Bloodshot: Ringkas dan Heboh Meski Performa Vin Diesel Mirip di Fast and Furious

Bloodshot yang dibintangi Vin Diesel menambah panjang daftar jagat sinema buatan Hollywood.

oleh Wayan Diananto diperbarui 15 Mar 2020, 15:00 WIB
Diterbitkan 15 Mar 2020, 15:00 WIB
Poster film Bloodshot. (Foto: Dok. IMDb/ Sony Pictures Releasing)
Poster film Bloodshot. (Foto: Dok. IMDb/ Sony Pictures Releasing)

Liputan6.com, Jakarta - Wajah Hollywood makin beragam dengan lahirnya sejumlah jagat sinema dari Marvel, komik DC, The Conjuring, hingga Dark Universe yang dimulai dengan perilisan The Invisible Man. Kini Bloodshot menambah panjang daftar jagat sinema buatan Hollywood.

Bloodshot yang diadaptasi dari buku karya Kevin VanHook, Don Perlin, dan Bob Layton ini, diharapkan menjadi titik awal lahirnya jagat sinema Komik Valiant. Untuk memuluskan jalan Komik Valiant, Bloodspot merekrut Vin Diesel yang mendunia berkat waralaba Fast and Furious.

Di Indonesia, Bloodshot langsung mendominasi jaringan bioskop Tanah Air. Sebagus itu atau karena nama besar Vin Diesel yang konon punya penggemar garis keras?

Manusia Jadi Mesin Pembunuh

Sam Heughan sebagai Dalton. (Foto: IMDb/ Columbia Pictures)
Sam Heughan sebagai Dalton dalam Bloodshot. (Foto: IMDb/ Columbia Pictures)

Bloodshot mengisahkan misi tentara Ray Garrison (Vin) mengintervensi senjata plutonium dari tangan pria bersenjata Mombasa (Tamer). Usai menggagalkan misi ini, Ray berbulan madu ke Italia bersama sang istri, Gina (Talulah).

Usai melewati malam indah, penginapan tempat Ray-Gina disusupi sejumlah pria bersenjata pimpinan Martin Axe (Toby). Martin Axe lantas membunuh Gina dan menghabisi Ray.

Beberapa hari kemudian, Ray mendapati dirinya jadi mesin pembunuh hasil kreasi Dr. Rmil Harting (Guy) bersama tiga asistennya, yakni KT (Eiza), Dalton (Sam), dan Tibbs (Alex) dari laboratorium RST. Memori di otak Ray diformat ulang.

 

Mengumpulkan Kepingan Kenangan

Guy Pearce sebagai Dr. Emil Harting dalam Bloodshot. (Foto: IMDb/ Columbia Pictures)
Guy Pearce sebagai Dr. Emil Harting dalam Bloodshot. (Foto: IMDb/ Columbia Pictures)

Ray yang dijuluki Bloodshot nyaris tak mengingat apa-apa sampai akhirnya ia mengobrol dengan KT di sebuah lounge. Sejumlah kepingan memori berkelebatan. Ray mengumpulkan kepingan kenangan lalu menyimpulkan, Martin Axe dalang kematian Gina. Ray memburu dan menghabisi Martin Axe di sebuah terowongan kota.

Sayang, kematian Martin tak serta merta membuat persoalan menjadi jernih. Ada setumpuk misteri yang melibatkan sejumlah nama di antaranya Nick Baris (Johannes) dan Wilfred Wigans (Lamorne).

Repetisi Pemberi Klu

Lamorne Morris sebagai Wilfred Wigans dalam Bloodshot. (Foto: IMDb/ Columbia Pictures)
Lamorne Morris sebagai Wilfred Wigans dalam Bloodshot. (Foto: IMDb/ Columbia Pictures)

Bloodshot film ringkas tentang pencarian jati diri seorang pahlawan. Dituturkan dengan ritme bergegas, Bloodshot membuka cerita lewat operasi pengambilan plutonium. Keberhasilan misi di awal film dijadikan prakata menuju konflik yang sebenarnya. Lalu kita melihat misi-misi berikutnya yang sepintas mirip.

Di tengah jalan, sineas David S.F. Wilson memperlihatkan sejumlah perbedaan krusial. Pola repetisi ini menarik. Sepintas mengingatkan kita pada sejumlah film seperti Source Code dan Edge of Tomorrow. Bedanya, repetisi tidak sesering dua judul lain yang kami sebut.

Fokus David bukan pada berhasil tidaknya misi-misi yang dijalani Ray melainkan bagaimana misi itu memberi klu yang menerangkan jati diri karakter utama. Bloodshot bukan film dengan naskah yang mampu mengoptimalkan elemen pendukung untuk menguatkan tokoh utama.

Lamorne Penyegar Suasana

Alex Hernandez sebagai Tibbs dalam Bloodshot. (Foto: Columbia Pictures)
Alex Hernandez sebagai Tibbs dalam Bloodshot. (Foto: Columbia Pictures)

Ray seperti dibiarkan sendiri. Kondisi ini diperburuk dengan akting Vin yang tidak jauh beda dengan Dominic Toretto dalam waralaba Fast and Furious. Akibatnya, bagi kami, tak ada garis pembeda yang jelas antara Dominic dan Ray kecuali latar film. Sejumlah karakter lain juga tak memberi dampak mendalam.

Porsi dua pria di laboratorium RST tak lebih dari dayang-dayang. Yang membuat Bloodshot lebih segar, peran Lamorne sebagai Wigans. Gesturnya kocak, monolognya efektif memantik tawa.

Eiza Mencuri Perhatian

Eiza González sebagai KT dalam Bloodshot. (Foto: Columbia Pictures)
Eiza González sebagai KT dalam Bloodshot. (Foto: Columbia Pictures)

Sementara KT dimainkan dengan apik oleh aktris Eiza Gonzales yang cantik dan berwibawa. Karakter-karakter dalam Bloodshot memberi kesan saat film bergulir. Namun tak meninggalkan apapun saat film berakhir dan penonton pulang. Dengan kata lain, gampang untuk dilupakan.

Beruntung, Bloodshot berdurasi ringkas. Tidak mengondisikan kita berpikir keras untuk mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Ini menjadikan Bloodshot pilihan pas untuk sekadar relaksasi dan mengembalikan mood yang buruk.

David mampu menjaga tempo cerita sehingga ketegangan demi ketegangan yang dihadirkan terasa betul tanjakannya. Sampai di puncak, kita dibuat berdebar apakah akhirnya jagoan kita bisa mengatasi masalah yang bersumber dari sekitarnya. Kami membayangkan, andai durasi lebih dari 120 menit, film ini akan menjemukan.

Titik Awal Yang Melegakan

Vin Diesel sebagai Ray dalam Bloodshot. (Foto: Dok. Columbia Pictures)
Vin Diesel sebagai Ray dalam Bloodshot. (Foto: Dok. Columbia Pictures)

Bloodshot sebagai awal sebenarnya tidak buruk. Sebagai proyek uji pasar alias cek ombak antusiasme penonton pada komik Valiant, Bloodspot titik awal yang melegakan. Tinggal menanti performa film ini di tangga box office.

Menilik kuatnya dominasi Onward, The Invisible Man, dan Sonic The Hedgehog, cukup sulit bagi Bloodshot untuk bersinar. Belum lagi wabah virus Corona yang membuat pundi-pundi box office dunia menyusut awal tahun ini.

Menilik dominasinya di bioskop Tanah Air, tampaknya nama besar Vin Diesel-lah yang menjadi daya tarik kuat bagi penonton. Semoga ada faktor kejutan yang membuat Bloodshot memenuhi target produser.

 

Pemain: Vin Diesel, Eiza González, Sam Heughan, Toby Kebbell, Guy Pearce, Tamer Burjaq, Lamorne Morris, Talulah Riley, Alex Hernandez, Johannes Haukur Johannesson

Produser: Neal H. Moritz, Toby Jaffe, Dinesh Shamdasani, Vin Diesel

Sutradara: David S. F. Wilson

Penulis: Jeff Wadlow, Eric Heisserer

Produksi: Columbia Pictures

Durasi: 1 jam, 49 menit

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya