Liputan6.com, Jakarta - PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mencatat pertumbuhan pendapatan dan laba bersih sepanjang 2023.
Mengutip laporan keuangan yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), ditulis Sabtu (23/3/2024), PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk meraih pendapatan Rp 17,94 triliun pada 2023. Pendapatan perseroan tumbuh 9,93 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 16,32 triliun.
Beban pokok pendapatan bertambah 8,2 persen dari Rp 11,18 triliun pada 2022 menjadi Rp 12,10 triliun. Meski demikian, perseroan mencatat laba bruto naik 13,6 persen menjadi Rp 5,84 triliun pada 2023. Pada 2022, perseroan meraih laba bruto Rp 5,14 triliun.
Advertisement
Perseroan mencatat kenaikan beban usaha dari Rp 3,33 triliun pada 2022 menjadi Rp 3,62 triliun pada 2023. Perseroan meraih pendapatan keuangan naik menjadi Rp 181,56 miliar pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 104,41 miliar. Perseroan juga mencatat laba bersih entitas asosiasi naik menjadi Rp 31,35 miliar pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 22,84 miliar.
Perseroan meraih laba sebelum beban pajak penghasilan naik 4,67 persen menjadi Rp 2,39 triliun pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 2,28 triliun.
Adapun laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik 5,8 persen menjadi Rp 1,95 triliun pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 1,84 triliun. Dengan demikian, laba per saham dasar naik menjadi Rp 568,41 pada 2023 dari 2022 sebesar Rp 529,44.
Perseroan mencatat ekuitas Rp 20,96 triliun pada 2023. Ekuitas naik 7,16 persen dari periode sama tahun sebelumnya Rp 19,56 triliun. Liabilitas naik 41,3 persen menjadi Rp 8,68 triliun pada 2023 dari periode 2022 sebesar Rp 6,13 triliun. Perseroan menjelaskan kenaikan liabilitas setara Rp 2,54 triliun berasal dari transaksi kombinasi binis yang dilakukan perseroan pada 2023.
Pada Desember 2023, entitas anak yang baru diakuisisi tersebut memperoleh pinjaman jangka pendek tanpa jaminan sebesar Rp 2 triliun dari Bank Standard Chartered. Pinjaman ini akan jatuh tempo pada Desember 2024.
Aset Perseroan
Adapun aset perseroan naik 15,34 persen menjadi Rp 29,64 triliun pada 2023 dari posisi 2022 sebesar Rp 25,7 triliun. Perseroan kantongi kas dan setara kas Rp 3,18 triliun pada 2023 dari periode sama tahun sebelumnya Rp 4,52 triliun.
Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 22 Maret 2024, harga saham INTP naik 0,29 persen ke posisi Rp 8.600 per saham. Saham INTP dibuka naik 175 poin menjadi Rp 8.750 per saham. Saham INTP berada di level tertinggi Rp 8.825 dan terendah Rp 8.575. Total frekuensi perdagangan 2.247 kali dengan volume perdagangan 40.478 saham. Nilai transaksi Rp 35,1 miliar.
Advertisement
Kolaborasi Indocement dan Krakatau Posco Produksi Semen Ramah Lingkungan
Sebelumnya diberitakan, emiten produsen semen Tiga Roda, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) atau Indocement meneken nota kesepahaman bersama (MoU) dengan Krakatau Posco.
Nota kesepahaman ini mengenai kerja sama strategis pemanfaatan produk sampingan baja berupa granulated blast furnace slag (GBFS), slag baja, sludge, dan dust sebagai bahan baku alternatif semen ramah lingkungan pada 11 September 2023.
Kedua belah pihak menyetujui untuk melanjutkan pemanfaatan produk sampingan baja dalam cakupan yang lebih luas sebagai bahan baku alternatif semen ramah lingkungan untuk memenuhi kebutuhan pasar serta membantu upaya pengurangan emisi karbon dari sektor konstruksi.
Direktur Utama Indocement Tunggal Prakarsa Christian Kartawijaya mengatakan, Perseroan juga terus berupaya untuk memberikan solusi masa depan dengan memproduksi menyediakan bahan bangunan yang ramah lingkungan dan berkelanjutan melalui penggunaan sumber bahan bakar dan bahan baku alternatif, langkah dan upaya efisiensi energi, serta praktik berkelanjutan lainnya.
“Indocement berupaya mengurangi dampak lingkungan serta membuka jalan untuk masa depan yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan,” ujar dia dalam keterangan resminya, Rabu (13/9/2023).
Upaya Mitigasi
Sementara itu, Presiden Direktur Krakatau Posco Kim Kwang-Moo mengatakan, pihaknya akan terus berkolaborasi dengan perusahaan-perusahaan semen di Indonesia untuk memanfaatkan by-product baja yang ramah lingkungan sebagai material multifungsi dalam bentuk kontribusi terhadap perkembangan Indonesia dan pelestarian alam.
“Di seluruh dunia, by-product baja dimanfaatkan sebagai bahan konstruksi, seperti bahan baku semen dan agregat, namun Indonesia masih berada pada tahap awal penerapan hal ini sehingga pengetahuan mengenai sistem daur ulang dan kesadaran pasar pun masih perlu untuk lebih ditumbuhkan,” kata Kim Kwang-Moo.
Kerja sama ini merupakan upaya Indocement dalam melakukan mitigasi terhadap perubahan iklim, sebelumnya Indocement telah menggunakan beragam bahan bakar alternatif seperti sekam padi, oil sludge, sampah perkotaan, ban bekas, serbuk gergaji, bekas kemasan dan refused derived fuel (RDF) untuk menggantikan batu bara.
Sementara itu, Indocement telah berinvestasi lebih dari Rp1 triliun selama 5–6 tahun terakhir untuk membangun beragam fasilitas untuk mengkonsumsi bahan bakar dan bahan baku alternatif, investasi yang dilakukan seperti pembangunan fasilitas feeding, shredder, dan mixing untuk refused-derived fuel serta investasi yang terbaru berupa hot-disc facility.
Advertisement