Liputan6.com, Jakarta - Dunia perfilman Tanah Air saat ini semakin berkembang. Berbagai judul film kian ramai menghiasi layar lebar Indonesia.
Bersamaan dengan itu, Lembaga Sensor Film (LSF) tentu memiliki tugas lebih banyak. LSF harus melakukan sensor lebih ketat agar kualitas film nasional bisa lebih baik.
Untuk itu, LSF mengkampanyekan sebuah program bernama Budaya Sensor Mandiri.
Advertisement
Budaya Sensor Mandiri adalah budaya sensor yang seharusnya dilakukan oleh para produsen film sebelum mereka mendaftarkan film mereka kepada LSF untuk ditayangkan ke masyarakat luas.
Baca Juga
Â
Pikirkan Konten
Bisa dibilang, para produsen film harus menyensor sendiri filmnya terlebih dahulu. Para produsen film juga disarankan agar memikirkan konten dan target penonton untuk filmnya agar nantinya tidak terkena sensor.
“Harapannya agar baik produsen, pemilik film, sutradara, bioskop, maupun masyarakat bisa memilah dan memilih tontonan atau film yang akan dibuat dipertunjukkan dan diedarkan," kata Rommy Fibri dalam konferensi pers Anugerah LSF di Gedung LSF, Jakarta Selatan, Senin (2/7/2018).
Â
Advertisement
Hati-Hati
Dengan begitu, para produsen film tentu akan lebih berhati-hati dalam mengemas jalan cerita dan setiap adegan-adegan dalam filmnya.
“Kami ini LSF sedang mengkampanyekan Sensor Mandiri, sehingga logikanya pembuat film itu sudah tahu, ‘Oh, kalau untuk 13+ adegan begini nggak masuk'," ucap Rommy.