Liputan6.com, Jakarta Industri hiburan kini makin membutuhkan teknologi digital. Migrasi kehidupan dari ruang nyata ke ruang maya yang dipercepat oleh pandemic Covid-19, harus direspons oleh para talenta industri hiburan dengan mengembangkan diri agar makin cakap digital. Pada saat yang sama, pemerintah akan mendorong agar teknologi digital semakin mengakomodasi daya kreatif dan inovatif masyarakat Indonesia, termasuk mendorong industri hiburan untuk terus berkembang.
Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate dalam acara buka puasa dan solidaritas pelaku industri hiburan yang dilaksanakan Eventori di Jakarta, Kamis (29/4) menjelaskan, Kominfo mencanangkan program Akselerasi Transformasi Digital Nasional yang ditujukan untuk meningkatkan optimalisasi teknologi demi menguatkan perekonomian Indonesia.
“Salah satu program transformasi tersebut ialah pengembangan sumber daya manusia atau talenta digital yang dilakukan melalui pendekatan yang komprehensif. Pada tingkat yang paling dasar ada program #MakinCakapDigital yang ditargetkan meliterasi 12,5 juta orang pada 2021 ini. Harapannya, dengan masyarakat yang #MakinCakapDigital, para warganet dapat semakin bijak beraktivitas di dunia maya, tidak menyebarkan kebencian dan dapat menyaring informasi-informasi yang tidak tepat, juga memanfaatkan teknologi digital secara lebih produktif, termasuk bagi para pelaku industri hiburan,” ujar Johnny G. Plate.
Advertisement
Baca Juga
Menyambut Baik
CEO Eventori Rio Abdurrachman menyambut baik prakarsa pengembangan literasi digital pemerintah tersebut. Menurutnya, seperti pelaku industri atau profesional lainnya, talenta industri hiburan harus juga beradaptasi dengan perkembangan zaman, termasuk teknologi digital.
“Kami di industri hiburan dan event merasakan langsung dampak pandemi Covid-19, sekaligus merasakan bagaimana teknologi digital bisa menjadi solusi agar kami dapat terus berkreasi. Program literasi digital ini harus disambut oleh para talenta industri hiburan agar bisa terus mengembangkan diri dan profesionalitasnya,” ujar Rio.
Advertisement
Diskusi
Ke depan, menurut Rio, harus sering ada diskusi antara Kominfo dan para talenta dan pelaku industri hiburan untuk bersama punya peta jalan mendorong masyarakat makin cakap digital.
“Para selebritas itu punya daya pengaruh yang luar biasa. Memang sekarang banyak kritik mengenai konten-konten yang dibuat oleh selebritas. Ada yang pamer kekayaan, ada yang mengumbar kehidupan pribadi. Itu semua bisa didorong ke arah yang lebih baik dan positif. Peta jalan literasi digital ini penting sehingga bersama Kominfo, talenta industri hiburan makin cakap digital,” ujar Rio.
Berbagi Cerita
Dalam acara itu, juga hadir co-founder Eventori, Agnez Mo, yang berbagi cerita tentang proses pembuatan novel grafis yang diinspirasi dari video musiknya. Novel grafis itu akan terbit November tahun ini di Amerika Serikat tersebut diambil dari video music “Long As I Get Paid” yang sarat dengan nuansa ragam hias Nusantara.
“Salah satu yang membuat Z2 Comics tertarik membuat novel grafis adalah nuansa etnis Nusantara dari pakaian, hiasan kepala, hingga senjata berupa keris yang ditampilkan di video itu. Sangat menyenangkan memformulasikan fantasi yang awalnya dibuat untuk lagu saya dan menjelma menjadi nyata dalam wujud karakter komik,” kata Agnez.
Advertisement
Komik
Pada akhir acara, Agnez menyerahkan satu buah sampul novel grafis Don’t Wake Up yang telah ditandatangani kepada Menteri Johnny Plate.
Platform kolaborasi industri hiburan Eventori berdiri pada 2 Februari 2020. Tujuan utamanya adalah membuka akses yang luas bagi talenta industri hiburan dari seluruh daerah untuk mendapatkan kesempatan tampil dan naik kelas. Saat ini sudah 1.800 talenta dan vendor industri hiburan terdaftar di booking platform Eventori.
Untuk berbagi kebahagiaan pada bulan Ramadan ini, Eventori membagikan 1.000 paket sembako untuk para pekerja industri hiburan di sejumlah kota di Tanah Air. Penyaluran bantuan tersebut bekerja sama dengan Ikatan Manajer Artis Indonesia (IMARINDO) serta komunitas pelaku EO Backstagers Indonesia dan Stage Management Indonesia (STAMINA).