Liputan6.com, Jakarta Nama Jado mungkin belum begitu dikenal di industri musik Tanah Air. Namun, kalau melihat sisi musikalitasnya, agaknya tak berlebihan menyebut mereka sebagai salah satu pendatang baru yang wajib didengar di tahun ini.
Awalnya, band yang terlahir di Bukittinggi, Sumatera Barat ini hanyalah proyek hobi semata. Nama yang mereka pilih juga unik, yakni singkatan dari makanan khas Jariang (jengkol) Manado.
"Jengkol itu kan baunya sedap dan kuat sekali. Nah kami ingin musik kami juga punya citarasa khas yang sama kuatnya," celetuk sang gitaris, Veri Verial diiringi tawa teman-temannya.
Advertisement
Setelah sekian lama bermusik di jalur indie, band yang rata-rata personelnya masih berusia 20 tahun itu kemudian memutuskan untuk mengikuti salah satu ajang musik bertajuk Meet The Labels di tahun 2014.
Keputusan besar itu ternyata tak sia-sia. Jado berhasil keluar sebagai juara. "Ini adalah sebuah kesempatan besar. Kami semakin yakin untuk terjun dan mewujudkan impian kami selama ini," ucap sang vokalis, Eldi Alamsyah.
Untuk urusan musik, Jado berkiblat pada band-band beraliran post-rock macam Sigur Ros, Temper Trap, hingga Angels and Airwaves.
Mengenai sound gitar yang cukup unik, Veri pun mengaku terinspirasi dari Lukman selaku gitaris NOAH. Dirinya merasa kagum dengan insting Lukman yang begitu tajam dalam hal melodi.
"Saya mengidolakan Lukman. Dia bisa memainkan nada-nada yang simple, tetapi sangat berkarakter," pujinya tulus.