Astra International Bakal Tambah Kepemilikan Saham di Emiten RS Hermina

Direktur Astra International Gideon Hasan menuturkan, pihaknya melakukan tinjauan strategis terhadap investasi yang dilakukan oleh Perseroan.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 22 Sep 2022, 11:20 WIB
Diterbitkan 22 Sep 2022, 11:20 WIB
Paparan publik PT Astra International Tbk, Kamis (22/9/2022) (Foto: tangkapan layar/Elga N)
Paparan publik PT Astra International Tbk, Kamis (22/9/2022) (Foto: tangkapan layar/Elga N)

Liputan6.com, Jakarta - PT Astra International Tbk (ASII) berencana menambah kepemilikan saham di PT Medikaloka Hermina Tbk  (HEAL) atau biasa disebut Hermina, jika terdapat peluang bagi Perseroan.

Direktur Astra International Gideon Hasan menuturkan, pihaknya melakukan tinjauan strategis terhadap investasi yang dilakukan oleh Perseroan. 

“Mengenai Hermina pada dasarnya di Astra secara berkala melakukan tinjauan strategis terhadap investasi yang kami lakukan,” kata Gideon Hasan dalam Public Expose Astra International, Kamis (22/9/2022).

Selain itu, Astra International akan berusaha menambah kepemilikan di Hermina jika ada peluang. 

“Jika kami merasa Astra bisa memberikan nilai tambah dan Hermina bisa berikan sinergi ditambah investasi di Hermina memberikan nilai tambah bagi stakeholder, jika ada peluang Astra berusaha menambah kepemilikan di Hermina,” kata dia. 

Astra juga akan berkolaborasi dengan Hermina dan Halodoc untuk meningkatkan kualitas di sektor kesehatan.

"Kami akan mencoba berkolaborasi antara Hermina, Astra Group dan Halodoc untuk meningkatkan kualitas di sektor kesehatan,” pungkasnya.

Astra International Kini Genggam 6,5 Persen Saham Emiten RS HEAL

Gedung PT Astra International Tbk (Foto: Astra)
Gedung PT Astra International Tbk (Foto: Astra)

Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) menambah kepemilikan saham di PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) pada 8-25 Agustus 2022.

Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (26/8/2022), PT Astra International Tbk menambah kepemilikan saham HEAL sekitar 160.990.700 saham dengan harga pembelian beragam pada 8-25 Agustus 2022.

Rata-rata harga pembelian di kisaran Rp 1.318-Rp1.375 per saham. Perseroan diperkirakan merogoh kocek Rp 215,81 miliar untuk menambah kepemilikan saham di HEAL.

Dengan pembelian saham HEAL itu, PT Astra International Tbk kini memiliki 970.525.800 saham atau 6,5 persen dari sebelumnya 809.535.100 saham atau 5,43 persen.

"Tujuan dari transaksi investasi, status kepemilikan langsung," tulis manajemen PT Astra International Tbk.

Pada penutupan perdagangan Jumat, 26 Agustus 2022, saham HEAL naik 3,18 persen ke posisi Rp 1.460 per saham. Saham HEAL dibuka stagnan Rp 1.415 per saham. Saham HEAL berada di level tertinggi Rp 1.500 dan terendah Rp 1.415 per saham. Total frekuensi perdagangan sekitar 4.110 kali dengan volume perdagangan 209.772 saham. Nilai transaksi Rp 31 miliar.

Sedangkan saham ASII melemah 1,43 persen ke posisi Rp 6.875 per saham. Saham ASII dibuka stagnan Rp 6.975 per saham. Saham ASII berada di level tertinggi Rp 7.025 dan terendah Rp 6.850 per saham. Total frekuensi perdagangan 5.685 kali dengan volume perdagangan 392.933 saham. Nilai transaksi Rp 272,7 miliar.

Berbuah Manis, Astra Untung dari Investasi di GOTO Rp 3,7 Triliun

GoTo
Gojek, platform layanan on-demand dan perusahaan teknologi Tokopedia di Indonesia mengumumkan pembentukan grup GoTo.

Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan kinerja yang moncer pada semester I 2022. Raihan itu salah satunya dikontribusi dari investasi Astra pada PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

Pada semester I 2022, perseroan membukukan laba bersih konsolidasi sebesar Rp 18,2 triliun, naik 106 persen dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 8,8 triliun. Capaian itu termasuk keuntungan nilai wajar investasi pada GOTO senilai Rp 3,7 triliun.

Head of Investor Relations Astra International, Tira Ardianti menerangkan, beberapa tahun lalu Astra memang melakukan investasi di GOTO. Investasi pertama dilakukan dengan nilai USD 150 juta, disusul USD 100 juta. Sehingga totalnya jadi USD 250 atau sekitar Rp 3,7 triliun.

"Ketika GOTO IPO, maka akan muncul di pembukuan Astra fair value dari investasi GOTO. Nilai itu berkontribusi terhadap laba bersih yang totalnya naik 106 persen jadi Rp 18,2 triliun pada semester I 2022,” ujar Tira kepada wartawan, Jumat (5/8/2022).

Meski begitu, laba bersih Astra International tetap tercatat tumbuh jika investasi pada GOTO tidak dicatatkan atau dikeluarkan dari pendapatan Astra semester I 2022. Disebutkan Tira, Astra masih mampu mengantongi laba sekitar Rp 14,5 triliun.

"Kalau misalnya keuntungan dari investasi di GOTO ini kita keluarakna, maka laba Astra senilai Rp 14,5 triliun. Masih tetap lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun lalu. Naiknya 64 persen,” imbuh Tira.

Kinerja Semester I 2022

Gedung Astra. Dok Astra
Gedung Astra. Dok Astra

Sebelumnya, PT Astra International Tbk (ASII) mencatat kinerja keuangan positif selama enam bulan pertama 2022. Hal ini ditunjukkan dari pertumbuhan pendapatan dan laba bersih yang signifikan.

PT Astra International Tbk meraup pendapatan bersih Rp 143,69 triliun hingga Juni 2022. Pendapatan tersebut tumbuh 34 persen jika dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp 107,39 triliun. Pertumbuhan pendapatan itu didukung dari laba bersih perseroan. Astra International mencatat laba bersih Rp 18,17 triliun pada semester I 2022.Laba tersebut tumbuh 106 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 8,83 triliun.

Adapun laba tersebut termasuk keuntungan nilai wajar atas investasi pada GoTo. Perseroan menyatakan, jika tidak memperhitungkan keuntungan yang belum direalisasikan tersebut, laba bersih grup naik 64 persen menjadi Rp 14,5 triliun. Hal itu mencerminkan kinerja kuat dari hampir semua divisi bisnis terutama divisi alat berat dan pertambangan, otomotif dan jasa keuangan.

Nilai aset bersih per saham pada 30 Juni 2022 sebesar Rp 4.541, naik 7 persen dibandingkan pada 31 Desember 2021. Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan grup mencapai Rp 33,6 triliun pada 30 Juni 2022 dibandingkan Rp 30,7 triliun pada akhir 2021.

Selanjutnya

Gedung PT Astra International Tbk (Foto: Astra)
Gedung PT Astra International Tbk (Foto: Astra)

Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan grup mencapai Rp 33,6 triliun pada 30 Juni 2022, dibandingkan Rp 30,7 triliun pada akhir 2021. Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan grup mencapai Rp 35,9 triliun pada 30 Juni 2022 dibandingkan Rp 39,2 triliun pada akhir 2021.

Presiden Direktur PT Astra International Tbk, Djony Bunarto Tjondoro menuturkan, pada semester I 2022, grup Astra mencatatkan kinerja yang baik pada hampir semua divisi bisnis, didukung oleh membaiknya kondisi ekonomi dan meningkatnya harga komoditas secara signifikan.

“Kinerja grup untuk sisa tahun ini diperkirakan tetap kuat, meskipun grup diperkirakan masih akan menghadapi situasi yang belum stabil dan diliput ketidakpastian,” ujar dia dalam keterangan tertulis.

Kalau dilihat pertumbuhan secara persentase, kontribusi dari infrastruktur dan logistik catat pertumbuhan terbesar. Laba bersih dari segmen operasi infrastruktur dan logistik naik 288 persen menjadi Rp 353 miliar hingga semester I 2022 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 91 miliar.

Hal itu ditopang seiring Astra mempunyai kepemilikan saham di 396 KM ruas jalan tol yang telah beroperasi sepanjang jaringan tol Trans-Jawa dan tol lingkar luar Jakarta. Pendapatan dari bisnis jalan tol meningkat 34 persen, termasuk kontribusi dari ruas tol Pandaan-Malang yang baru diakuisisi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya