Merosot 67 Persen, Garuda Indonesia Raup Pendapatan Rp 20,3 Triliun pada 2020

Garuda Indonesia berhasil menekan beban operasional penerbangan sebesar 35,13 persen menjadi USD 1,6 miliar dibandingkan 2019 sebesar USD 2,5 miliar.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 16 Jul 2021, 18:52 WIB
Diterbitkan 16 Jul 2021, 11:31 WIB
Pesawat Airbus A330 Garuda Indonesia
Pesawat Airbus A330 Garuda Indonesia mendarat di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda di Blang Bintang, Provinsi Aceh pada 13 Juli 2021. (CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) telah rampungkan laporan keuangan tahun buku 2020. Dalam laporan tersebut, Garuda Indonesia mencatatkan pendapatan usaha sebesar USD 1,4 miliar atau sekitar Rp 20,3 triliun (kurs Rp 14.491 per USD), merosot sekitar 67,36 persen dibandingkan pendapatan pada 2019 sebesar USD 4,57 miliar.

Raihan itu ditunjang oleh pendapatan penerbangan berjadwal sebesar USD 1,2 miliar, pendapatan penerbangan tidak berjadwal USD 77 juta, dan lini pendapatan lainnya sebesar USD 214 juta. Masing-masing juga mengalami penurunan dari USD 3,78 juta, USD 249 juta, dan USD 549 juta di 2019.

Namun begitu, Garuda Indonesia berhasil menekan beban operasional penerbangan sebesar 35,13 persen menjadi USD 1,6 miliar dibandingkan 2019 sebesar USD 2,5 miliar.

"Hal tersebut ditunjang oleh langkah strategis efisiensi biaya, yang salah satunya melalui upaya renegosiasi sewa pesawat maupun efisiensi biaya operasional penunjang lainnya yang saat ini terus dioptimalkan oleh Perusahaan," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra dalam keterangan tertulis, Jumat (16/7/2021).

Ia menambahkan, melalui upaya tersebut, saat ini Garuda Indonesia berhasil melakukan penghematan beban biaya operasional hingga USD 15 juta per bulan.

Garuda Indonesia (GIAA) terus mengoptimalkan langkah percepatan pemulihan kinerja di tengah kondisi pandemi COVID-19. Hal itu yang salah satunya diselaraskan dengan momentum pertumbuhan sektor ekspor nasional, yakni dengan memaksimalkan pangsa pasar angkutan logistik.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat konsistensi peningkatan trafik ekspor Indonesia pada Juni 2021 tumbuh 54,46 persen yoy.

"Sejalan dengan berbagai langkah upaya perbaikan kinerja usaha yang terus kami lakukan secara berkelanjutan, tren pertumbuhan sektor ekspor nasional menjadi momentum penting bagi upaya optimalisasi lini bisnis penunjang yang dijalankan Perusahaan di tengah tekanan kinerja usaha imbas pandemi Covid-19, terutama melalui bisnis kargo dan charter,” kata Irfan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini

Bisnis Kargo Tumbuh 35 Persen

Pesawat Airbus A330 Garuda Indonesia
Pesawat Airbus A330 Garuda Indonesia mendarat di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda di Blang Bintang, Provinsi Aceh pada 13 Juli 2021. (CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP)

Secara konsisten, Perusahaan berhasil mencatatkan pertumbuhan angkutan kargo yang semakin menjanjikan. Hingga Mei 2021, Garuda Indonesia Group berhasil membukukan pertumbuhan angkutan kargo hingga 35 persen yoy.

Hal itu sejalan dengan kinerja  bisnis kargo pada akhir 2020. Perusahaan berhasil mencatatkan angkutan trafik kargo udara yang menyentuh level 99 persen dari performa angkutan kargo pada periode sebelum pandemi.

Dengan tren pertumbuhan positif tersebut, Garuda Indonesia akan terus mengoptimalkan utilisasi armada bagi perluasan jaringan penerbangan kargo guna menunjang aktivitas direct call komoditas ekspor unggulan dan UMKM dari berbagai wilayah Indonesia.

Salah satunya melalui pengoperasian dua armada passenger freighter yang kini melayani sejumlah penerbangan kargo domestik maupun internasional.  

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya