Musisi Senior Terlibat Almanak Musik Indonesia Satu Dekade

Buku berjudul Almanak Musik Indonesia 2005 - 2015 itu ditulis oleh Kelik M Nugroho.

oleh Aditia Saputra diperbarui 16 Des 2015, 10:45 WIB
Diterbitkan 16 Des 2015, 10:45 WIB
Musisi Senior Terlibat Almanak Musik Indonesia Satu Dekade
Buku berjudul Almanak Musik Indonesia 2005 - 2015 itu ditulis oleh Kelik M Nugroho.

Liputan6.com, Jakarta Bagi Anda yang menggemari musik Indonesia, kini sebuah buku musik telah diterbitkan. Buku berjudul Almanak Musik Indonesia 2005 - 2015 itu ditulis oleh Kelik M Nugroho. Dalam bedah buku tersebut di sekolah Insan Cendekia Madani, Serpong, Tangerang, baru-baru ini, yang melibatkan musisi Jocky Suryoprayogo, Harry Sabar & Keenan Nasution, sang penulis Kelik mengatakan tidak mudah, kerja keras dan ketelitian.

"Dan, tentu saja dana yang tak sedikit. Karena membutuhkan dana besar itulah, dalam pengalaman kami, tak mudah menemukan pihak-pihak untuk bisa diajak kerjasama mewujudkan buku ini," kata Kelik yang jurnalis hiburan.

Pada Juli 2015, melalui Jati Eko Waluyo (aktivis pemberdayaan masyarakat), Kelik diperkenalkan dengan Tamsil Linrung, anggota DPR-RI dan pendiri Sekolah Insan Cendekia Madani, Serpong, Tangerang Selatan.

Bedah buku tersebut di sekolah Insan Cendekia Madani, Serpong, Tangerang, baru-baru ini, yang melibatkan musisi Jocky Suryoprayogo, Harry Sabar & Keenan Nasution, sang penulis Kelik mengatakan tidak mudah, kerja keras dan ketelitian.

"Begitu kami tawari gagasan penerbitan Almanak Musik Indonesia ini, Bang Tamsil Linrung langsung menerima dan bersedia mensponsorinya. Bahkan, tawaran kami untuk membuat Perpustakaan Piringan Hitam juga langsung direalisasi dan dirintis," ungkap Kelik.

Dikatakan Kelik, upaya pendokumentasian data peristiwa musik Indonesia harus diakui memprihatinkan. Hingga hari ini bisa dikatakan belum ada upaya pendokumentasian data peristiwa musik Indonesia secara lengkap dan menyeluruh, yang dilakukan oleh kalangan swasta maupun pemerintah. Buku-buku yang ada umumnya masih membatasi pada genre musik tertentu.

"Karena itu, kami berusaha memulai upaya pendokumentasian data peristiwa musik Indonesia. Itupun dalam menulis buku ini, kami membatasi pada kriteria-kriteria tertentu dan memprioritaskan data-data musik Indonesia sebagai berikut; Penerbitan album.

"Penerbitan lagu tunggal (single). Penghargaan musik. Pembukaan dan penutupan industri musik. Tur musik ke mancanegara. Diskusi musik. Wafatnya orang musik. Konser musik genre kontemporer/klasik/jazz/world music," paparnya. Buku yang dilengkapi dengan foto-foto keren itu, dijual seharga Rp 250 ribu."(Adt/Des)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya