Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) atau disebut Bank Jatim akan membagikan dividen tunai untuk tahun buku 2023 senilai Rp 816,69 miliar.
Mengutip keterbukaan informasi ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (14/2/2024), Bank Jatim membagikan dividen tunai setara Rp 54,39 per saham. Pembagian dividen 2023 telah disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 7 Februari 2024.
Bank Jatim membagikan dividen tunai 2023 berdasarkan data keuangan per 31 Desember 2023 yakni laba bersih yang didapat diatribusikan kepada entitas induk senilai Rp 1,47 triliun, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya sebesar Rp 5,78 triliun dan total ekuitas sebesar Rp 12,15 triliun.
Advertisement
Berikut jadwal pembagian dividen 2023 Bank Jatim:
- Tanggal efektif pada 13 Februari 2024
- Tanggal cum dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 20 Februari 2024
- Tanggal ex dividen di pasar regular dan pasar negosiasi pada 21 Februari 2024
- Tanggal cum dividen di pasar tunai pada 22 Februari 2024
- Tanggal ex dividen di pasar tunai pada 23 Februari 2024
- Tanggal daftar pemegang saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai pada 22 Februari 2024
- Tanggal pembayaran dividen pada 7 Maret 2024
Pada penutupan perdagangan saham Selasa, 13 Februari 2024, saham BJTM merosot 0,74 persen ke posisi Rp 675 per saham. Saham BJTM dibuka stagnan di posisi Rp 680 per saham. Saham BJTM berada di level tertinggi Rp 680 dan level terendah Rp 670 per saham. Total frekuensi perdagangan 1.878 kali dengan volume perdagangan 69.611 saham. Nilai transaksi harian saham Rp 4,7 miliar.
Kinerja Kuartal III 2023
Sebelumnya diberitakan, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM) atau Bank Jatim mengincar pertumbuhan laba sebelum pajak hingga 6 persen atau sekitar Rp 1,6 triliun pada 2023.
Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman menuturkan, pihaknya optimistis mencapai laba 5-6 persen pada 2023. Sebab, pertumbuhan pendapatan bunga telah mengalami peningkatan 2,28 persen hingga akhir Juni 2023.
"Hingga akhir tahun ini kami targetkan laba sebelum pajak 5-6 persen," kata Busrul dalam konferensi pers, Selasa (25/7/2023).
Di samping itu, Bank Jatim juga membidik pertumbuhan kredit hingga 13 persen pada 2023. Optimisme tersebut didukung oleh kondisi makroekonomi dan peningkatan permintaan pembiayaan.
"Seperti diketahui sekarang secara makro ekonomi inflasi relatif rendah, ekonomi tumbuh di atas 5 persen dan nilai tukar rupiah relatif stabil. Kondisi makro itu mendorong demand pembiayaan tumbuh dengan baik, realitanya semester I 2023 kami tumbuh double digit. Dengan situasi seperti ini kami optimistis bahwa pada akhir tahun nanti outstanding kami dapat tumbuh sekitar 12-13 persen,” kata dia.
Bank Jatim mencatatkan laba bersih menjadi Rp 720 miliar pada semester I 2023. Angka tersebut turun 11,68 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya, Rp 815 miliar.
Advertisement
Kredit Perseroan
Lantas, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) pun turun 1,58 persen secara tahunan (year on year/yoy) menjadi R p2,34 triliun pada semester I 2023. Lalu, Bank Jatim juga mencatatkan penurunan aset sebesar 5,43 persen yoy menjadi Rp 103 triliun pada semester I 2023.
Dia bilang, laba bersih turun dikarenakan dalam beberapa waktu terakhir ini suku bunga Bank Indonesia (BI) cenderung tinggi. Dengan begitu, struktur pendanaannya menjadi tidak ideal.
Selain itu, Bank Jatim mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 13,02 persen secara tahunan (year on year/yoy). Secara keseluruhan total kredit mencapai Rp 49,21 triliun hingga semester I 2023.
Untuk pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada sektor komersial & SME sebesar 25,55 persen yoy menjadi Rp 20,04 triliun dan sektor konsumer 5,77 persen you menjadi Rp 29,16 triliun.
Buka Akses Pembiayaan
Menurut ia, akses pembiayaan terhadap pelaku usaha harus dibuka selebar-lebarnya agar dapat menciptakan lapangan usaha dan lapangan pekerjaan baru. Sehingga bisa tercipta kesejahteraan untuk masyarakat.
"Pertumbuhan penyaluran kredit merupakan cerminan dari perekonomian yang berjalan dan menandakan adanya kenaikan permintaan barang dan jasa dari masyarakat,” kata dia.
Pertumbuhan kredit yang telah dicapai tersebut membuat LDR perusahaan semakin membaik. Dari 45,88 persen pada semester I tahun 2022 meningkat jadi 59,54 persen pada semester I tahun 2023. Penyaluran kredit Bank Jatim juga diikuti oleh perbaikan kualitas pinjaman.
Hal itu terlihat dari rasio Loan At Risk (LAR) yang melandai di angka 5,77 persen pada semester I tahun 2023, berbanding 6,86 persen di tahun sebelumnya (YoY). Rasio Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Jatim juga ikut menurun di angka 2,80 persen pada semester I 2023, berbanding 4,12 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya (YoY).
“Penurunan rasio NPL dan LAR ini menunjukkan bahwa kualitas kredit Bank Jatim menjadi semakin sehat dan menjadi tanda adanya recovery dari beberapa sektor ekonomi,” ujar Busrul.
Advertisement