Akhir Game of Thrones Bisa Lebih Bahagia dari Lord of the Rings

George R.R. Martin mengkonfirmasi nuansa yang akan disajikan dalam ending kisah Game of Thrones dengan mengutip The Lord of the Rings.

oleh Ruly Riantrisnanto diperbarui 13 Agu 2015, 19:45 WIB
Diterbitkan 13 Agu 2015, 19:45 WIB
Sutradara Hellboy Bicara Lord of the Rings dan Game of Thrones
Sutradara Guillermo del Toro yang pernah menggarap Pacific Rim, punya pendapat seputar perbedaan The Lord of the Rings dan Game of Thrones.

Liputan6.com, Los Angeles Akhir kisah Game of Thrones dalam novel maupun serial televisinya, sering disebut tak memiliki happy ending. Hal itu dikarenakan banyaknya karakter protagonis favorit fans yang tewas di tengah cerita.

Para pemain Game of Thrones itu adalah Emilia Clarke, Kit Harington, Lena Headey, Nikolaj Coster-Waldau, serta Peter Dinklage.

Akan tetapi, Comicbook.com, Rabu (12/8/2015), belakangan ini melaporkan bahwa penulis novelnya, George R.R. Martin telah mengkonfirmasi perihal nuansa yang akan disajikan dalam ending kisahnya.

Ternyata, George tak berniat mengakhiri kisah Game of Thrones dengan membuat momen kiamat sesuai salah satu jargonnya, 'All Men Must Die'. Ia malah berencana membuat ending-nya lebih bahagia ketimbang kisah The Lord of the Rings.

Sutradara Guillermo del Toro yang pernah menggarap Pacific Rim, punya pendapat seputar perbedaan The Lord of the Rings dan Game of Thrones.

"Tidak. Tentunya itu bukan maksud saya. Saya sudah mengatakan sebelumnya kalau nuansa akhir yang akan saya hadirkan mengandung suka dan duka," ucap Martin kepada The New York Observer menanggapi perkiraan buruk fans.

Martin sendiri secara spesifik mengakui novel fantasi klasik The Lord of the Rings karya J.R.R. Tolkien sebagai inspirasi utamanya. "Maksud saya, bukan rahasia kalau Tolkien telah menjadi pengaruh besar bagi saya, dan saya menyukai caranya mengakhiri Lord of the Rings," jelas Martin.

"Kisahnya berakhir dengan kemenangan, tapi itu kemenangan suka dan duka. Frodo tidak pernah utuh lagi, dan ia pergi ke Undying Lands (Negeri Tanpa Kematian), dan orang-orang lain menjalani kehidupan mereka. Dan penjelajah dari Shire-karya yang brilian, yang tidak saya mengerti ketika saya berumur 13 tahun: 'Mengapa ini ada di sini? Ceritanya berakhir?'" ungkapnya.

George R.R. Martin, penulis novel Game of Thrones. (blastr.com)

Dilanjutkannya, "Tapi setiap kali saya membacanya, saya mengerti akan kecemerlangan setiap bagian secara lebih dan lebih. Yang bisa saya katakan adalah bahwa nuansa sejenis itulah yang akan saya tuju. Apakah saya meraihnya atau tidak, itu akan bergantung kepada orang-orang seperti kalian dan pembaca untuk menilainya."

Penjelasan dari George R.R. Martin itu menimbulkan kesan bahwa mungkin saja ada harapan positif bagi dunia Westeros. Namun pembaca novel atau penonton serial masih harus waspada dengan kemungkinan tewasnya karakter protagonis lain.

George R.R. Martin saat ini masih mengerjakan akhir seri novel A Song of Ice and Fire bertajuk The Winds of Winter. Sementara itu, musim keenam serial televisi Game of Thrones bakal mengudara di HBO pada 2016. (Rul/Ade)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya