Liputan6.com, Jakarta Surat Dari Kematian menambah panjang film layar lebar yang diusung dari cerita viral di Wattpad. Sebelumnya, ada El, Dear Nathan, Sin, The Perfect Husband, dan masih banyak lagi.
Surat Dari Kematian terasa berbeda berkat genre yang diusungnya. Saat mayoritas cerita Wattpad menebar hawa romantis, Surat Dari Kematian melempar teror. Difilmkan Max Pictures yang telah sukses dengan Keluarga Tak Kasat Mata, Surat Dari Kematian diharapkan mengekor sukses.
Advertisement
Baca Juga
Tampak luar, Surat Dari Kematian menjanjikan. Selain poster yang nyeni dan menyiratkan aura wingit, Surat Dari Kematian diperkuat barisan bintang segar. Dari Endy Arfian, Carissa Perusset, hingga Jerome Kurnia.
Mahasiswa Gantung Diri
Surat Dari Kematian mengisahkan Kinan (Carissa), jurnalis muda dari Jogjanews. Ia ditugasi Anes (Annisa) menginvestigasi Darius (Jerome) yang ditemukan tewas gantung diri di Gama Plaza Yogyakarta. Beberapa hari usai kematian Darius, beberapa mahasiswa menerima teror berupa surat permintaan.
Mereka yakni Pasha (Omara), Joe (Justin), Reno (Eric). Pasha diminta menyanyi sambil telanjang di halaman kampus. Joe didapuk memukuli dosen di tangga kampus. Reno diperintahkan merampok minimarket tanpa mengenakan topeng. Jika tak menuruti perintah, maka mereka akan mati dalam waktu kurang dari sebulan.
Pasha kabur ke Magelang. Sejauh ini, ia selamat. Reno yang tak menuruti perintah menghilang. Seminggu kemudian, jasadnya ditemukan mengambang di sungai. Tak tahan diteror, Joe kabur ke Jakarta. Kinan yang kesulitan menguak selubung misteri disarankan sahabatnya, Zein (Endy), minta bantuan ke orang pintar.
Zein mengenalkan Kinan pada Pak Wibowo (Landung). Mereka lantas mendatangi Gama Plaza. Wibowo berkomunikasi dengan penunggu gedung itu.
Advertisement
Soal Kontinuitas Gambar dan Dialog
Pernah melahirkan film apik seperti Cinta Tapi Beda dan Dapunta: Pengejar Angin, Hestu belakangan menjajal genre horor. Ini ditandai dengan Lorong (2019) yang dibintangi Prisia Nasution dan Winky Wiryawan. Sayang, Lorong flop di pasar bersama kualitasnya yang memprihatinkan.
Surat Dari Kematian, bagi kami lebih baik meski disertai sejumlah cacatan kritis. Pertama, kontinuitas gambar yang buyar bahkan di menit awal. Ini ditandai dengan adegan Kinan memainkan rubik. Dalam hitungan detik, rubik yang dipegangnya tersusun sesuai warna. Berpindah angle, rubik itu kembali berantakan. Ini terjadi beberapa kali.
Kedua, dialog yang mengkhianati gambar. Kinan yang bekerja di Jogjanews mengaku jurnalis dari Jogjapost. Entah jika salah ucap, atau memang Jogjapost dan Jogjanews itu sama.
Seperti Buah Ceri Es Krim
Ketiga, penampakan yang tak 100 persen terjelaskan. Seolah hadir hanya untuk menambah efek seram. Layaknya buah ceri di atas es krim untuk mempermanis sajian. Boleh disantap, boleh tidak.
Mereka muncul, memberi efek kejut, namun hanya sebagian kecil yang membantu memberikan petunjuk terkait simpul rumit surat pembawa petaka. Selebihnya, diserahkan sepenuhnya kepada para tokoh.
Ini dipersulit dengan babak akhir yang tidak tereksekusi dengan rapi. Adegan perkelahian tak sampai membuat kami deg-degan, berlangsung singkat, lalu berakhir begitu saja.
Advertisement
Kurang Bergejolak
Pergerakan konfliknya kurang bergejolak. Hestu seperti bimbang membagi porsi horor dengan thriller. Mencoba dibagi dua sama rata, namun thriller akhirnya tak tergarap rapi.
Beruntung, Annisa Hertami dan Landung Simatupang tampil bersahaja. Performa Annisa yang mengayomi dan mengontrol karakter utama relatif efektif. Meski sebagai jurnalis, kita tak pernah melihat kinerja Kinan dan Anes di dapur redaksi. Ke lapangan melulu.
Performa Landung Simatupang
Landung sebagai perantara yang juga membantu tokoh utama tampak berwibawa. Air mukanya menenangkan tokoh utama yang berkali-kali panik. Dari bibirnya pula kita mendengar sejumlah dialog bernas.
Di antaranya, “Waktu tidak akan berkhianat kepada mereka yang menjadikannya teman.” Dialog lain yang bikin hati adem, “Heningkan pikir, dengarkan nurani, kamu akan mengerti. Insyaallah.”
Advertisement
Kekuatan Lain Film Ini...
Kekuatan lain film ini, sejumlah penampakan efektif memberi efek kejut. Setidaknya, setan di film ini masih punya karisma. Khususnya yang muncul di rumah indekos Reno. Muncul perlahan, menghilang, memperlihatkan tangan, kemudian tampil closeup. Penonton pun syok dibuatnya.
Layaknya film yang diangkat dari novel, Surat Dari Kematian sudah punya calon penonton. Setidaknya, para pembaca Wattpad penasaran ingin melihat apakah versi layar lebar sama seramnya dengan versi cetak. Siapa tahu, malah lebih seram.
Pemain: Carissa Perusset, Endy Arfian, Jerome Kurnia, Omara Esteghlal, Justin Adiwinata, Eric Febrian, Landung Simatupang, Annisa Hertami
Produser: Ody Mulya Hidayat
Sutradara: Hestu Saputra
Penulis: Evelyn Afnilla
Produksi: Max Pictures
Durasi: 1 jam, 30 menit