Liputan6.com, Jakarta - Denis Villeneuve barangkali bukanlah nama sutradara Hollywood yang terlalu dikenal di Tanah Air ketimbang Stephen Spielberg, James Cameron, atau Zack Snyder. Namun, ia telah menghasilkan film-film yang patut diperhitungkan seperti Prisoners dan Sicario. Belakangan, Denis muncul dengan karya terbarunya, Arrival.
Menengok sejenak film Arrival, cerita yang dihadirkan di dalamnya berasal dari cerita pendek fiksi ilmiah berjudul Story of Your Life karya Ted Chiangkarya. Kisahnya berpusat pada Dr. Louise Banks yang diminta menjadi pakar komunikasi alien oleh pemerintah Amerika Serikat setelah makhluk luar angkasa tersebut mendarat di Negeri Adidaya itu.
Advertisement
Baca Juga
Dalam versi film, Louise Banks diperankan oleh Amy Adams yang sebelumnya kita kenal sebagai Lois Lane dalam Batman v Superman: Dawn of Justice dan Man of Steel. Louise sendiri digambarkan sebagai seorang dosen yang mengajar mata kuliah linguistik dan mampu menguasai banyak bahasa.
Ketika salah satu dari 12 pesawat alien tiba di AS, ia harus mencari cara agar bisa berkomunikasi dan mencari tahu apa tujuan para alien tersebut mendarat di Bumi. Di sepanjang film, Louise terngiang-ngiang akan kenangan bersama putrinya yang meninggal akibat kanker.
Film ini juga turut diperankan oleh Jeremy Renner sebagai ahli fisika Ian Donnelly, Forest Whitaker sebagai kolonel di militer AS, dan beberapa aktor lain. Penampilan masing-masing bintangnya menjadi senjata utama film ini. Maklum saja, Arrival tak menyuguhkan adegan aksi maupun drama yang terlampau emosional.
Sejak awal hingga akhir, Arrival sangat menekankan unsur misteri serta ketegangan hingga sanggup membuat para penonton menerka-nerka sendiri apa yang akan terjadi selanjutnya. Film ini telah hadir di bioskop-bioskop Indonesia dan bagi yang menyukai sains fiksi berbalut misteri, bolehlah untuk menyaksikannya.
Bagaimana Arrival Bisa Mendapatkan Pujian?
Meskipun mengusung tema alien, namun Arrival bukanlah film yang menyuguhkan interaksi dengan banyak orang atau kehancuran yang masif di tengah keramaian kota. Film ini lebih menonjolkan kemurahan hati manusia terhadap kehadiran para alien yang mendarat di bumi.
Ketegangan menjelang pertemuan dengan alien yang melibatkan Louise dan Ian di awal film, mengingatkan pecinta film sains fiksi terhadap film 2001: A Space Odyssey, lengkap dengan musiknya yang hampir mirip. Namun, di sini adegan tersebut terasa sangat dramatis dan lebih jelas maksud serta tujuannya. Selain itu, sinematografi terhadap panorama yang ditampilkan terhitung luar biasa.
Banyak juga adegan-adegan berbau fiksi ilmiah yang belum pernah kita temui di film-film sejenis lainnya. Barangkali, desain pesawat alien serta momen ketika Louise dan rekan-rekannya berjalan di dalamnya menjadi salah satu hal yang benar-benar segar bagi pecinta genre fiksi ilmiah.
Film ini juga berfokus pada orang-orang yang berada di kelas militer maupun politik tingkat atas. Sehingga, kita bisa membayangkan bagaimana jadinya andaikan alien yang bersedia diajak berkomunikasi oleh manusia, tiba-tiba mendarat di bumi.
Banyak juga bahan renungan yang disampaikan dalam film ini. Termasuk salah satunya adalah bagaimana caranya menyikapi hal-hal di luar keinginan kita yang menimpa orang-orang tercinta di keluarga kita.
Lebih dari itu, Arrival juga berhasil mengacak-acak pikiran para penontonnya. Selama kita menerka-nerka apa yang akan terjadi dengan umat manusia dan alien dalam film ini, berbagai pikiran di dalam kepala Louise Banks menjadi bumbu drama tersendiri hingga berbuah kejutan bagi para penonton.
Advertisement
Kenapa Arrival Bisa Jadi Film yang Membosankan?
Banyak pujian yang dituangkan kepada Arrival bukan berarti film ini sama sekali tidak menyisakan keluhan. Beberapa penonton mungkin akan menilai film ini sangat absurd dan membosankan. Bahkan, mungkin ada yang menilai bahwa beberapa hal penting dalam film ini terkesan dibuat-buat.
Bagi mereka yang pesimistis, bisa juga menganggap beberapa adegan mengharukan di dalamnya terkandung pesan bahwa kehidupan itu sangat kejam dan tak layak dijalani oleh seluruh manusia.
Bahkan, bagi yang sekedar berharap menemukan wujud alien dengan desain mengerikan, pastinya akan kecewa. Dikarenakan, ketegangan selama bersama alien dalam film ini hanya digambarkan oleh iringan musik serta sudut pandang kamera.
Untuk urusan pengambilan gambar, Arrival memang cenderung membosankan bagi yang tak betah menyaksikan film sejenis ini. Penonton terlalu banyak difokuskan pada tampilan wajah aktor serta dialog-dialog yang terlampau ilmiah.
Selain itu, bagi yang sudah menyaksikan The Day the Earth Stood Still mungkin akan merasa Arrival sangat mirip dengan film tersebut. Hanya saja, The Day the Earth Stood Still memang terlampau spektakuler, sehingga Arrival berpotensi menjadi tontonan sepintas belaka.
Satu lagi yang membuat Arrival terasa kurang apik dan cenderung membosankan adalah alurnya yang terhitung lamban. Bahkan, ada yang menilai film ini adalah versi edukatif film Signs arahan sutradara M. Night Shyamalan yang mengenyampingkan unsur hiburan.