Pesan Sutradara Hollywood Spike Lee untuk Sineas Independen Indonesia

Spike Lee meninggalkan pesan yang sama dengan yang ia berikan untuk para mahasiswanya di NYU Graduate Film School.

oleh Ratnaning Asih diperbarui 09 Des 2020, 20:30 WIB
Diterbitkan 09 Des 2020, 20:30 WIB
Spike Lee. (Foto: Mola TV)
Spike Lee meninggalkan pesan yang sama dengan yang ia berikan untuk para mahasiswanya di NYU Graduate Film School. (Foto: Mola TV)

Liputan6.com, Jakarta Reza Rahadian dan mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal, baru-baru ini mendapat kesempatan untuk mengobrol dengan sutradara kondang Hollywood, Spike Lee. Mereka bertukar pikiran mengenai berbagai hal soal dunia perfilman, dalam acara Mola Living Live yang diselenggarakan Mola TV, baru-baru ini.

Salah satu pertanyaan awal yang diajukan sang aktor Benyamin Biang Kerok ini, terkait sebutan bagi karya-karya sang sutradara: Spike Lee Joints. Reza Rahadian menanyakan apakah ada pesan di balik penyebutan ini.

"Joint itu seperti sebuah kata gaul, yang artinya tempat menyenangkan. Bisa seperti tempat restoran piza, restoran steik, itu seperti kata yang bisa ditambahkan kepada sesuatu," tutur Spike Lee, seperti video wawancara yang masih bisa diakses via platform Mola TV.

Sutradara Malcolm X ini menambahkan, "Pada masa awal di sekolah film, saya ingin melakukan sesuatu yang berbeda, dari situlah munculnya. Ini alasan mengapa saya tidak menamakannya Spike Lee Film atau Spike Lee Picture, tapi Spike Lee Joints."


Diawali Darah, Keringat, dan Air Mata

Spike Lee. (Foto: Mola TV)
Spike Lee. (Foto: Mola TV)

Selanjutnya, ia menceritakan masa awal terjun di dunia perfilman dengan dukungan modal yang terbatas. Dino Patti Djalal menyebutkan contohnya, yakni film panjang pertama Spike Lee, She's Gotta Have It.

"Kita syuting She's Gotta Have It musim panas pada tahun 1985 selama 12 hari. Kita mengerjakannya dengan biaya sangat kecil, dan usaha yang penuh darah, keringat, dan tangisan," kata pria berusia 63 tahun tersebut. 


Empat Dekade Kemudian

Reza Rahadian saat berbincang dengan Spike Lee. (Mola TV)
Reza Rahadian saat berbincang dengan Spike Lee. (Mola TV)

Usaha tak mengkhianati hasil. "Aku bersyukur. Dan empat dekade kemudian, di sinilah aku sekarang," tutur pemenang Piala Oscar 2018 untuk Naskah Terbaik di film BlacKkKlansman . 


Sineas Independen

Reza Rahadian dan Dino Patti Djalal saat berbincang dengan Spike Lee. (Mola TV)
Reza Rahadian dan Dino Patti Djalal saat berbincang dengan Spike Lee. (Mola TV)

Reza lalu mengilas balik perjalanan Spike Lee, yang awalnya seorang sineas independen dengan segala keterbatasannya. Akhirnya ia sukses menggebrak panggung Hollywood. Ia menanyakan apa yang dibutuhkan sineas independen dalam mengungkap cerita dalam kondisi seperti itu. 

"Karena ada banyak pembuat film di Indonesia yang saya yakini juga menonton (wawancara ini)," tutur Reza


Pesan Spike Lee

"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman pembuat film di Indonesia. Pembuat film independen," tutur sutradara Da 5 Bloods ini mengawali jawabannya. 

Sebagai pembuat film independen, Spike Lee menekankan para sineas memiliki kebebasan yang luas, meski mungkin dana terbatas.

Karena itu, ia meninggalkan pesan yang sama dengan yang ia berikan untuk para mahasiswanya. "Saya seorang profesor di NYU Graduate Film School selama 10 tahun, tempat di mana saya dulu belajar. Saya mengatakan kepada murid saya, 'Cari suara kamu dan ceritakan suara kamu'," ujarnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya