Rights Issue BRI Disebut Akselerasi Kinerja Entitas Holding Ultra Mikro dan Perkuat Ekonomi

Penerbitan saham baru oleh BRI dinilai akan mendapat respon baik dari investor publik.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 17 Agu 2021, 19:22 WIB
Diterbitkan 17 Agu 2021, 19:22 WIB
BRI
Rights issue BRI dengan mekanisme Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau Penawaran Umum Terbatas I (PUT I) tersebut telah disetujui oleh para pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

Liputan6.com, Jakarta Penerbitan saham baru (rights issue) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., sebagai bagian aksi korporasi dalam rangka pembentukan holding BUMN Ultra Mikro, dinilai prospektif untuk mengakselerasi kinerja tiga entitas yang tergabung dalam holding, sekaligus mendorong penguatan ekonomi nasional.

Seperti diketahui, pemerintah melalui Kementerian BUMN sedang dalam proses mengintegrasikan tiga BUMN yang melayani dan memberdayakan sektor usaha ultra mikro dan UMKM yakni BRI, PT Pegadaian (Persero), dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM.

Dekan IPMI International Business School Roy Sembel mengatakan, penerbitan saham baru oleh BRI tersebut akan mendapat respon baik dari investor publik. Dengan demikian BRI akan mendapatkan dana jumbo untuk pembentukan holding Ultra Mikro (UMi).

Selain itu, sebagai modal kerja perseroan dalam rangka pengembangan ekosistem ultra mikro dan bisnis mikro dan kecil.

Kinerja fundamental BRI yang solid serta rekam jejaknya dalam pemberdayaan usaha wong cilik, diyakini menjadi magnet kuat yang akan menyedot minat investor publik tersebut.

Sebelumnya, manajemen BRI menargetkan perolehan dana segar hingga lebih dari Rp40 triliun melalui penerbitan saham baru Seri B sebanyak-banyaknya 28,67 miliar saham.

"Ini permintaan pembiayaan pasti akan banyak. Penambahan modal tentu sangat prospektif. Kalau holding ultra mikro punya target double digit, saya rasa ini sangat bisa. Ini akan semakin semarak," kata Roy optimistis.

Selain BRI, Pegadaian dan PNM menurutnya memiliki kemampuan usaha yang sudah sangat baik dalam memberikan pembiayaan dan pembinaan.

Harapannya ketika integrasi tersebut berlangsung, akan terjadi akselerasi, karena ketiga BUMN itu sudah matang dalam bidangnya masing-masing dan saling menguatkan.

Modal baru yang didapat pun akan memberi ruang lebih besar pada holding untuk melakukan ekspansi. Pengembangan dan pemberdayaan menurutnya akan dilakukan tidak hanya pada nasabah usaha ultra mikro yang masih memiliki kinerja baik, tetapi juga yang baru memulai usaha.

Dia menegaskan integrasi melalui holding BUMN UMi sangat strategis bagi segmen bisnis kecil. Saat ekonomi di tataran bawah diperkuat melalui ekosistem usaha yang mumpuni, dia meyakini akan menciptakan ketahanan ekonomi nasional ke depan.

Di mana korporasi besar di bawah payung negara, menopang usaha-usaha masyarakat kecil dan memberdayakannya. Holding pun akan mampu membuat basis data yang mumpuni sekaligus jaringan fisik dan digital yang lebih kuat.

“Hal ini bermanfaat untuk meningkatkan kinerja operasional holding, sekaligus membantu pelaku usaha untuk mendapat pelayanan yang lebih baik, lebih lengkap, dan cepat,” ujarnya.

Senada, analis Divisi Pemeringkatan Jasa Keuangan PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) Danan Dito mengatakan dengan terbentuknya holding BUMN UMi, ketiga perseroan akan menjadi yang terdepan dalam akselerasi penguatan ekosistem usaha UMi dan UMKM.

Pasalnya, PNM dan Pegadaian akan mendapatkan akses pendanaan dan permodalan yang lebih leluasa melalui sokongan dari BRI sebagai induk holding. Hal itu tentunya akan ikut pula mendorong PNM dan Pegadaian memperdalam penetrasi usaha.

"Dengan demikian PNM dan Pegadaian diharapkan juga akan mampu meningkatkan ekspansi usahanya dalam memberikan pembiayaan yang terjangkau kepada masyarakat khususnya di segmen ultra mikro," ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ketahanan Ekonomi

Ekonom Universitas Indonesia Bramantyo Bontas yang akrab disapa Bram pun sepakat dengan Roy, bahwa holding BUMN UMi akan mengembangkan usaha masyarakat kecil dan berimplikasi pada penguatan ketahanan ekonomi nasional di tataran bawah.

Dia menegaskan integrasi ini akan sangat menguntungkan tak hanya bagi pelaku usaha UMi maupun UMKM yang sudah eksis.

Namun juga banyak manfaatnya bagi pelaku usaha yang baru membuka bisnisnya. “Karena tak sekadar modal saja, tapi memang ada pendampingan yang konkret dari pemerintah,” ujar Bram.

Dia mengartikan proses pendampingan dari agen-agen BRI, PNM dan Pegadaian sebagai transfer of knowledge. Melalui proses tersebut usaha baru atau rintisan akan tumbuh berkembang dan mengalami peningkatan kompetensi.

Menurut Bram, hal itu adalah salah satu keunggulan kehadiran holding BUMN UMi. Di mana pemerintah melalui badan usahanya hadir memberikan pemberdayaan terhadap usaha kecil yang selama ini banyak terkendala masalah permodalan.

“Artinya (holding BUMN UMi) solusi untuk meningkatkan akses permodalan usaha, sehingga progres startup-nya terus tumbuh karena kompetensinya meningkat,” ujarnya

Terkait BRI yang menjadi induk holding, Bram menyebut secara kapasitas dan kapabilitas bank pelat merah tersebut sangat tepat. Jaringan BRI sebagaimana diketahui merupakan paling besar dan luas sehingga dapat menyasar nasabah hingga ke pelosok negeri. “Untuk segmen mikro, tentu BRI jagonya ya. Saya pikir sudah sesuai, on the track,” pungkas Bram.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya