Galau Jadi Karyawan di Usia 25? Atasi dengan Cara Ini
Pada saat menginjak umur 25 tahun, Anda akan memasuki fase di mana karier yang dijalani akan dipertanyakan. Fenomena tersebut dikenal dengan istilah Quarter Life Crisis dan merupakan hal yang cukup wajar terjadi.
Fenomena ini mengungkapkan adanya pengaruh psikologis Anda di berbagai hal, utamanya mengenai karier. Bahkan tak jarang beberapa orang mengalami kejadian ini lebih awal, seperti saat baru saja lulus kuliah dan akan memasuki dunia kerja.
Fase ini tentu membuat bertanya-tanya apakah karier yang Anda jalankan sesuai dengan keinginan atau justru hanya menuruti atau ikut-ikutan lingkungan sekitar. Selain itu, pada fase ini pun Anda akan bertanya-tanya apakah tujuan dari karier yang dijalankan, dan sebagainya.
Fase ini mengajarkan banyak hal, baik sisi negatif maupun sisi positif. Anda akan menjadi lebih mawas diri untuk menemukan arah jalan hidup yang lebih baik.
Namun demikian, fase ini akan menjadi buruk jika Anda salah dalam mengambil keputusan dan tidak ditangani dengan baik. Berikut mengatasi kegalauan saat menjadi karyawan di usia 25 tahun, seperti dikutip dari Cermati.com.
1. Tentukan Harapan yang Sesuai dengan Kondisi
Hampir semua orang tahu, menjadi seorang fresh graduate membuat mereka terkadang sulit mendapatkan pekerjaan. Hal tersebut dikarenakan pengalaman yang masih minim hingga terlalu memilih-milih pekerjaan dan berimbas pada lamanya mereka mendapatkan pekerjaan.
Perlu diingat, untuk memahami pekerjaan yang Anda inginkan dan mendapatkannya bukanlah perkara mudah. Terlebih jika Anda membandingkan juga dengan biaya hidup yang harus dikeluarkan.
Dengan memikirkan poin-poin tersebut, dapat membuat Anda menjadi lebih mudah dalam mengelola pendapatan serta pengeluaran. Selain itu, hindari pula menetapkan ekspektasi yang terlalu tinggi untuk mendapatkan gaji yang besar di awal karier Anda.
Tak perlu Anda menentukan gaji yang besar jika Anda memang belum memiliki pengalaman yang mumpuni. Itulah pentingnya menentukan ekspektasi sesuai dengan kondisi.
2. Cari dan Tentukan Apa yang Menjadi Keinginan Sesungguhnya
Bekerja yang menyenangkan adalah pekerjaan sesuai dengan passion atau keinginan Anda. Namun demikian, saat ini tak sedikit orang yang bahkan tak memahami apa passion mereka, bahkan banyak pula yang sudah bekerja namun belum memiliki passion yang jelas.
Oleh karena itu, cobalah untuk memikirkan bidang apa yang Anda sukai, tak menutup kemungkinan karier pun akan mengikutinya selama Anda benar-benar dapat mengerjakannya dengan baik.
Menurut Rene Suhardono seorang pakar di bidang karier mengemukakan bahwa passion yang Anda punya adalah sesuatu yang dapat dikembangkan. Jika Anda menjalankan pekerjaan sesuai dengan passion, maka tak akan merasa terbebani.
Begitupun jika Anda mendapatkan tanggung jawab baru, Anda tak akan merasa apa yang diberikan pada Anda adalah bertujuan untuk memberatkan Anda dalam bekerja
3. Setiap Orang Punya Kelebihan Sendiri, Setop Membandingkan dengan Orang lain
Sering kali kita merasa tertekan lantaran membandingkan diri dengan orang yang seumuran, namun telah memiliki banyak pencapaian. Hal yang perlu diketahui adalah, untuk bisa mendapatkan posisi Anda sekarang ini bukanlah perkara yang mudah.
Saat ini, ada banyak sekali orang-orang yang posisinya masih di bawah Anda namun tetap semangat dalam menjalani hidup. Kita tidak bisa membandingkan diri dengan orang lain, karena kita tidak pernah tau seberapa besar pengorbanan mereka untuk mendapatkan posisi yang saat ini Anda lihat dan kagumi.
Kuncinya tetaplah fokus dengan diri Anda sendiri dan hindari membanding-bandingkan dengan orang lain. Karena setiap orang punya kelebihannya masing-masing. Anda hanya terus menggali kemampuan dan terus mengembangkannya.
4. Pahami Apa Tujuan Karier yang Anda Jalani saat ini
Menentukan tujuan hidup adalah sebuah keharusan, namun untuk mendapatkan tujuan hidup pula Anda harus menentukan tujuan dari karier yang dijalani. Karier adalah jalan menuju kesuksesan yang Anda dambakan.
Oleh karena itu, tanyakan pada diri di usia sepuluh tahun ke depan, Anda ingin terlihat seperti apa, memiliki apa, dan hendak menjadi apa. Dengan menentukan pertanyaan tersebut, Anda bisa menjadi lebih fokus dalam meraih cita-cita.
5. Memiliki Pandangan Sendiri dalam Mengartikan Sebuah Kesuksesan
Definisi sukses antara satu orang dengan yang lain berbeda-beda. Maka tentukan sendiri pengertian sebuah kesuksesan bagi diri sendiri. Sehingga Anda akan puas dengan semua hal yang diraih.
Cobalah untuk menentukan target kesuksesan seperti apa yang Anda inginkan, dan capai dengan segenap upaya tanpa lelah dan menyerah. Namun yang perlu Anda ingat, jika Anda berhasil mendapatkan apa yang Anda inginkan, cobalah untuk menentukan tujuan lain, sehingga tujuan hidup Anda tak hanya berhenti sampai satu poin saja.
Terus Benahi Diri, Fokus, dan Kerjakan Sepenuh Hati
Demikianlah beberapa hal yang perlu Anda lakukan untuk menghindari krisis di seperempat usia. Kunci dari menghadapi fenomena tersebut adalah terus berbenah diri, selalu fokus dengan apa yang Anda mulai dan kerjakan sepenuh hati agar hasilnya tak menghianati usaha Anda.
5 Jenis Karyawan Beracun dan Obatnya
Karyawan beracun itu seperti duri dalam daging. Mereka cenderung memiliki sikap negatif, penolakan terhadap perubahan, tidak bertanggung jawab dan tidak terorganisir, agresif atau sangat defensif dan kurang kredibilitas. Singkatnya, mereka adalah jenis karyawan yang tentu tidak ingin Anda pekerjakan dan bekerja dengan Anda.
Orang-orang demikian menurunkan tingkat produktifitas organisasi mana pun, meningkatkan frustrasi yang dihadapi oleh manajer, menurunkan motivasi dan membuat marah karyawan yang baik agar meninggalkan perusahaan.
Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Cornerstone OnDemand mengungkapkan bahwa ketika seorang karyawan beracun memasuki tempat kerja, 54 persen karyawan yang baik cenderung memilih untuk berhenti. Yang terburuk adalah mereka sulit dikenali karena mereka hanya menunjukkan sikap asli mereka setelah menghabiskan beberapa waktu di perusahaan.
Jadi, apakah Anda memiliki karyawan beracun di tempat kerja Anda? Partner rekrutmen terbaik di Asia, JobStreet.com, berbagi cara untuk mengidentifikasi lima jenis karyawan beracun dan langkah yang dapat Anda ambil untuk menanganinya:
1. Mudah Marah
Karyawan yang mudah marah adalah yang terburuk. Mereka tidak dapat bekerja dengan baik bersama karyawan lainnya dan tidak berorientasi pada pelanggan. Mereka dapat memberi kerugian bagi perusahaan dengan cara membuat pelanggan dan karyawan lainnya pergi karena tidak tahan dengan sifatnya yang pemarah.
Sifat:
- Secara umum sulit didekati dan tidak sabar
- Tidak ragu untuk berargumen atau berteriak kepada klien dan kolega
- Memiliki reputasi sering kehilangan kesabaran dan membuat kerusuhan di tempat kerja.
Cara mengatasi:
- Atasi perasaan negatif dengan mendekati karyawan pemarah ini menggunakan cara yang halus, sikap peduli dan tidak agresif.
- Mencari tahu alasan mereka marah dan menawarkan solusi pada masalahnya.
- Pada saat akhir diskusi, selalu cek karyawan tersebut untuk mengetahui perasaannya dan apakah mereka puas dengan solusi yang diberikan.
2. Pembuat Alasan
Untuk si pembuat alasan, kata favorit mereka adalah “ini bukan urusan saya”. Pembuat alasan akan melakukan apa yang diminta dan tidak lebih. Mereka biasanya sangat tidak dapat dipercaya dan sangat baik dalam menolak membantu area atau divisi lain yang bukan wilayah pekerjaannya.
Sifat:
- Ahli dalam membuat alasan untuk menghindari permintaan kerja.
- Biasanya memiliki tingkat ketidakhadiran yang tinggi dan kurangnya motivasi.
- Hanya akan menyelesaikan pekerjaan yang diberikan dengan sedikit usaha.
Cara mengatasi:
- Membuat ekspektasi kerja yang jelas bagi seluruh karyawan selama wawancara dan review ekspektasi ini dari waktu ke waktu selama masa kerja karyawan.
- Jangan biarkan karyawan beracun ini mempengaruhi karyawan lainnya, selalu memberi insentif pada kerja kelompok dan buat seluruh karyawan berkolaborasi dalam bekerja.
- Buat delegasi kerja yang tepat menjadi budaya yang dapat memperbaiki keterampilan.
3. Si Tukang Nebeng
Yang dikenal juga dengan “Si Pemalas”, tukang nebeng ini mirip dengan si pembuat alasan dalam banyak hal. Mereka sering absen kerja tanpa alasan yang kuat dan seorang yang membuat karyawan lainnya menjadi kelelahan karena mereka harus mengerjakan pekerjaan si pemalas.
Sifat:
- Tidak peduli apa yang orang lain pikirkan tentang mereka—jika mereka bisa mengabaikannya, mereka akan akan terus melakukannya.
- Memiliki motivasi kerja yang sangat rendah.Memiliki ketepatan waktu yang buruk dan sangat buruk dalam melakukan pekerjaan sesuai deadline.
Cara mengatasi:
- Bicara pada mereka dan mencoba mencari tahu rasa kesal yang disembunyikan dan bagaimana membantu memotivasi mereka selanjutnya.
- Menyediakan ekspektasi yang jelas, meminta mereka untuk lebih bertanggung jawab dan memiliki akuntabilitas pada pekerjaan mereka.
- Melakukan review dan pengecekan pekerjaan tiba-tiba/tak terjadwal.
4. Si Pesimis
Si pesimis pada umumnya kurang berpengaruh dibanding sikap beracun lainnya namun mereka memiliki kemampuan membuat semuanya di tempat kerja menjadi negatif, membuat dirinya dan karyawan lainnya muram.
Si pesimis juga memiliki kecenderungan menjadi ‘Si Tukang Komplain”, seorang yang selalu komplain tentang apa saja dan kapanpun.
Sifat:
- Biasanya tidak tertarik pada opini orang lain dan perkembangan perusahaan.
- Menganggap bekerja, menghadapi pelanggan atau bergaul dengan kolega dan atasan adalah sebuah beban.
- Membuat karyawan lain merasa negatif juga.
Cara mengatasi:
- Bicara pada mereka, cari tahu ketidakpuasan mereka dan memperbaiki tempat kerja yang dapat bermanfaat bagi semua karyawan.
- Menyebarkan sikap positif dalam atmosfer kerja dengan membagikan berita positif dan pencapaian yang dibuat oleh anggota tim.
- Selalu menghargai dan memberi penghargaan pada karyawan sesuai prestasinya.
5. Si Rakus Rapat
Terkenal karena tidak produktif, meeting yang sangat lama, si rakus rapat sama merusaknya dengan karyawan beracun lainnya. Rapat yang dipimpin oleh si rakus rapat cenderung membuang waktu dan sebagai tempat untuk memaksakan pekerjaan kepada karyawan lainnya.
Sifat:
- Rapat yang terjadwal biasanya sangat lama dan tidak pernah langsung pada intinya.
- Menyertakan individu yang tidak perlu dalam rapat, memasukkan orang lain yang tidak diperlukan dalam diskusi rapat.
- Ruang rapat adalah tempat persembunyian favorit.
Cara mengatasi:
- Jika Anda tidak terlibat dalam proyek atau diskusi dalam hal apapun, tolaklah rapat tersebut.
- Ketika ragu tanyakan tujuan rapat dan apakah perlu rapat itu berlangsung selama 3 jam?
- Selalu berlatih dan mengingatkan karyawan lainnya untuk membuat rapat yang produktif yang cukup waktu dan langsung pada intinya.
Karyawan beracun ada di hampir setiap organisasi dan mereka pasti menyebabkan kerusakan besar dalam hal keuangan. Mungkin nama tertentu sudah muncul di pikiran Anda saat membaca artikel ini.
Penting juga untuk diingat bahwa beberapa karyawan beracun tidak akan pernah berubah. Mereka benar-benar beracun. Jika perilaku beracun mereka tidak dapat disembuhkan tidak peduli berapa banyak hal yang Anda telah coba, mungkin sudah waktunya untuk membiarkan mereka pergi dan mulai mencari pengganti.
Berita Terbaru
Kajian Sejarah G.J. Resink, Mitos 350 Tahun Penjajahan Belanda di Indonesia
Polisi Buru 2 Pelaku Utama Bentrokan yang Tewaskan Pekerja Proyek di Jakpus
Susul Gunung Dieng Kerinci Alami Peningkatan Kegempaan, Ini Rekomendasi Badan Geologi
Saat Bilal Ketiduran dan Bikin Rasulullah Harus Qadha Sholat Subuh, Dikisahkan Gus Baha
Jadwal, Hasil, dan Klasemen Piala AFF 2024: Siapa Jadi Raja Asia Tenggara?
Jadwal dan Hasil Timnas Indonesia di Piala AFF 2024: Misi Jadi Raja Asia Tenggara
Timnas Indonesia Gagal ke Semifinal Piala AFF 2024, Erick Thohir: PSSI Akan Evaluasi, Terutama Pelatih
5 Bintang yang Berpotensi Tinggalkan Liga Inggris di Januari 2025: Termasuk Jebolan Akademi Manchester United
Kaleidoskop Riau 2024: Dari Marisa Putri hingga Hanifah di Pusaran Korupsi
Peringkat FIFA Timnas Indonesia Diperkirakan Akan Turun Drastis Setelah Kegagalan di Piala AFF 2024, Ini Faktanya
Ciri Ciri Psikopat: Kenali Tanda dan Cara Mengatasinya
Netizen Malaysia Mengejek Timnas Indonesia yang Masih Belum Meraih Trofi di Piala AFF, Tetap Tanpa Gelar