Liputan6.com, Jakarta - Sebagai komedian yang lahir dari pertunjukan seni kontemporer, Gogon 'Srimulat' menyadari betul pentingnya berekspresi di berbagai tempat. Meski namanya sudah dikenal masyarakat, Gogon tak mau pilih-pilih tempat berkarya.
Seperti yang diperlihatkannya kala menghibur penonton yang menyaksikan acara wayang kulit untuk memperingati '65 tahun Hari Bhakti Transmigrasi 2015' di Kementerian Desa, Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi di Jalan TMP Kalibata, Jakarta Selatan, akhir pekan lalu.
Advertisement
Pelawak yang punya ciri khas rambut jambul ini begitu antusias mengocok perut penonton dengan gaya candaannya yang ceplas ceplos. Bagi Gogon, membuat orang lain tertawa merupakan profesi yang tak bisa ditinggalkannya.
"Gogon ngelawak di mana saja ayo. Kalau di acara wayang kulit memang wajib, karena Gogon sangat menghargai kesenian tradisional," ucap Gogon 'Srimulat'.
Di matanya, tak ada perbedaan mencolok saat harus melawak di program televisi dan panggung rakyat seperti pementasan wayang kulit.
"Dua-duanya sarana buat Gogon sebagai pelawak untuk berekspresi. Jangan mentang-mentang sudah terkenal, terus milih-milih manggung di acara tv saja," imbuh dia.
Sebagai komedian profesional, Gogon 'Srimulat' mengajak rekan-rekannya sesama komedian untuk juga memperhatikan kesenian tradisional yang mulai terpinggir akibat variatifnya acara di televisi.
"Gogon agak cemas dengan anak-anak muda yang lebih suka nonton acara tv atau pesta-pesta. Sementara kesenian tradisional seperti ludruk, ketoprak dan wayang kulit mulai ditinggalkan," sesal dia.