PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk membukukan pendapatan operasi (Operating Revenue) sebesar US$ 3,72 miliar pada 2013. Jumlah ini meningkat 7% dibanding pencapaian tahun 2012Â sebesar US$ 3,47 miliar.
Direktur Utama PTÂ Garuda Indonesia Indonesia Tbk, Emirsyah Satar mengatakan, dari total pendapatan tersebut, pendapatan dari penumpang (Passenger Revenue) mengalami peningkatan sebesar 10%, dari US$ 2,69 miliar pada 2012 menjadi US$ 2,96 miliar pada 2013.
Meski demikian, laba bersih perseroan turun signifikan menjadi US$ 11,2 juta pada 2013 dari periode sama tahun 2012 sebesar US$ 110,8 juta.
"Untuk laba operasional atau operating income kami mengalami penurunan sebsar 66,4% menjadi US$ 56,4 juta, dibanding 2012 lalu yang sebesar US$ 168,1 juta," ujarnya saat konferensi pers paparan kinerja Garuda Indonesia di Cengkareng, Banten, Senin (10/2/2014).
Dia menjelaskan, kinerja keuangan perusahaan yang memiliki kode saham GIAA ini dipengaruhi oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan faktor tingginya harga bahan bakar pada 2013.
Selain faktor tersebut, Garuda Indonesia juga melakukan investasi dalam jumlah besar untuk menambah armada. Penambahan armada untuk menunjang peningkatan operasional dalam proses pengembangan Citilink sebagai Low Cost Carrier (LCC) pada tahun lalu.
"Meskipun mengalami penurunan laba, pada 2013 Garuda berhasil melunasi pinjaman sebesar total US$ 130 juta yang terdiri dari US$ 55 juta dari Citi Club Deal-1 dan US$ 75 juta dari Indonesia Exim Bank," tandasnya.
Selain itu, perseroan juga mengangkut sebanyak 25 juta penumpang pada 2013. Jumlah penumpang itu naik 22,3% dibandingkan tahun 2012 sebanyak 20,4 juta penumpang. Kapasitas produksi (availability seat kilometer/ASK) juga meningkat 19,8% menjadi 43,13 miliar pada 2013.
Frekuensi penerbangan perseroan naik 28,1% menjadi 196,403 frekuensi penerbangan dibandingkan periode 2012 sebanyak 153,266 frekuensi penerbangan. Tingkat isian penumpang (seat load factor/SLF) mencapai 74,1% pada 2013, menurun sedikit dibandingkan tahun lalu sebesar 75,9%. Tingkat ketepatan penerbangan pada 2013 mencapai 83,9% pada 2013 dibandingkan 2012 sebesar 84,9%.
Selama 2013, pangsa pasar perseroan di pasar internasional sebesar 23,5% dari tahun 2012 sebesar 24,1%. Pangsa pasar penumpang domestik relatif stabil dibandingkan tahun lalu sekitar 28%.
Pada perdagangan saham Senin (10/2/2014), saham GIAA melemah di level harga Rp 483. Nilai transaksi perdagangan saham sekitar Rp 3,1 miliar. Frekuensi perdagangan saham sekitar 355 kali. (Dny/Ahm)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com
Direktur Utama PTÂ Garuda Indonesia Indonesia Tbk, Emirsyah Satar mengatakan, dari total pendapatan tersebut, pendapatan dari penumpang (Passenger Revenue) mengalami peningkatan sebesar 10%, dari US$ 2,69 miliar pada 2012 menjadi US$ 2,96 miliar pada 2013.
Meski demikian, laba bersih perseroan turun signifikan menjadi US$ 11,2 juta pada 2013 dari periode sama tahun 2012 sebesar US$ 110,8 juta.
"Untuk laba operasional atau operating income kami mengalami penurunan sebsar 66,4% menjadi US$ 56,4 juta, dibanding 2012 lalu yang sebesar US$ 168,1 juta," ujarnya saat konferensi pers paparan kinerja Garuda Indonesia di Cengkareng, Banten, Senin (10/2/2014).
Dia menjelaskan, kinerja keuangan perusahaan yang memiliki kode saham GIAA ini dipengaruhi oleh melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dan faktor tingginya harga bahan bakar pada 2013.
Selain faktor tersebut, Garuda Indonesia juga melakukan investasi dalam jumlah besar untuk menambah armada. Penambahan armada untuk menunjang peningkatan operasional dalam proses pengembangan Citilink sebagai Low Cost Carrier (LCC) pada tahun lalu.
"Meskipun mengalami penurunan laba, pada 2013 Garuda berhasil melunasi pinjaman sebesar total US$ 130 juta yang terdiri dari US$ 55 juta dari Citi Club Deal-1 dan US$ 75 juta dari Indonesia Exim Bank," tandasnya.
Selain itu, perseroan juga mengangkut sebanyak 25 juta penumpang pada 2013. Jumlah penumpang itu naik 22,3% dibandingkan tahun 2012 sebanyak 20,4 juta penumpang. Kapasitas produksi (availability seat kilometer/ASK) juga meningkat 19,8% menjadi 43,13 miliar pada 2013.
Frekuensi penerbangan perseroan naik 28,1% menjadi 196,403 frekuensi penerbangan dibandingkan periode 2012 sebanyak 153,266 frekuensi penerbangan. Tingkat isian penumpang (seat load factor/SLF) mencapai 74,1% pada 2013, menurun sedikit dibandingkan tahun lalu sebesar 75,9%. Tingkat ketepatan penerbangan pada 2013 mencapai 83,9% pada 2013 dibandingkan 2012 sebesar 84,9%.
Selama 2013, pangsa pasar perseroan di pasar internasional sebesar 23,5% dari tahun 2012 sebesar 24,1%. Pangsa pasar penumpang domestik relatif stabil dibandingkan tahun lalu sekitar 28%.
Pada perdagangan saham Senin (10/2/2014), saham GIAA melemah di level harga Rp 483. Nilai transaksi perdagangan saham sekitar Rp 3,1 miliar. Frekuensi perdagangan saham sekitar 355 kali. (Dny/Ahm)
*Bagi Anda yang ingin mengetahui hasil ujian CPNS Honorer K2 2013 silakan klik di cpns.liputan6.com