Bursa Saham Asia Melambung Ikuti Wall Street

Bursa saham Asia Pasifik menguat pada Selasa, 28 Desember 2021 ikuti wall street yang positif.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 28 Des 2021, 09:05 WIB
Diterbitkan 28 Des 2021, 09:05 WIB
Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Selasa pagi (28/12/2021). Bursa saham Asia naik mengikuti wall street dengan indeks S&P 500 cetak rekor tertinggi baru.

Di Jepang, indeks Nikkei 225 menguat 0,82 persen pada awal sesi perdagangan. Indeks Topix mendaki 0,76 persen. Indeks Korea Selatan Kospi bertambah 0,14 persen.

Sementara itu, indeks MSCI Asia Pasifik di luar Jepang cenderung mendatar. Bursa saham Australia libur pada Selasa pekan ini. Demikian mengutip laman CNBC, Selasa pekan ini.

Di sisi lain, investor akan memantau saham teknologi China di Hong Kong menyusul laporan Financial Times kalau Didi telah melarang karyawan menjual sahamnya tanpa batas waktu. Sementara itu, ketidakpastian tetap ada atas prospek perusahaan China yang ingin kejar penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) di luar negeri.

Di wall street, indeks S&P 500 naik hampir 4 persen, dan catat rekor ke-69 pada 2021. Indeks Nasdaq bertambah 1,39 persen menjadi 15.871,26. Indeks Dow Jones menanjak 351,82 poin ke posisi 36.302,38.

Indeks dolar AS berada di posisi 96,09 dari sebelumnya pekan lalu di 96,6. Yen Jepang diperdagangkan di kisaran 114,79 per dolar AS.

 

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Wall Street Menanjak pada Senin, 27 Desember 2021

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Seorang wanita berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Senin, 27 Desember 2021 setelah pasar kembali dibuka usai libur Natal. Di sisi lain, investor juga mengamati penyebaran varian COVID-19, omicron.

Pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik hampir 1,4 persen ke posisi 4.791,19. Indeks S&P 500 mencatat rekor ke-69 pada 2021.

Indeks ini juga mencapai rekor intraday untuk pertama kali dalam lebih dari sebulan. Indeks Dow Jones bertambah 351,82 atau sekitar 1 persen menjadi 36.302,38. Indeks Nasdaq bertambah sekitar 1,4 persen menjadi 15.871,26.

Analis tetap positif pada prospek saham secara keseluruhan di tengah lonjakan kasus COVID-19. Studi baru menunjukkan strain omicron memiliki risiko rawat inap yang lebih rendah dari pada varian COVID-19 lainnya.

“Kami tidak mengharapkan omicron untuk mempengaruhi prospek pertumbuhan secara signifikan, tetapi kemungkinan akan mempercepat akhir pandemi COVID-19,” kata Dubravko Lakos-Bujas dari JP Morgan, dilansir dari CNBC, Selasa, 28 Desember 2021.

Investor mencari reli santa claus untuk menutup tahun dengan indeks S&P 500 menguat lebih dari 27 persen. Indeks acuan secara historis naik selama reli Sinterklas-lima hari perdagangan terakhir tahun ini dan dua hari pertama tahun baru. Periodenya dimulai pada Senin, 27 Desember 2021.

Saham teknologi mendorong kenaikan indeks S&P 500. Saham AMD dan Nvidia termasuk saham yang mencatatkan keuntungan dengan masing-masing naik 5,6 persen dan 4,4 persen. Selain saham teknologi, saham energi juga memimpin kenaikan indeks seiring harga minyak menguat. Saham APA Corp bertambah 7,3 persen, saham Devon Energy naik hampir 6,1 persen dan saham Diamondback Energy tumbuh 4,9 persen. Sektor saham energi termasuk sektor yang mencatatkan kinerja terbaik di indeks S&P 500.

Sementara itu, hal berkaitan dengan liburan naik 8,5 persen pada 2021, ini laju tercepat dalam 17 tahun, berdasarkan data Mastercard. Kenaikan tersebut terjadi di tengah gangguan rantai pasokan, harga lebih tinggi dan varian omicron dalam beberapa minggu terakhir yang bayangi pasar. Saham ritel antara lain Ralph Lauren dan Ross Store menguat.

Gerak Saham Lainnya

Pasar Saham di Asia Turun Imbas Wabah Virus Corona
Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Saham GoDaddy melonjak sekitar 8,4 persen setelah laporan investor aktivis Starboard Value LP mengambil 6,5 persen saham di pendaftar domain. Namun, saham perjalanan lebih rendah pada Senin, 27 Desember 2021 seiring kasus COVID-19 yang melanda sektor tersebut.

Saham maskapai turun setelah liburan akhir pekan yang menyebabkan ribuan penerbangan dibatalkan karena terkait COVID-19. Varian omicron menyebabkan kekurangan staf pada saat maskapai ingin meningkatkan jadwal mereka untuk memenuhi permintaan perjalanan yang tinggi. Saham Delta Air Lines, United Airlines, dan America Airlines kompak ditutup melemah.

Saham pelayaran juga terpukul setelah wabah COVID-19 terjadi di kapal pesiar. Saham Royal Caribbean turun 1,3 persen, saham Carnival melemah hampir 1,2 persen dan Norwegian Cruise Line susut 2,5 persen.

Pakar penyakit menular AS Dr.Anthony Fauci menuturkan, kasus COVID-19 akan terus melonjak karena varian omicron menyebar dengan cepat ke seluruh dunia. Fauci memperingatkan agar tidak berpuas diri.

“Setiap hari naik dan turun. Rata-rata mingguan terakhir adalah sekitar 150.000 dan kemungkinan akan jauh lebih tinggi,” ujar Fauci.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya