Anggy Umbara: Ini Tahun Kebangkitan Film Indonesia

Menurut Sutradara Anggy Umbara, agar kulalitas film Indonesia tetap bertahan, dibutuhkan kerja sama antara sesama sineas.

oleh Zulfa Ayu Sundari diperbarui 02 Jun 2016, 03:00 WIB
Diterbitkan 02 Jun 2016, 03:00 WIB
Anggy Umbara

Liputan6.com, Jakarta Tahun ini dunia perfilman Tanah Air memang telah bangkit. Hal tersebut terbukti dari banyak sekali film Inonesia yang mampu bersaing dengan film-film Hollywood.

Sebut saja film London Love Story yang berhasil menyaingi Dead Pool. Di bulan Maret, Comic Eight Cassino Kings Part 2 sanggup lumpuhkan Batman v Superman dengan pencapaian 1,8 juta penonton.

My Stupid Boss jadi salah satu film terlaris di 2016.

Tak berhenti sampai situ, Ada Apa Dengan Cinta? 2 berhasil mengalahkan ketangguhan Civil War dengan jumlah penonton hingga 3 juta lebih. Dan yang terbaru, My Stupid Boss sudah tembus 1,8 juta lebih penonton, padahal sedang head to head dengan dua film Hollywood sekaligus, X Man dan Warcraft.

Menurut sutradara kawakan, Anggy Umbara, hal ini merupakan salah satu pertanda kejayaan perfilman Indonesia. Menurut Anggy Umbara hal tersebut karena masyarakat sudah dianggap mampu mengapresiasi film produksi dalam negeri.

"Tahun ini Indonesia berjaya sih. Ini salah satu kebangkitannya film Indonesia, karena ternyata penonton sudah balik lagi untuk menonton film sendiri, sudah mulai percaya lagi. Jadi, kedepannya mudah-mudahan jangan sampai dikecewakan lagi," kata Anggy Umbara, saat ditemui di kawasan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Rabu (1/6/2016).

Ada Apa dengan Cinta? 2, salah satu film terlaris di 2016.

Baginya, salah satu cara untuk mempertahankan prestasi luar biasa ini adalah dengan menciptakan hubungan yang solid antara para sineas perfilman. Hal itu dianggap Anggy penting untuk menjaga kualitas dan terus menciptakan karya yang baik untuk dinikmati.

"Secara kualitas harus dijaga, cara mempertahankannya juga bareng-bareng. Kita saling support satu sama lain untuk menciptakan film yang baik, dan enggak saling bunuh-bunuhan. Jadi para pembuat film, para produser harus saling support supaya penonton tetap ada," kata Anggy menjelaskan. (Ufa/fei)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya