Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik menguat pada Jumat, 8 November 2024 setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) memangkas suku bunga acuan 25 basis poin (bps) dan indeks acuan AS melanjutkan reli setelah pemilihan umum (pemilu) AS.
Mengutip CNBC, Jumat (8/11/2024), investor akan mencermati hari terakhir Kongres Rakyat Nasional China yang akan umumkan stimulus fiskal untuk mendukung ekonomi terbesar kedua di dunia.
Baca Juga
Selain itu, pengeluaran rumah tangga Jepang pada September menurun lebih lambat dari yang diharapkan, menurut data resmi pada Jumat pekan ini. Pengeluaran rumah tangga riil turun 1,1 persen, lebih rendah dari penurunan 2,1 persen yang diperkirakan dalam jajak pendapat ekonom oleh Reuters.
Advertisement
Indeks Nikkei 225 di Jepang naik 0,37 persen. Indeks Topix menguat 0,14 persen. Indeks Kospi Korea Selatan menguat hampir 0,64 persen dan indeks Kosdaq bertambah 1,36 persen.
Selain itu, indeks Hang Seng di Hong Kong melonjak 1,23 persen, indeks CSI 300 menguat 0,37 persen. Indeks ASX 200 di Australia bertambah 0,91 persen, menuju kenaikan dalam tiga hari berturut-turut.
Di bursa saham Amerika Serikat atau wall street, indeks S&P 500 dan Nasdaq menguat pada perdagangan Kamis pekan ini, dan memperpanjang reli. Hal ini setelah kemenangan Donald Trump dalam pemilihan presiden AS dan pemangkasan suku bunga acuan the Federal Reserve.
Indeks S&P 500 menguat 0,74 persen ke posisi 5.973,10. Indeks Nasdaq naik 1,51 persen ke posisi 19.269,46. Indeks Dow Jones melemah tipis. Tiga indeks saham acuan mencapai rekor tertinggi intraday selama sesi tersebut. Sebelumnya, indeks Dow Jones naik 1.500 poin.
Penutupan Bursa Saham Asia pada 7 November 2024
Sebelumnya, bursa saham Asia sebagian besar menguat pada perdagangan saham yang bergejolak pada Kamis, 7 November 2024. Hal ini setelah mantan Presiden AS memenangkan pemilihan presiden (Pilpres) AS dan mengalahkan Wakil Presiden AS Kamala Harris.
Mengutip CNBC, NBC News prediksi Donald Trump akan memenangkan sedikitnya 291 suara electoral college, termasuk negara bagian kunci Pennsylvania, North Carolina dan Georgia.
Indeks Nikkei 225 di Jepang turun 0,43 persen dan ditutup ke posisi 39.381,41. Indeks Topix menguat 1 persen ke posisi 2.743,08. Yen melemah ke level tertinggi intraday 154,7 terhadap dolar AS, level terlemah sejak 30 Juli 2024, tetapi pulih pada Kamis menjadi 153,81.
Dalam perdagangan yang bergejolak, indeks CSI 300 di China memimpin kenaikan di Asia. Indeks CSI 300 melonjak 3,02 persen ke posisi 4.145,7. Indeks Hang Seng di Hong Kong bertambah 2 persen. Hal ini setelah China melaporkan data ekspor Oktober yang melampaui harapan pasar.
Indeks Kospi di Korea Selatan naik tipis menjadi 2.564,63. Indeks Kosdaq merosot 1,32 persen menjadi 733,52. Indeks ASX 200 di Australia naik 0,33 persen ke posisi 8.226,3.
Advertisement
Penutupan Wall Street pada 6 November 2024
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melonjak pada perdagangan Rabu, 6 November 2024. Hal itu setelah Donald Trump memenangkan pemilihan presiden AS (Pilpres AS) 2024.
Mengutip CNBC, Kamis (7/11/2024) indeks Dow Jones mencatat kenaikan 1.508 poin atau 3,57 persen ke posisi 43.729,93. Indeks Dow Jones melesat terakhir kali lebih dari 1.000 poin dalam satu hari pada November 2022.
Indeks S&P 500 juga mencapai rekor tertinggi sepanjang masa, melesat 2,53 persen ke posisi 5.929,04. Indeks Nasdaq meroket 2,95 persen ke posisi 18.983,47.
NBC News memproyeksikan Donald Trump akan mengalahkan saingannya dari Partai Demokrat, Kamala Harris setelah memenangkan sedikitnya 291 electoral college, termasuk negara bagian kunci Pennsylvania, North Carolina dan Georgia.
Investasi yang dianggap sebagai penerima manfaat di bawah kepemimpinan Donald Trump melonjak saat mantan presiden itu tampaknya bersiap untuk menang.
Saham Tesla melonjak lebih dari 14 persen seiring CEO Tesla Elon Musk mendukung Donald Trump. Saham bank terdongkrak dengan JPMorgan Chase naik 11,5 persen dan saham Wells Fargo melambung 13 persen.
Indeks Russell 2000 yang merupakan indeks saham acuan kapitalisasi kecil melonjak 5,84 persen, mencapai titik tertinggi dalam 52 minggu.
Perusahaan-perusahaan kecil yang berorientasi pada domestik dan siklus dinilai menikmati keuntungan besar dari pemotongan pajak dan kebijakan proteksionis Donald Trump.
"Donald Trump dipandang mendukung tarif pajak perusahaan yang lebih rendah, deregulasi, dan kebijakan industri yang mendukung pertumbuhan domestik yang semuanya dapat memberikan lebih banyak stimulus bagi ekonomi AS dan menguntungkan aset berisiko,” ujar Head of America Equities Janus Henderson Investors, Marc Pinto dikutip dari CNBC.
Ia menambahkan, selama Pilpres AS 2016, indeks S&P naik hampir 5 persen sebelum pemilihan presiden hingga akhir tahun dan disebut reli Trump. “Kami perkirakan, tren serupa juga akan terjadi kali ini,” kata dia.
Saham Trump Media Menguat
Bitcoin, yang dapat diuntungkan dari pelonggaran regulasi, melonjak ke titik tertinggi sepanjang masa dan mencapai USD 76.000. Indeks dolar naik ke level tertinggi sejak Juli karena keyakinan tarif yang diusulkan Trump terhadap mitra dagang utama AS akan meningkatkan greenback.
Imbal hasil Treasury 10 tahun melonjak menjadi sekitar 4,43% karena spekulasi pemotongan pajak yang diusulkan Trump dan rencana pengeluaran lainnya akan memicu pertumbuhan ekonomi, tetapi juga memperlebar defisit fiskal dan memicu kembali inflasi.
Saham Trump Media & Technology Group, sebuah perusahaan media sosial yang terkait erat dengan Trump, ditutup naik 5,9% setelah sesi perdagangan yang bergejolak.
Advertisement