Gunung Lewotobi Laki-Laki Meletus Dahsyat Disertai Suara Dentuman Keras, Kolom Abu Capai 3 Km

Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, kembali meletus hebat pada Minggu (20/4/2025) tengah malam pukul 23.59 Wita.

oleh Ola Keda Diperbarui 21 Apr 2025, 06:16 WIB
Diterbitkan 21 Apr 2025, 06:10 WIB
Gunung Lewotobi Laki-laki
Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, kembali meletus hebat pada Minggu (20/4/2025) tengah malam pukul 23.59 Wita. (Liputan6.com/ Dok PVMBG)... Selengkapnya

Liputan6.com, Flores Timur - Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Nusa Tenggara Timur, kembali meletus hebat pada Minggu (20/4/2025) tengah malam pukul 23.59 Wita. Letusan tersebut menyemburkan abu vulkanik setinggi 3 kilometer dari puncak.

"Telah terjadi erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 20 April 2025 pukul 23.59 Wita dengan tinggi kolom abu teramati 3.000 m di atas puncak (4.584 m di atas permukaan laut)," kata Ketua Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA), Herman Yosef Mboro melalui keterangan tertulis.

Ia menjelaskan, saat letusan terjadi kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan condong ke arah utara serta barat laut.

"Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47,3 mm dan durasi sementara ini sekitar 1 menit 40 detik," ujarnya.

Herman juga menyebut letusan itu disertai suara dentuman keras.

"Letusan disertai suara dentuman kuat," katanya dari PPGA Lewotobi Laki-Laki di Desa Pulolera, Kecamatan Wulanggitang.

Sejauh ini, belum ada laporan mengenai dampak kerusakan atau korban. Namun, suara dentuman terdengar hingga Kota Larantuka yang berjarak puluhan kilometer dari pusat erupsi.

Dentuman tersebut bahkan menyebabkan getaran pada atap dan plafon rumah warga.

"Iya benar, dentumannya besar sekali, sampai plafon bergetar," kata Paul, warga Kota Larantuka.

 

Status Siaga

Saat ini, gunung Lewotobi Laki-Laki, yang memiliki ketinggian 1.584 meter di atas permukaan laut, saat ini berstatus Siaga atau Level III. PPGA mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan aktivitas apa pun dalam radius enam kilometer dari pusat erupsi.

Selain itu, warga di delapan desa, yakni Desa Dulipali, Padang Pasir, Nobo, Nurabelen, Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, dan Nawakote diingatkan agar mewaspadai potensi banjir lahar, terutama jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi.

Masyarakat juga diminta untuk tetap menggunakan masker atau penutup hidung dan mulut guna menghindari paparan abu vulkanik yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Produksi Liputan6.com

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya