Liputan6.com, Jakarta - Harga Bitcoin turun drastis pada Kamis 15 Juli 2021. Penurunan ini merupakan yang terbesar selama 10 hari terakhir. Selama 24 jam terakhir, harga bitcoin berada di angka USD 31.920 atau sekitar Rp 462,96 juta (asumsi kurs Rp 14.503 per dolar AS) atau turun 2,49 persen.
"Bitcoin memang terlihat rapuh. Kecuali kita melihat penembusan yang jelas ke wilayah positif, sulit untuk mengasumsikan kenaikan spekulatif kembali," kata Kepala Penelitian Stack Funds, Lennard Neo dilansir Coindesk.
Tak hanya itu, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan, terdapat dua area yang disukai pedagang cryptocurrency atau uang kripto. Hal ini membuat prospek inflasi terlalu besar ketika ekonomi dibuka kembali dan kemungkinan adanya dolar digital.
Advertisement
Powell mengatakan, dia terkejut melihat seberapa cepat inflasi meningkat. Sebuah laporan awal pekan ini menunjukkan harga barang Amerika Serikat mengalami kenaikan pada tercepat dalam 13 tahun.
Meski demikian, Pejabat Federal Reserve telah meyebut kenaikan yang terjadi hanya sementara. Ini adalah masalah penting bagi pedagang bitcoin karena daya beli dolar melemah atau menghadapi tekanan jual aset berisiko.
"Kami mengalami kenaikan inflasi yang besar, lebih besar dari yang diperkirakan banyak orang, lebih besar dari yang saya harapkan. Dan kami mencoba memahami apakah itu sesuatu yang akan berlalu dengan cukup cepat, atau apakah kami sebenarnya, perlu bertindak dengan satu atau lain cara," kata Powell.
Tak hanya itu, Powell juga ragu-ragu apakah manfaat mata uang digital bank sentral lebih besar daripada biayanya.
"Rute yang lebih langsung adalah mengatur stablecoin. Kewajiban kami adalah untuk mengeksplorasi teknologi dan masalah kebijakan selama beberapa tahun ke depan, sehingga kami berada dalam posisi untuk membuat rekomendasi yang tepat," ujarnya.
Pernyataan itu muncul sehari setelah Powell bersaksi di depan Dewan Perwakilan Rakyat AS masyarakat tidak memerlukan stablecoin dan kripto jika terdapat dolar digital.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Kenapa Bitcoin Perlu Bertahan di USD 30.000?
Kenapa bitcoin perlu mempertahankan nilainya di USD 30.000 atau sekitar Rp 435,16 juta (asumsi kurs rupiah 14.505 per dolar AS)?
Pasar bitcoin telah dipandang sejak kehancuran Maret 2020, dan para peserta tidak dapat lagi menutup mata terhadap perkembangan dan aktivitas ekonomi makro di pasar berjangka.
Pada Kamis, 15 Juli 2021, ketika sentimen terhadap aset yang dianggap berisiko di Wall Street menekan bitcoin dan mendorong kripto ke level dukungan USD 30.000.
Dengan bitcoin terkunci dalam kisaran USD 30.000 hingga USD 40.000 sejak pertengahan Mei, banyak pedagang telah menjual put pada strike USD 30.000 dan menjual call pada strike USD 40.000.
"Jika level support atau resistance tembus, pedagang perlu segera melakukan lindung nilai karena harga akan bergerak ke level baru dengan cepat. Aktivitas lindung nilai dari berbagai pedagang di sisi yang sama dari perdagangan volatilitas juga menciptakan peristiwa yang memperkuat diri," kata CEO Genesis Volatility,Greg Magadini.Â
Advertisement