Liputan6.com, Jakarta Selamat ulang tahun Kahitna! Band legendaris yang satu ini meski telah lima tahun tak bikin album baru tetap tak ditinggal penggemar. Maklum, mereka telah menghasilkan belasan hit besar selama tiga dekade berkarier.
Terakhir, Yovie Widianto dan kawan-kawan melahirkan album Rahasia Cinta (2016). Yang menarik, ada beberapa tembang Kahitna jadi hit meski tak dibuatkan video klip. Beberapa di antaranya, malah jadi lagu wajib saat konser.
Advertisement
Baca Juga
Laporan khas Showbiz Liputan6.com kali ini merangkum 6 lagu Kahitna yang tak kalah menyayat meski tanpa video klip. Bagi para Soulmate, pasti sudah hafal liriknya. Nyanyikan ulang, kuy?
1. Seandainya Aku Bisa Terbang (1994)
Di awal dekade 1990-an, lagu dengan aransemen minimalis dianggap kurang powerful untuk dijadikan ujung tombak album. Siapa sangka, “Seandainya Aku Bisa Terbang” yang ditulis Yovie Widianto jadi nomor wajib putar di radio kala itu.
Mehanun kemudian, ia membuka jalan bagi “Bunda,” “Menghitung Hari,” “Tegar,” dan kawan-kawan untuk jadi fenomena industri musik. “Sandainya Aku Bisa Terbang” mengukuhkan posisi album Cerita Cinta, sebagai mahakarya Kahitna hingga kini.
Advertisement
2. Merenda Kasih (1996)
Lagu ini ditulis Yovie Widianto untuk Ruth Sahanaya, di album Kaulah Segalanya, yang dirilis Musica Studios pada 1991. Entah mengapa, meski Kaulah Segalanya terjual lebih 300 ribu keping, “Merenda Kasih” tak mendapat kesempatan untuk tampil di muka umum.
Tiga tahun kemudian, Kahitna merekam ulang tembang ini untuk memperkuat album Cantik. Tetap saja, ia tak dibuatkan video klip. Meski begitu, “Merenda Kasih” kerap dibawakan Kahitna saat konser off-air. Mendengar intronya saja, para Soulmate sontak histeris.
3. Bila Saya (2000)
Tahun 2000 terasa sumpek. Banyak band dan solis ingin merilis album menandai datangnya milenium baru. Salah satunya album Kahitna IV dengan hit “Permaisuriku” dan “Enggak Ngerti.” Materi album ini sebenarnya kuat.
Namun, pesaing kala itu tak kalah hebat. Dari Bintang Lima (Dewa) hingga Kisah Klasik Untuk Masa Depan (Sheila on 7). Fans tahu persis, di luar “Permaisuriku” dan “Enggak Ngerti,” ada “Bila Saya” yang kerap diputar di radio. Di sini, terjaga tuk menantimu rebahkan cintaku…
Advertisement
4. Tak Kan Terganti (2003)
Kali pertama dibawakan Dea Mirela di album Satu tapi gagal jadi hit, “Tak Kan Terganti” lalu direkam ulang untuk memperkuat album Cinta Sudah Lewat. Versi baru ini tak ada video klipnya dan kalah pamor dari “Tentang Diriku,” dan “Tak Mampu Mendua.”
Barulah di tangan Marcell, lagu ini menemukan momentum. Sejak itu, “Tak Kan Terganti” jadi lagu wajib di hampir setiap showcase maupun konser Kahitna. Judul lagu ini bahkan dijadikan jargon, yakni: Mantan Terindah Yang Tak Kan Terganti. Duh, jadi berat mau move on…
5. Soulmate (2006)
Yang jadi pertanyaan mayoritas Soulmate, mengapa lagu ini tak dijadikan hit ketiga. Kala itu, Kahitna malah memilih “Katakan Saja” yang versi aslinya dibawakan Harvey Malaiholo untuk hit ketiga lalu dibuatkan video klip.
Waktu menguji kelanggengan “Soulmate” dan terbukti, lagu ini selalu menjadi menu tetap di setiap konser Kahitna maupun Yovie Widianto sebagai hitmaker. Di radio, tembang ini hingga kini masih kerap diputar.
Advertisement
6. Kekasih Dalam Hati (2016)
Jika Anda mendengar album Rahasia Cinta, justru “Kekasih Dalam Hati” yang jadi nomor pembuka. Terasa powerful berkat pembagian vokal Mario Ginanjar, Hedi Yunus, dan Carlo Saba yang tak saling mendominasi. Sepintas aransemennya mirip “Cinta Sudah Lewat” yang megah.
Dengan beberapa liukan di pengujung lagu sebagai klimaks, lagu ini terkesan dramatis. Padahal, liriknya sudah drama: Terlintaskah dalam benakmu betapa rapuhnya aku, saat membayangkan dirimu memeluknya sepanjang malam. Kurang drama apa, coba?