Berduka untuk Novia Widyasari, Ernest Prakasa Ajak Lawan Penjajahan Terhadap Perempuan

Ernest Prakasa peduli atas ketidakadilan bagi kaum perempuan.

oleh Meiristica Nurul diperbarui 05 Des 2021, 16:22 WIB
Diterbitkan 05 Des 2021, 16:20 WIB
[Fimela] Ernest Prakasa
Ernest Prakasa, peduli atas ketidakadilan bagi kaum perempuan. (Bambang E.Ros/Fimela.com)

Liputan6.com, Jakarta - Nama Novia Widyasari tengah menjadi perhatian publik lantaran mengakhiri hidupnya di makam sang ayah. Salah satu yang ikut prihatin adalah Ernest Prakasa.

Duka mendalam dirasakan suami Meira Anastasia. Hal itu diungkapkannya di akun Instagram terverifikasi miliknya, Minggu (5/12/2021).

Penulis, sutradara sekaligus produser film ini menuliskan nama wanita ini di feed-nya.

 

Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Kisahnya

[Bintang] Ernest Prakasa
"Saya sih sebagai seorang yang bermasalah di sosmed. Saya jadi hati-hati dalam mengunggah sesuatu," kata Ernest Prakarsa saat ditemui di acara XYZ Day 2018, di Senayan City, Jakarta Pusat, Rabu (25/4/2018). (Adrian Putra/Bintang.com)

Dalam keterangan, Ernest Prakasa pun menceritakan secara singkat kisah Novia Widyasari yang harus menjalani aborsi.

"Novia Widiasari diperkosa hingga hamil. Novia Widiasari lalu dipaksa aborsi. Ketika mengadu, Novia Widiasari justru dianggap aib oleh keluarganya sendiri. Hingga pada akhirnya, Novia Widiasari memilih untuk mengakhiri hidup di atas makam ayahnya," tulisnya.

Tak Berhenti

Ernest Prakasa (Foto: Instagram/@ernestprakasa)
Ernest Prakasa (Foto: Instagram/@ernestprakasa)

Pria berwajah oriental menambahkan saat ini banyak dukungan terhadap Novia Widyasari yang memang sudah ditelan tanah.

"Duka mendalam ini tidak cukup berhenti pada tagar. Novia Widiasari akan ditelan oleh tanah," lanjutnya.

Perjuangan

Kisah wanita 23 tahun ini menginspirasi untuk melawan ketidakadilan terhadap perempuan.

"Tapi darinya harus lahir tunas-tunas perjuangan melawan misogini dan penjajahan terhadap perempuan," sambungnya.

Mari Melawan

Ernest, meski tak bergenre perempuan, namun dirinya ikut sedih atas ketidakadilan bagi kaum perempuan.

"Novia Widiasari. Mari kenang namanya. Mari melawan atasnamanya," ia mengakhiri.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya