Liputan6.com, Jakarta Selasa (8/7/2014) malam, digelar pemutaran perdana film Dawn of the Planet of the Apes bagi undangan dan media di bioskop Jakarta Theater, Jl. MH thamrin, Jakarta Pusat.
Sejumlah orang beruntung berkesempatan nonton filmnya duluan sebelum resmi tayang reguler Jumat (11/7/2014) besok di seluruh bioskop Tanah Air. Teater padat dipenuhi undangan yang hadir.
`Dawn of the Planet of the Apes` adalah bagian dari franchise Planet of the Apes yang rilis pertama tahun 1968. Film pertama, Planet of the Apes dikenang hingga kini sebagai film fiksi ilmiah terbaik yang pernah dibuat. Sukses film pertama melahirkan empat film panjang dan dua serial TV pada 1970-an. Tren remake kemudian memicu sineas Hollywood membuat ulang kisah Apes bagi penonton generasi baru. Hasilnya, sineas Tim Burton membuat Planet of the Apes (2001).
Advertisement
Filmnya mendapat reaksi seimbang. Ada yang suka, dan ada yang tidak. Namun, Burton kemudian mengambil keputusan tak melanjutkan jagad film Apes versinya. Banyak yang mengira franchise itu sudah tamat.
Syahdan, tren reboot di penghujung 2000-an juga menggoda Hollywood untuk sekali lagi menghidupkan franchise Apes. Hasilnya, studio Fox merilis Rise of the Planet of the Apes yang dibesut Rupert Wyatt pada 2011. Bintangnya James Franco. Namun, sejatinya, bintang sesungguhnya film ini adalah teknologi motion capture yang dilakoni Andy Serkis sebagai Caesar.
Teknologi yang dikembangkan perusahaan pembuat efek khusus Weta Digital lewat trilogi The Lord of the Rings ini ditarik hingga titik terjauh. Kita melihat kera Caesar dan kera-kera lain di film Rise of the Planet of the Apes begitu realistis. Sangat hidup, padahal itu semua hasil rekayasa digital.
Berbeda dari film rilisan tahun 2001, Rise of the Planet of the Apes menceritakan kisah franchise ini hingga ke akarnya: bagaimana Caesar bisa menjadi monyet cerdas, serta bagaimana awalnya pemberontakan kaum kera dimulai.
Sukses film Rise of the Planet of the Apes kini melahirkan sekuelnya, Dawn of the Planet of the Apes. Kisahnya mengambil masa sepuluh tahun setelah film pertama berakhir. Kaum kera cerdas hidup tenang di hutan d San Francisco. Sementara itu manusia tinggal sedikit jumlahnya akibat binasa disapu virus simian. Sejumlah kecil manusia yang selamat dari wabah virus kemudian harus berhadapan dengan komunitas kera cerdas pimpinan Caesar. Perang pun tak terhindarkan.
Menarik sekali menonton film Dawn of the Planet of the Apes. Filmnya tak hanya fokus pada konflik manusia tapi juga di kalangan komunitas kera. Sekali lagi, Weta Digital memperlihatkan teknologi efek khusus motion capture yang bikin kita berdecak kagum. Di film yang kali ini dibesut Matt Reeves, kera-kera hasil olahan digital itu tak hanya seolah bernyawa tapi juga bisa berakting demikian bagus.
Maka, ketika film usai, Liputan6.com yang diminta komentar dalam secarik kertas usai menonton pun tak sungkan memuji filmnya dengan kalimat begini, "Kera-kera di film ini layak mendapat nominasi Oscar."
`Dawn of the Planet of the Apes` edar di bioskop tanah air mulai Jumat, 11 Juli 2014. (Ade/Mer)