Liputan6.com, Jakarta - PT Darya-Varia Laboratoria Tbk (DVLA) berencana membagikan dividen interim Rp 48,16 miliar atau Rp 43 per saham. Rencana tersebut sesuai dengan keputusan Direksi yang telah disetujui Dewan Komisaris pada tanggal 21 Oktober 2024.
Pembagian dividen interim mengacu pada data keuangan perseroan per 30 Juni 2024. Pada periode tersebut, perseroan membukukan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 119,36 miliar.
Bersamaan dengan itu, saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaannya tercatat sebesar Rp 1,12 triliun. Raihan positif dari sisi laba itu sejalan dengan pendapatan perseroan yang naik menjadi Rp 1,09 triliun pada Juni 2024, dibanding Rp 982,44 miliar pada Juni 2023.
Advertisement
Dari sisi aset perseroan sampai dengan 30 Juni 2024 naik menjadi Rp 2,23 triliun dari Rp 2,04 triliun pada Desember 2023. Liabilitas sampai dengan 30 Juni 2024 naik menjadi Rp 778,29 miliar dari Rp 637,74 miliar pada Desember 2023. Sementara ekuitas sampai dengan 30 Juni 2024 tercatat sebesar Rp 1,45 triliun, naik dari RP 1,4 triliun pada posisi akhir tahun lalu.
Melansir keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), berikut jadwal pembagian dividen interim Darya-Varia Laboratoria Tbk:
- Tanggal Cum Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 31 oktober 2024
- Tanggal Ex Dividen di Pasar Reguler dan Pasar Negosiasi: 1 November 2024
- Tanggal Cum Dividen di Pasar Tunai: 4 November 2024
- Tanggal Ex Dividen di Pasar Tunai: 5 November 2024
- Tanggal Daftar Pemegang Saham (DPS) yang berhak atas dividen tunai: 4 November 2024
- Tanggal Pembayaran Dividen: 22 November 2024.
IHSG Era Prabowo Diramal Tembus 8.650
Sebelumnya, memasuki pemerintahan baru era Prabowo, pergerakan investor asing menarik untuk diperhatikan. Head of Institutional Research Sinarmas Sekuritas, Isfhan Helmy mengatakan, investor asing diharapkan untuk menunggu dengan hati-hati selama 100 hari pemerintahan Prabowo sebelum mengalihkan portofolio mereka kembali ke saham Indonesia.
Dengan demikian, pergerakan ringan pada IHSG untuk kuartal IV 2024 harus diantisipasi, dengan target IHSG 12 bulan kami sekarang ditetapkan pada 7.900 berdasarkan P/E 13,2x (-0,5 di bawah P/E rata-rata 5 tahun). Sementara itu, target IHSG bullish kami adalah 8.650 (berdasarkan P/E 14,4x, atau tepat pada rata-rata 5 tahun).
 "Kita masih lihat bahwa at least tahun depan dengan headwinds yang ada seperti ini, seperti misalnya dari sisi fiskal itu ada pajak yang mungkin dinaikkan ada macam-macam kemungkinan ,base case kita ini kita pasang di 7.900 dengan P/E masih sekitar sedikit di bawah rata-rata 5 tahun. Jadi base case kita 7.900 dan bull case kita 8.650 untuk (IHSG) tahun depan," kata Isfhan dalam webinar Equity & Fixed Income Outlook - Navigating a Changing Landscape," Senin (21/10/2024).
Sementara itu, dia menyarankan investor untuk berhati-hati melewati musim pendapatan kuartal III 2024 mendatang sebelum membuat beberapa perubahan besar pada portofolio. "Kami akan menilai pilihan utama kami setelah musim pendapatan," imbuh Isfhan.
Â
Advertisement
Perdagangan Senin
Pada perdagangan hari ini, Senin 21 Oktober 2024, IHSG naik 0,16 persen ke posisi 7.772,596. IHSG dibuka pada posisi 7.760,191 dan bergerak pada rentang 7.739,887-7.795,087. Merujuk data RTI, frekuensi perdagangan saham di Bursa tercatat sebanyak 1.42 juta kali. Volume saham yang ditransaksikan yakni 25,87 miliar lembar senilai Rp 10,55 triliun. Sebanyak 303 saham menguat, 270 saham turun, dan sisanya 228 saham bergerak stagnan atau mengalami perubahan 0,00 persen.
Mengenai aliran dana asing, Isfhan mencatat asing banyak melakukan nett sell pada saham perbankan. Dalam catatannya, kuartal II 2024 merupakan periode terburuk bagi sektor perbankan dalam waktu yang lama, karena investor asing banyak menjual saham bank-bank besar menyusul langkah mengejutkan dari Bank Rakyat Indonesia (BBRI) untuk menaikkan biaya kredit setahun penuh menjadi 3% guna mengatasi meningkatnya NPL bruto.