Liputan6.com, Jakarta Rizky Febian masih diliputi kerinduan atas mendiang ibunya, Lina Jubaedah, yang meninggal pada Januari 2020 lalu. Hal itu terlihat ketika putra sulung Sule dan Lina itu menemukan diary yang ditulis oleh sang ibunda semasa hidup.
Setelah memamerkan satu halaman diary melalui unggahan foto di Instagram, Rizky Febian lalu membacakan isi diary ibunya secara perlahan melalui format Instagram TV.
Advertisement
Baca Juga
Dalam diary itu, mendiang Lina Jubaedah menceritakan masa-masa ketika ia dan keluarganya menempati rumah baru sewaktu masih bersama Sule. Cerita tersebut ditulis Lina 14 tahun lalu pada saat Rizky Febian masih kecil.
Â
Hari yang Bahagia
"Hari yang cukup membahagiakan untuk saya, di mana saya dapat berkumpul dengan keluarga tercinta, I love my family," Rizky membacakan salah satu halaman pada diary tersebut dengan nada bicara yang lirih.
Advertisement
Tinggal di Cicalengka
Dari tulisan yang dibacakan Rizky Febian, tampak bahwa salah satu isi diary itu menceritakan masa-masa ketika keluarga Sule sewaktu masih bersama Lina, sedang memulai hidup di rumah mereka di Cicalengka, Jawa Barat.
Diketahui juga bahwa rumah tersebut menjadi salah satu yang diidam-idamkan oleh mereka sejak lama.
Â
Awal Hidup Baru
"Kehidupan kami yang baru, ya Allah pada hari ini, hari Rabu, tepat jam 09.00 WIB, awal hidup baru bagi kami. Di sinilah, di tempat yang baru, memulai hidup di bawah atap rumah yang kami idam-idamkan. Di Cicalengka, desa Nagrog, komplek Bumi Persada, kabupaten Bandung," pelantun "Kesempurnaan Cinta" itu membacakan.
Â
Advertisement
Ditulis 20 Januari 2006
Rizky Febian membacakan bahwa isi diary tersebut ditulis sang ibunda pada 20 Januari 2006. Pada saat itu, Lina dan Sule masih memiliki dua anak, Rizky dan Putri. Diungkapkan juga betapa kala itu keluarga mereka sempat menghadapi rintangan.Â
Sempat Hadapi Rintangan
"Hari pertama kami tinggal, sangat melelahkan. Karena kami harus menetap, menata barang di tempat kami tinggal, bersama kedua buah hati yang sangat-sangat kami cintai. Kini, tercapai sudah harapan kami untuk bisa hidup di atas kaki rumah sendiri. Walau banyak sekali rintangan, cobaan, godaan yang kami hadapi. Akhirnya, kami bisa melaluinya," Iky membacakan.
Advertisement