Liputan6.com, Jakarta - Saham perusahaan otomotif di Asia dan Eropa mengalami penurunan tajam setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan tarif impor baru sebesar 25% untuk mobil yang tidak diproduksi di Amerika Serikat.
Keputusan ini berdampak besar pada produsen mobil Jepang, Korea Selatan, dan China, yang banyak mengandalkan pasar AS.
Setelah pengumuman tarif tersebut, saham beberapa produsen mobil utama di Asia langsung merosot. Toyota dan Honda masing-masing turun 3,69% dan 2,91%, sementara Nissan yang memiliki pabrik di Meksiko anjlok 2,92%. Mazda Motor mengalami penurunan terbesar di antara produsen mobil Jepang dengan lebih dari 6%, disusul Mitsubishi Motors yang turun 4,9%.
Advertisement
Di Korea Selatan, Kia Motors, yang juga memiliki pabrik di Meksiko, mengalami penurunan sebesar 2,76%. Sementara itu, produsen mobil listrik China, Nio dan Xpeng, juga terkena dampaknya dengan penurunan masing-masing sebesar 3,94% dan 1,97%.
Sementara itu, pasar saham Eropa juga terkena dampaknya. Indeks Stoxx 600 turun sekitar 1% setelah pembukaan pasar, dengan indeks otomotif Eropa anjlok 3,3%. Saham beberapa produsen mobil besar seperti Stellantis turun 5,2%, Mercedes-Benz merosot 5%, dan BMW Jerman turun 4,4%.
Trump juga memperingatkan melalui Truth Social bahwa ia bisa menerapkan tarif yang lebih besar terhadap Uni Eropa dan Kanada jika mereka mencoba mengambil langkah yang merugikan ekonomi AS.
Dampak Besar bagi Industri Otomotif
Analis otomotif dari iSeeCars, Karl Brauer, menekankan keputusan ini akan berdampak luas pada industri otomotif global.
"Setiap produsen mobil yang menjual kendaraan di AS sangat bergantung pada rantai pasokan global, termasuk suku cadang dari Tiongkok," ujar Brauer, dikutip dari CNBC, Kamis (27/3/2025).
Ia menambahkan meskipun Honda atau Toyota merakit kendaraan mereka di AS, suku cadang yang berasal dari luar negeri akan meningkatkan biaya produksi.
"Ini berarti produsen mobil harus memilih antara mengurangi margin keuntungan atau menaikkan harga bagi konsumen," jelasnya dalam wawancara dengan CNBC.
Tarif Baru Berlaku Mulai 2 April 2025
Brauer juga menegaskan kebijakan ini tidak hanya mempengaruhi kendaraan impor, tetapi juga mobil yang dirakit di AS.
Di sisi lain, Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengkritik keputusan Trump melalui platform media sosial X, menyatakan Uni Eropa akan tetap berusaha mencari solusi diplomatik sambil tetap melindungi kepentingan ekonominya.
Tarif Baru Mulai Berlaku 2 April
Pengenaan tarif ini dijadwalkan mulai berlaku pada 2 April. Asisten Gedung Putih, Will Scharf, menjelaskan bahwa kebijakan ini akan berlaku untuk "mobil dan truk ringan buatan luar negeri" di luar tarif yang sudah ada. Namun, rincian lengkapnya masih belum sepenuhnya jelas, mengingat banyak mobil saat ini dibuat dengan suku cadang dari berbagai negara.
Menurut Scharf, tarif baru ini diperkirakan akan menghasilkan lebih dari USD 100 miliar pendapatan tambahan bagi pemerintah AS.
Advertisement
Donald Trump Beri Tarif 25% ke Negara yang Beli Minyak Venezuela
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan menarik tarif hingga 25% kepada negara-negara yang membeli minyak dan gas (migas) dari Venezuela. Rencana tarif baru ini sebagai upaya meningkatkan tekanan kepada Presiden Venezuela Nicolas Maduro dan Tiongkok.
Trump mengatakan dalam sebuah unggahan di platform media sosialnya Truth Social, negara-negara yang membeli minyak dan gas dari Venezuela akan menghadapi tarif tinggi atas setiap perdagangan yang mereka lakukan dengan AS. Kata Donald Trump, tarif tersebut mulai berlaku pada 2 April 2025.
Jika mereka membeli minyak dari Venezuela, mereka harus membayar tarif 25% untuk berbisnis dengan Amerika Serikat, itu di atas tarif yang ada,” kata Trump dalam sebuah konferensi pers di Gedung Putih, dikutip dari CNBC, Selasa (25/3/2025).
Data dari Kpler menunjukkan Venezuela mengekspor sekitar 660.000 barel per hari pada 2024. Tiongkok adalah tujuan terbesar untuk ekspor minyak mentah negara Amerika Selatan itu. Tiongkok membeli 270.000 barel per hari minyak venezuela pada tahun lalu.
"Pengumuman oleh pemerintahan Trump ini tampaknya merupakan satu tindakan lagi yang menargetkan Tiongkok," kata analis minyak Kpler Matt Smith kepada CNBC.
Harga Minyak
Usai pernyataan tersebut, harga minyak mentah Brent naik 61 sen atau 0,85% menjadi USD 72,77 per barel. Harga minyak mentah West Texas Intermediate AS naik 59 sen atau 0,86% menjadi USD 68,87.
"Kami memperkirakan harga minyak akan naik mengingat berita ini dan mungkin akan naik lebih jauh jika Trump menindaklanjuti pernyataan ini," kata analis Roth Capital Partners Leo Mariani kepada klien dalam sebuah catatan.
AS adalah tujuan kedua terbesar untuk minyak mentah Venezuela tahun lalu. Menurut Kpler, AS mengimpor sekitar 233.000 barel per hari. India membeli sekitar 61.000 barel minyak per hari dan Spanyol membeli hampir 60.000 barel minyak per hari pada 2024.
Trump telah berupaya meningkatkan tekanan pada rezim Nicolas Maduro sejak menjabat. Presiden AS menuduh Venezuela mengirim anggota geng Tren de Aragua ke AS saat mengumumkan tarif pada hari Senin. Pemerintahan Trump telah menetapkan geng tersebut sebagai organisasi teroris asing.
Advertisement
