1.691 Karyawan Garuda Indonesia Ikuti Program Pensiun Dini

PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) tidak lagi melakukan rekrutmen karyawan dan menawarkan program pensiun dipercepat.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 19 Agu 2021, 20:35 WIB
Diterbitkan 19 Agu 2021, 20:35 WIB
Terminal 3 Bandara Soetta Siap Melayani Penerbangan Internasional
Pemandangan pesawat Garuda Indonesia yang bisa dilihat dari bourding lounge Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Senin (24/04). Terminal ini mampu 25 juta calon penumpang per tahun. (Liputan6.com/Fery Pradolo)

Liputan6.com, Jakarta - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mencatat ada 1.691 karyawan mengikuti program pensiun dini hingga kini. Rinciannya, untuk tahap pertama pada 2020 diikuti oleh 591 karyawan. Untuk tahap kedua pada 2021 telah diikuti 1.100 karyawan.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra mengatakan, untuk menyelaraskan persediaan dan permintaan di tengah kondisi yang sangat menantang, Perseroan harus menempuh langkah efisiensi. Salah satunya dengan pemangkasan karyawan.

"Perseroan dengan berat hati namun tetap melakukan langkah-langkah yang kita sebut rasionalisasi SDM. Yang pertama kita melakukan penyelesaian kontrak atau percepatan kontrak pegawai dengan status PKWT atau kontrak. Namun, demikian kewajiban Perusahaan terhadap karyawan tersebut kita penuhi," kata Irfan dalam paparan publik, Kamis (19/8/2021).

"Kedua kita tidak lagi melakukan rekrutmen karyawan. Kita menawarkan program pensiun dipercepat,” ia menambahkan.

Program ini terbukti dapat menekan beban Perseroan pada 2020, gaji, tunjangan dan imbalan kerja lainnya turun sebesar 14,8 persen yoy, menjadi USD 477,5 juta atau sekitar 6,9 triliun (kurs Rp 14.449 per USD) dari USD 560,6 juta pada 2019.

Adapun untuk eksekusi program pensiun dini tahap II, akan dilakukan secara bertahap mempertimbangkan kondisi dan kemampuan Perseroan. Program tahap II ini membutuhkan dana sebesar USD 30 juta, yang akan dialokasikan dari dana operasional Perusahaan per bulan.

 

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Optimalkan Bisnis Kargo

Pesawat Airbus A330 Garuda Indonesia
Pesawat Airbus A330 Garuda Indonesia mendarat di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda di Blang Bintang, Provinsi Aceh pada 13 Juli 2021. (CHAIDEER MAHYUDDIN / AFP)

Sebelumnya,PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) mengandalkan lini bisnis kargo untuk genjot pendapatan karena dinilai memiliki prospek yang baik.

Langkah tersebut juga sebagai respons atas pandemi COVID-19 yang sedang berlangsung, jumlah penumpang pesawat turun signifikan. Kontribusi pada pendapatan Perseroan juga otomatis merosot.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Irfan Setiaputra menuturkan, pihaknya akan fokus ke kargo dan prosesnya sangat baik.

“Kita terus saksikan jumlah kargo per penerbangan dan alhamdulillah beberapa  penerbangan internasional kita baik itu ke China maupun tempat lain saat ini diisi cukup banyak oleh kargo dengan jumlah yang sangat fenomenal,” ujar Irfan, Jumat, 13 Agustus 2021.

Ia mengatakan, rata-rata pesawat besar Garuda Indonesia yang terbang ke luar negeri mampu terisi lebih dari 25 ton kargo di tiap penerbangan. Menyambung upaya ini, Perseroan juga memastikan rute yang dinilai memiliki potensi laba tinggi.

"Kita terus monitor ini dari waktu ke waktu. Saya sendiri ingin pastikan semua rute yang kita terbangkan itu profitable dan berbasis dari kargo karena saat ini kita belum bisa harapkan isian penumpang yang maksimal,” ujar Irfan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya