Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung lesu pada 6-10 Juni 2022. IHSG melemah 1,34 persen ke posisi 7.086,64 pada pekan ini dari pekan lalu di posisi 7.182,96.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), Sabtu (11/6/2022), pergerakan kapitalisasi pasar bursa juga merosot 1,46 persen menjadi Rp 9.269,64 triliun pada pekan ini. Kapitalisasi pasar bursa turun Rp 137 triliun dari pekan lalu Rp 9.406,90 triliun.
Baca Juga
Rata-rata nilai transaksi harian bursa selama sepekan merosot 23,26 persen. Rata-rata nilai transaksi harian bursa menjadi Rp 17,18 triliun dari pekan sebelumnya Rp 22,39 triliun. Rata-rata frekuensi harian bursa merosot 0,05 persen menjadi 1.548.503 transaksi dari pekan lalu 1.549.235 transaksi.
Advertisement
Sementara itu, rata-rata volume transaksi bursa menguat tipis 0,03 persen dalam sepekan menjadi 27,72 miliar saham dari pekan lalu 27,71 miliar saham.
Investor asing pada Jumat, 10 Juni 2022, mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp195,77 miliar. Namun, pada 6-10 Juni 2022, investor asing beli saham sekitar Rp 1,3 triliun. Sepanjang 2022 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp70,580 triliun.
Di tengah koreksi IHSG, ada 10 saham yang catat top gainers atau menguat signifikan pada 6-10 Juni 2022. Berikut 10 saham yang masuk top gainers selama sepekan dikutip dari data BEI:
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
10 Saham Top Losers 6-10 Juni 2022
1.PT Bintang Mitra Semestaraya Tbk (BMSR)
Saham BMSR melonjak 79,09 persen dari Rp 550 per saham menjadi Rp 985 per saham.
2.PT Panin Financial Tbk (PNLF)
Saham PNLF melonjak 41,01 persen dari Rp 278 per saham menjadi Rp 392 per saham.
3.PT Indo Pureco Pratama Tbk (IPPE)
Saham IPPE melonjak 35,25 persen dari Rp 244 per saham menjadi Rp 330 per saham.
4.PT Esta Multi Usaha Tbk (ESTA)
Saham ESTA melonjak 35,14 menjadi Rp 1.000 per saham dari pekan lalu Rp 740 per saham.
5.PT OBM Drichem Tbk (OBMD)
Saham OBMD melonjak 33,62 persen menjadi Rp 155 per saham dari pekan lalu Rp 116 per saham.
6.PT Paninvest Tbk (PNIN)
Saham PNIN naik 28,67 persen menjadi Rp 965 per saham dari pekan lalu Rp 750 per saham.
7.PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk (PNBS)
Saham PNBS melambung 28,36 persen menjadi Rp 86 per saham dari pekan lalu Rp 67 per saham.
8.PT Clipan Finance Indonesia Tbk (CFIN)
Saham CFIN menguat 28,21 persen menjadi Rp 300 per saham dari pekan lalu Rp 234 per saham.
9.PT Trisula Textile Industries Tbk (bell)
Saham BELL bertambah 25,41 persen menjadi Rp 454 per saham dari pekan lalu Rp 362 per saham.
10.PT Energi Mega Persada Tbk (ENRG)
Saham ENRG menguat 24,78 persen dari Rp 226 per saham menjadi Rp 282 per saham.
Advertisement
Kinerja IHSG pada 6-10 Juni 2022
Sebelumnya, laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung lesu dalam sepekan pada 6-10 Juni 2022. Hal ini juga diikuti rata-rata nilai transaksi harian yang merosot dalam sepekan.
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (11/6/2022), laju IHSG turun 1,34 persen dalam sepekan terakhir. IHSG merosot dari 7.182,961 pada pekan lalu menjadi 7.086,64. Demikian juga kapitalisasi pasar bursa susut 1,46 persen menjadi Rp 9.269,642 triliun. Kapitalisasi pasar bursa tersebut merosot Rp 137 triliun dari pekan lalu Rp 9.406,90 triliun.
Analis PT MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana menuturkan, selama sepekan IHSG melemah diiringi dengan aliran dana investor asing sebesar Rp1,24 triliun.
“Kami mencermati, dalam sepekan ini pergerakan IHSG banyak dipengaruhi oleh sentimen dari global. Di mana kita ketahui bersama, bahwa para investor masih cenderung wait and see jelang rilis data inflasi AS yang menurut konsensus masih berada di atas 8 persen,” ujar Herditya saat dihubungi Liputan6.com.
Ia menambahkan, hal tersebut akan makin meningkatkan keyakinan The Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral Amerika Serikat (AS) untuk meningkatkan suku bunganya secara agresif dan diperkirakan akan naik sebesar 50 basis poin (bps).
Sentimen Lainnya
Selain itu, ECB atau Bank Sentral Eropa yang juga akan menaikkan suku bunganya sekitar Juli sebesar 25 bps.
"Tentu saja dengan adanya tingkat inflasi yang tinggi akan menyebabkan perlambatan ekonomi global dan kenaikan suku bunga akan menjadi sentimen negatif ke depannya," kata dia.
Herditya menambahkan, dengan perlambatan ekonomi global, salah satu sentimen yang dapat diperhatikan adalah pemangkasan proyeksi pertumbuhan ekonomi global oleh berbagai lembaga keuangan dunia.
“Di sisi lain, secara teknikal kami masih memperkirakan adanya awal dari fase bearish di IHSG, sehingga pergerakan IHSG saat ini masih cenderung inline dengan apa yang kami sampaikan menggunakan teknikal,” ujar dia.
Untuk pekan depan, Herditya prediksi, IHSG berpotensi menguat tetapi sementara terlebih dahulu. Hal ini karena investor masih mencermati kebijakan the Fed dan ECB serta pengaruhnya ke perekonomian,” ujar dia.
Ia prediksi, IHSG bergerak di level support 7.033 dan resistance 7.156 pada pekan depan.
Advertisement