India Catat Rekor Baru Tsunami COVID-19, Bursa Saham Asia Mendatar

Bursa saham Asia cenderung mendatar pada awal pekan ini seiring investor mencermati kasus COVID-19 di India yang kembali cetak rekor.

oleh Agustina Melani diperbarui 03 Mei 2021, 08:22 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2021, 08:22 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik sedikit berubah pada perdagangan saham Senin pagi (3/5/2021). Sejumlah bursa saham utama di Asia seperti China dan Jepang libur. Sementara itu, investor mencermati perkembangan situasi COVID-19 di India.

Di Australia, indeks saham ASX 200 cenderung mendatar. Indeks saham Korea Selatan Kospi juga mendatar. Indeks saham MSCI Asia Pasifik di luar Jepang melemah 0,05 persen.

Investor di Asia Pasifik mencermati situasi kasus COVID-19 di India. Hal ini mengingat India berjuang untuk hadapi gelombang kedua COVID-19. Lebih dari 400 ribu kasus harian COVID-19 terjadi untuk pertama kali di India. Demikian dilansir dari CNBC, Senin (3/5/2021).

Pada awal pekan ini, bursa saham China, Jepang dan Thailand libur. Jepang merayakan Hari Konstitusi pada awal pekan ini.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Indeks Dolar AS

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang pria berdiri didepan indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Ketegangan politik yang terjadi karena Korut meluncurkan rudalnya mempengaruhi pasar saham Asia. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Indeks dolar AS berada di kisaran 91,23, angka ini menguat dari posisi sebelumnya 90,9. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 109,37 per dolar AS.

Harga minyak diperdagangkan menguat pada jam perdagangan Asia. Harga minyak Brent naik 0,27 persen menjadi USD 66,94 per barel. Harga minyak berjangka Amerika Serikat tumbuh 0,3 persen menjadi USD 63,77 per barel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya