligus Founder Ellen May Institute, Ellen May, membagi kebutuhan investasi paling mendasar adalah berdasarkan waktunya. Yakni jangka panjang, menengah, dan jangka pendek. Pembagian ini perlu dilakukan karena kondisi dan sifat dari tiap emiten berbeda-beda. 

Melihat kondisi pasar pada 2021, Ellen menyebutkan sejumlah saham yang bisa dipertimbangkan untuk investasi jangka panjang. Di antaranya Indofood CBP (ICBP), PT Gudang Garam Tbk (GGRM), dan  PT HM Sampoerna Tbk (HMSP).

"Memang tren harganya sedang menurun. Tapi untuk long term investing kita enggak lihat tren. Valuasi sangat terdiskon sekali. Jadi itu untuk tujuan 3 sampai 5 tahun ke depan,” kata dia dalam webinar Investing 101 For Beginners, Sabtu (20/2/2021).

Lebih lanjut, secara pribadi Ellen saat ini tertarik dengan ICBP karena sentimen positif dari anak usahanya yang ada di bidang CPO.

Kemudian, untuk jangka menengah idealnya 6 bulan, Ellen megaku saat ini sedang tertarik dengan sektor batu bara, yakni PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Kemudian juga ada Astra International Tbk (ASII), Krakatau Steel (Persero) Tbk. (KRAS), dan Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI).

"Pilihannya sangat sedikit sekali tapi masih ada. Yaitu kaya Adaro, Kemudian LSIP, PTPP, WSKT, ANDI itu masih bisa. Kemudian KRAS dan MAPI itu very interesting  juga,” ujar Ellen.

Sementara, untuk trading jangka pendek, Ellen menyebutkan saham bluechip yang bisa dipertimbangkan yakni BMRI, ASII, MNCN.

 

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Laju IHSG Sepekan

IHSG Dibuka di Dua Arah
Layar informasi pergerakan harga saham di Gedung BEI, Jakarta, Rabu (14/10/2020). Pada prapembukaan perdagangan Rabu (14/10/2020), IHSG naik tipis 2,09 poin atau 0,04 persen ke level 5.134,66. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, pasar modal Indonesia mencatat pergerakan dan perdagangan saham yang positif pada pekan ketiga Februari 20210. Ini ditunjukkan dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang naik 0,15 persen ke posisi 6.231,93 dibandingkan penutupan pekan lalu 6.222,52.

Kapitalisasi pasar saham meningkat 0,20 persen menjadi Rp 7.343,54 triliun pada pekan ketiga Februari 2021. Pada pekan lalu tercatat kapitalisasi pasar saham mencapai Rp 7.328,91. Demikian mengutip keterangan tertulis BEI, Sabtu, 20 Februari 2021.

Selama sepekan, rata-rata frekuensi harian bursa saham turun 3,51 persen menjadi 1.301.249 kali dari pekan lalu 1.348.598 kali transaksi sepekan sebelumnya. Rata-rata nilai transaksi harian merosot 14,72 persen menjadi Rp 12,68 triliun dibandingkan pekan lalu Rp 14,87 triliun.

Rata-rata volume transaksi harian saham meningkat 6,56 persen menjadi 16,078 miliar saham dari 15,08 miliar pada pekan sebelumnya.

Investor asing masih catat aksi beli bersih selama sepekan. Tercatat aksi beli mencapai Rp 15,98 miliar pada Jumat, 19 Februari 2021. Sepanjang 2021, aksi beli investor asing mencapai Rp 13,43 triliun.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya