Bursa Saham Asia Tergelincir pada Awal Pekan, SoftBank Bakal Rilis Kinerja

Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan Senin, 8 Agustus 2022 setelah keluar data ekonomi China pekan lalu.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 08 Agu 2022, 09:09 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2022, 09:09 WIB
Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang wanita berjalan melewati sebuah indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Akibat peluncuran rudal Korea Utara yang mendarat di perairan Pasifik saham Asia menglami penurunan. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Singapura - Bursa saham Asia Pasifik diperdagangkan lebih rendah pada Senin (8/8/2022), seiring SoftBank akan melaporkan pendapatan setelah pasar tutup. 

Indeks Nikkei 225 di Jepang turun 0,23 persen sementara indeks Topix tergelincir 0,29 persen.  Di Australia, indeks S&P/ASX 200 kehilangan 0,16 persen. Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,34 persen dan Kosdaq turun 0,38 persen.  Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang turun 0,21 persen. 

Selama akhir pekan, China melaporkan data perdagangan untuk Juli yang menunjukkan ekspor berdenominasi dolar Amerika Serikat tumbuh 18 persen dibandingkan tahun lalu. Itu laju pertumbuhan tercepat tahun ini dan mengalahkan ekspektasi analis untuk kenaikan 15 persen, dari laporan Reuters. 

Impor dalam mata uang dolar China meningkat 2,3 persen pada Juli dibandingkan dengan periode yang sama pada 2021, lebih rendah dari perkiraan kenaikan 3,7 persen. 

Pada Jumat di Amerika Serikat, nonfarm payrolls datang di 528.000, jauh di atas ekspektasi. Imbal hasil treasury naik kuat. 

“Kebisingan dalam faktor penyesuaian musiman dapat memberi kejutan penurunan dalam beberapa bulan mendatang, semuanya sama, tetapi tidak diragukan lagi bahwa pasar tenaga kerja AS sangat ketat,” menurut catatan ANZ Research pada Senin, dikutip dari CNBC, Senin (8/8/2022).

"Data penggajian memvalidasi upaya pembicara Fed dalam seminggu terakhir untuk memperbaiki kesan pasar bahwa pengambilan 'tergantung data' Powell adalah dovish," tambah catatan itu. 

Indeks dolar Amerika Serikat berada di 106,651 setelah melonjak tajam setelah rilis data penggajian. 

Yen Jepang diperdagangkan pada 135,26 per dolar karena greenback menguat. Dolar Australia berada di 0,6903.  Harga minyak mentah berjangka AS turun 0,88 persen menjadi USD 88,23 per barel, sementara harga minyak mentah Brent turun 0,85 persen menjadi USD 94,11 per barel.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bursa Saham Asia pada Jumat 5 Agustus 2022

Rudal Korea Utara Bikin Bursa Saham Asia Ambruk
Seorang pria berjalan melewati indikator saham elektronik sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo (29/8). Rudal tersebut menuju wilayah Tohoku dekat negara Jepang. (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Sebelumnya, bursa saham Taiwan memimpin kenaikan di pasar Asia-Pasifik pada Jumat, 5 Agustus 2022 seiring investor abaikan latihan militer China setelah kunjungan Ketua DPR AS Nancy Pelosi.

Indeks Taiwan naik 2,27 persen ke posisi 15.036 yang didorong saham produsen chip TSMC naik 3,2 persen. Indeks diperdagangkan lebih rendah pekan ini seiring ketegangan Amerika Serikat-China meningkat selama perjalanan Pelosi.

Pasar tampak tidak terpengaruh oleh latihan China di sekitar Taiwan, meskipun Menteri Pertahanan Jepang Nobuo Kishi menuturkan, rudal China mendarat di zona ekonomi eksklusif Jepang. Ia menuturkan, latihan militer itu sebagai masalah serius, menurut laporan NBC News.

Bursa saham China menguat yang dipimpin saham teknologi. Indeks Shanghai bertambah 1,19 persen ke posisi 3.227,03 dan indeks Shenzhen bertambah 1,69 persen ke posisi 12.269,21.

Bank sentral India mengumumkan akan menaikkan suku bunga 50 basis poin menjadi 5,4 persen. Dari 63 responden jajak pendapat Reuters, 26 mengharapkan hasl itu, sedangkan 20 memprediksi kenaikan 35 basis poin.

“Kami pikir penahan kebijakan yang optimal akan membutuhkan setidaknya kenaikan 50 basis poin lagi,” ujar Head of Economics and Strategy Mizuho Bank, Vishnu Varathan dikutip dari CNBC.

Sementara itu, indeks dolar Amerika Serikat berada di posisi 105,878. Yen Jepang berada di posisi 133,29 per dolar AS. Harga minyak Amerika Serikat naik 0,76 persen ke posisi USD 89,21 per barel. Harga minyak Brent bertambah 0,64 persen ke posisi USD 94,72 per barel.

 

Wall Street Beragam Setelah Laporan Pekerjaan AS

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Jumat, 5 Agustus 2022. Wall street beragam di tengah dalam sesi perdagangan yang bergejolak setelah laporan pekerjaan Juli 2022 jauh lebih baik dari yang diharapkan.

Hal ini seiring investor menilai apa arti pasar tenaga kerja kerja yang kuat bagi kampanye pengetatan suku bunga the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS.Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones menguat 76,65 poin atau 0,23 persen ke posisi 32.803,47.

Indeks S&P 500 melemah 0,16 persen ke posisi 4.145,19. Indeks Nasdaq anjlok 0,50 persen ke posisi 12.657,56.

Indeks Dow Jones meski menguat jelang akhir pekan tetapi melemah dalam sepekan. Sedangkan indeks S&P 500 dan Nasdaq menguat pada pekan pertama Agustus 2022.

Koreksi yang terjadi diimbangi oleh saham bank yang menguat seiring harapan kenaikan suku bunga akan terus berlanjut. Saham energi juga naik, tetapi perusahaan teknologi merosot. Pasar tenaga kerja menambahkan 528.000 pekerjaan pada Juli 2022 dengan mudah mengalahkan perkiraan Dow Jones dari kenaikan 258.000.

Tingkat pengangguran turun menjadi 3,5 persen di bawah perkiraan 3,6 persen. Pertumbuhan upah juga naik lebih dari yang diperkirakan dengan menguat 0,5 persen pada bulan tersebut dan 5,2 persen lebih tinggi dari tahun lalu menandakan inflasi yang tinggi mungkin masih menjadi masalah.

Pada pembukaan perdagangan, saham bergerak lebih rendah setelah laporan itu meski tampaknya mengindikasikan ekonomi saat ini tidak dalam resesi.

Laporan Tenaga Kerja AS Jadi Perhatian

Wall Street Anjlok Setelah Virus Corona Jadi Pandemi
Ekspresi spesialis David Haubner (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok karena investor menunggu langkah agresif pemerintah AS atas kejatuhan ekonomi akibat virus corona COVID-19. (AP Photo/Richard Drew)

Pertumbuhan lapangan kerja diperkirakan melambat karena the Fed terus menaikkan suku bunga untuk meredam inflasi, tetapi laporan ini menunjukkan pasar tenaga kerja masih berjalan panas. Itu berarti bank sentral dapat bertindak lebih agresif pada pertemuan berikutnya.

“Ini jelas situasi di mana ekonomi tidak melengking atau menuju resesi di sini dan sekarang,” ujar Chief Market Strategist B.Riley Financial, Art Hogan dikutip dari CNBC, Sabtu (6/8/2022).

Laporan pekerjaan pada Jumat, 5 Agustus 2022 sangat penting karena merupakan salah satu dari yang akan dilihat oleh bank sentral sebelum memutuskan, berapa banyak untuk menaikkan suku bunga pada pertemuan September 2022.

Memang pelaku pasar sudah bertaruh pada sikap yang lebih keras dari the Fed. Pembuat kebijakan akan memiliki laporan pekerjaan lain dan dua angka indeks harga konsumen lagi untuk dipertimbangkan sebelum bank sentral membuat keputusan suku bunga berikutnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya