Liputan6.com, Jakarta Gigi keropos merupakan kondisi dimana lapisan email gigi mengalami pengikisan atau erosi secara bertahap. Email gigi adalah lapisan terluar dan terkeras pada gigi yang berfungsi melindungi bagian dalam gigi. Ketika email terkikis, gigi menjadi lebih rentan terhadap kerusakan dan infeksi.
Berbeda dengan karies gigi atau gigi berlubang yang umumnya disebabkan oleh bakteri, gigi keropos lebih sering terjadi akibat paparan zat asam yang berlebihan pada permukaan gigi. Proses pengikisan ini biasanya berlangsung perlahan dan tanpa disadari, sehingga banyak orang baru mengetahui kondisi ini ketika sudah parah.
Gigi keropos dapat terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak dan remaja. Namun, prevalensinya cenderung meningkat seiring bertambahnya usia. Meski demikian, fenomena gigi keropos di usia muda kini semakin sering ditemui, terutama akibat pola makan dan gaya hidup yang kurang sehat.
Advertisement
Penyebab Utama Gigi Keropos di Usia Muda
Terdapat beberapa faktor utama yang dapat menyebabkan gigi keropos di usia muda, antara lain:
1. Konsumsi Makanan dan Minuman Asam Berlebihan
Mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung asam tinggi secara berlebihan merupakan salah satu penyebab utama gigi keropos. Zat asam dapat mengikis lapisan email gigi secara perlahan namun pasti. Beberapa contoh makanan dan minuman yang perlu diwaspadai antara lain:
- Minuman berkarbonasi atau bersoda
- Jus buah asam seperti jeruk, lemon, dan anggur
- Minuman energi dan minuman olahraga
- Makanan yang mengandung cuka
- Permen asam
Frekuensi dan durasi paparan asam pada gigi juga berpengaruh. Menyesap minuman asam sepanjang hari lebih berisiko dibandingkan meminumnya sekaligus dalam waktu singkat. Oleh karena itu, penting untuk membatasi konsumsi makanan dan minuman asam, serta berkumur dengan air putih setelah mengonsumsinya.
2. Kebersihan Mulut yang Buruk
Menjaga kebersihan mulut merupakan kunci utama kesehatan gigi dan gusi. Ketika kebersihan mulut terabaikan, plak dan bakteri akan menumpuk di permukaan gigi. Bakteri ini kemudian menghasilkan asam yang dapat mengikis email gigi.
Beberapa kebiasaan buruk yang dapat mempengaruhi kebersihan mulut antara lain:
- Malas menyikat gigi secara rutin
- Teknik menyikat gigi yang salah
- Tidak menggunakan benang gigi
- Jarang berkumur setelah makan
Penting untuk menyikat gigi setidaknya dua kali sehari menggunakan pasta gigi berfluoride, membersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi, serta berkumur setelah makan untuk menjaga pH mulut tetap seimbang.
3. Kekurangan Nutrisi Penting
Asupan nutrisi yang tidak seimbang juga dapat mempengaruhi kesehatan gigi. Beberapa nutrisi penting untuk menjaga kekuatan gigi antara lain:
- Kalsium: Berperan dalam pembentukan dan pemeliharaan struktur gigi
- Vitamin D: Membantu penyerapan kalsium
- Vitamin C: Penting untuk kesehatan gusi
- Fosfor: Bekerja sama dengan kalsium untuk memperkuat gigi
- Magnesium: Membantu pembentukan email gigi
Kekurangan nutrisi-nutrisi tersebut dapat melemahkan struktur gigi dan membuatnya lebih rentan terhadap kerusakan. Penting untuk mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi tersebut seperti produk susu, ikan, sayuran hijau, dan kacang-kacangan.
4. Kondisi Medis Tertentu
Beberapa kondisi medis dapat meningkatkan risiko gigi keropos, antara lain:
- Refluks asam (GERD): Menyebabkan asam lambung naik ke rongga mulut
- Xerostomia (mulut kering): Mengurangi produksi air liur yang berfungsi melindungi gigi
- Bulimia: Muntah yang sering terjadi menyebabkan paparan asam berlebih pada gigi
- Diabetes: Dapat mempengaruhi kesehatan gusi dan meningkatkan risiko infeksi gigi
Penderita kondisi-kondisi tersebut perlu lebih waspada dan rutin memeriksakan kesehatan giginya ke dokter.
5. Kebiasaan Buruk
Beberapa kebiasaan sehari-hari yang tampak sepele ternyata dapat merusak gigi secara perlahan, seperti:
- Menggertakkan atau menggerus gigi (bruxism)
- Mengunyah es batu
- Menggunakan gigi untuk membuka tutup botol atau benda keras lainnya
- Menyikat gigi terlalu keras
Kebiasaan-kebiasaan tersebut dapat menyebabkan keausan mekanis pada email gigi, membuatnya lebih tipis dan rentan terhadap kerusakan.
Advertisement
Gejala dan Tanda Gigi Keropos
Gigi keropos seringkali tidak menimbulkan gejala yang jelas pada tahap awal. Namun, seiring berjalannya waktu, beberapa tanda dan gejala berikut mungkin muncul:
1. Perubahan Warna Gigi
Salah satu tanda awal gigi keropos adalah munculnya bercak putih pada permukaan gigi. Bercak ini menandakan area dimana email gigi mulai terkikis. Seiring waktu, bercak putih ini dapat berubah menjadi kekuningan atau kecokelatan.
2. Peningkatan Sensitivitas Gigi
Ketika email gigi terkikis, lapisan dentin di bawahnya menjadi lebih terekspos. Hal ini dapat menyebabkan peningkatan sensitivitas gigi terhadap suhu panas, dingin, manis, atau asam. Rasa ngilu atau nyeri singkat saat mengonsumsi makanan atau minuman tertentu merupakan gejala umum gigi keropos.
3. Bentuk Gigi yang Berubah
Pada kasus yang lebih parah, erosi email dapat menyebabkan perubahan bentuk gigi. Ujung gigi mungkin terlihat lebih tipis, bergerigi, atau tidak rata. Dalam beberapa kasus, gigi bahkan dapat terlihat lebih pendek dari biasanya.
4. Gigi Mudah Retak atau Patah
Ketika email gigi terkikis, struktur gigi menjadi lebih rapuh. Akibatnya, gigi lebih mudah retak, pecah, atau bahkan patah, terutama saat mengunyah makanan keras.
5. Nyeri Gigi
Pada tahap lanjut, gigi keropos dapat menyebabkan rasa nyeri yang lebih intens dan berkelanjutan. Hal ini terjadi ketika erosi sudah mencapai lapisan dentin yang lebih dalam atau bahkan pulpa gigi yang mengandung saraf.
6. Cekungan pada Permukaan Gigi
Erosi email yang parah dapat menyebabkan terbentuknya cekungan atau lekukan pada permukaan gigi. Cekungan ini biasanya lebih mudah terlihat pada permukaan gigi yang menghadap ke lidah.
Diagnosis Gigi Keropos
Diagnosis gigi keropos umumnya dilakukan melalui beberapa tahapan:
1. Pemeriksaan Visual
Dokter gigi akan melakukan pemeriksaan visual secara menyeluruh pada gigi dan mulut pasien. Mereka akan mencari tanda-tanda erosi email, perubahan warna, atau bentuk gigi yang tidak normal.
2. Anamnesis
Dokter akan menanyakan riwayat kesehatan, pola makan, kebiasaan sehari-hari, dan gejala yang dialami pasien. Informasi ini penting untuk mengidentifikasi faktor-faktor risiko dan penyebab potensial gigi keropos.
3. Tes Sensitivitas
Dokter mungkin melakukan tes sensitivitas dengan mengaplikasikan stimulus dingin atau panas pada gigi untuk menilai tingkat sensitivitas.
4. Pemeriksaan Radiografi
Foto rontgen gigi dapat membantu dokter melihat tingkat keparahan erosi email dan mendeteksi kerusakan pada lapisan gigi yang lebih dalam.
5. Pengukuran pH Saliva
Dalam beberapa kasus, dokter mungkin melakukan tes pH air liur untuk menilai tingkat keasaman dalam mulut pasien.
Advertisement
Pengobatan Gigi Keropos
Pengobatan gigi keropos tergantung pada tingkat keparahan kondisi. Beberapa opsi pengobatan yang mungkin direkomendasikan oleh dokter gigi antara lain:
1. Remineralisasi
Untuk kasus ringan, dokter mungkin merekomendasikan penggunaan produk yang mengandung fluoride atau kalsium fosfat untuk membantu remineralisasi email gigi. Ini dapat berupa pasta gigi khusus, obat kumur, atau gel yang diaplikasikan langsung pada gigi.
2. Bonding
Pada kasus yang lebih parah, dokter mungkin melakukan prosedur bonding dimana material resin diaplikasikan pada area gigi yang terkikis untuk melindungi dan memperbaiki penampilan gigi.
3. Veneer
Veneer adalah lapisan tipis yang terbuat dari porselen atau komposit yang ditempelkan pada permukaan depan gigi. Ini dapat membantu melindungi gigi dari kerusakan lebih lanjut sekaligus memperbaiki penampilan gigi.
4. Crown
Untuk kasus yang sangat parah dimana sebagian besar struktur gigi telah rusak, pemasangan crown atau mahkota gigi mungkin diperlukan. Crown akan menutupi seluruh permukaan gigi yang terlihat, melindunginya dari kerusakan lebih lanjut.
5. Perawatan Saluran Akar
Jika erosi telah mencapai pulpa gigi dan menyebabkan infeksi, perawatan saluran akar mungkin diperlukan untuk menyelamatkan gigi.
Cara Mencegah Gigi Keropos
Pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan. Berikut beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mencegah gigi keropos:
1. Jaga Kebersihan Mulut
Rutin menyikat gigi minimal dua kali sehari menggunakan pasta gigi berfluoride. Gunakan sikat gigi dengan bulu lembut dan teknik menyikat yang benar untuk menghindari kerusakan email. Jangan lupa untuk membersihkan sela-sela gigi dengan benang gigi atau interdental brush.
2. Batasi Konsumsi Makanan dan Minuman Asam
Kurangi frekuensi dan jumlah konsumsi makanan dan minuman yang tinggi asam. Jika mengonsumsinya, segera berkumur dengan air putih untuk menetralkan asam dalam mulut. Hindari menyikat gigi segera setelah mengonsumsi makanan asam, tunggu setidaknya 30 menit untuk memberi waktu email gigi pulih.
3. Gunakan Sedotan
Saat minum minuman asam atau bersoda, gunakan sedotan untuk mengurangi kontak langsung dengan gigi.
4. Tingkatkan Asupan Nutrisi
Konsumsi makanan yang kaya kalsium, vitamin D, dan nutrisi penting lainnya untuk menjaga kesehatan gigi. Perbanyak konsumsi sayuran, buah-buahan, produk susu rendah lemak, dan protein tanpa lemak.
5. Stimulasi Produksi Air Liur
Air liur membantu menetralkan asam dan melindungi gigi. Stimulasi produksi air liur dengan mengunyah permen karet bebas gula atau mengonsumsi makanan yang membutuhkan banyak pengunyahan.
6. Gunakan Pelindung Gigi
Jika Anda memiliki kebiasaan menggertakkan gigi saat tidur, gunakan pelindung gigi (night guard) yang diresepkan oleh dokter gigi.
7. Rutin Periksa ke Dokter Gigi
Lakukan pemeriksaan rutin ke dokter gigi setidaknya dua kali setahun. Deteksi dini dan perawatan preventif dapat mencegah masalah gigi yang lebih serius.
Advertisement
Mitos dan Fakta Seputar Gigi Keropos
Berikut beberapa mitos dan fakta seputar gigi keropos yang perlu diketahui:
Mitos: Gigi keropos hanya terjadi pada orang tua
Fakta: Meski prevalensinya meningkat seiring usia, gigi keropos dapat terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak dan remaja, terutama jika memiliki kebiasaan makan yang buruk atau kondisi medis tertentu.
Mitos: Menyikat gigi dengan keras dapat mencegah gigi keropos
Fakta: Menyikat gigi terlalu keras justru dapat merusak email gigi dan memperparah kondisi gigi keropos. Gunakan sikat gigi berbulu lembut dan teknik menyikat yang benar.
Mitos: Gigi keropos tidak bisa dicegah
Fakta: Dengan perawatan yang tepat dan perubahan gaya hidup, risiko gigi keropos dapat dikurangi secara signifikan.
Mitos: Gigi keropos selalu menyebabkan rasa sakit
Fakta: Pada tahap awal, gigi keropos mungkin tidak menimbulkan gejala yang jelas. Rasa sakit biasanya baru muncul pada tahap lanjut.
Mitos: Mengonsumsi susu dapat memperbaiki gigi keropos
Fakta: Meski susu mengandung kalsium yang baik untuk gigi, mengonsumsi susu tidak dapat memperbaiki kerusakan email yang sudah terjadi. Namun, susu dapat membantu memperkuat gigi dan mencegah kerusakan lebih lanjut.
Kapan Harus Konsultasi ke Dokter
Penting untuk segera berkonsultasi dengan dokter gigi jika Anda mengalami gejala-gejala berikut:
- Sensitivitas gigi yang meningkat terhadap makanan atau minuman panas, dingin, manis, atau asam
- Nyeri gigi yang persisten atau semakin parah
- Perubahan warna gigi yang signifikan
- Gigi yang mudah retak atau patah
- Perubahan bentuk gigi yang terlihat jelas
- Munculnya cekungan atau lekukan pada permukaan gigi
Selain itu, meski tidak mengalami gejala spesifik, penting untuk melakukan pemeriksaan gigi rutin setidaknya dua kali setahun. Pemeriksaan rutin memungkinkan deteksi dini masalah gigi, termasuk gigi keropos, sebelum kondisinya menjadi lebih parah.
Advertisement
FAQ Seputar Gigi Keropos
1. Apakah gigi keropos bisa sembuh sendiri?
Sayangnya, kerusakan email gigi akibat erosi tidak dapat sembuh sendiri. Namun, pada tahap awal, proses remineralisasi dapat membantu memperkuat email yang tersisa dan mencegah kerusakan lebih lanjut. Oleh karena itu, penting untuk mendeteksi dan menangani gigi keropos sedini mungkin.
2. Apakah gigi keropos berbeda dengan gigi berlubang?
Ya, meski keduanya dapat menyebabkan kerusakan gigi, penyebab dan prosesnya berbeda. Gigi berlubang umumnya disebabkan oleh bakteri yang menghasilkan asam, sementara gigi keropos lebih sering disebabkan oleh paparan asam langsung dari makanan, minuman, atau kondisi medis tertentu.
3. Apakah anak-anak bisa mengalami gigi keropos?
Ya, anak-anak juga bisa mengalami gigi keropos, terutama jika mereka sering mengonsumsi makanan atau minuman yang tinggi asam atau memiliki kebiasaan menyikat gigi yang buruk. Penting bagi orang tua untuk memperhatikan kesehatan gigi anak sejak dini.
4. Apakah gigi keropos dapat mempengaruhi gigi palsu atau implan?
Gigi palsu atau implan tidak dapat mengalami erosi seperti gigi asli. Namun, kondisi mulut yang asam dapat mempengaruhi struktur pendukung gigi palsu atau implan, sehingga tetap penting untuk menjaga kesehatan mulut secara keseluruhan.
5. Bisakah stress menyebabkan gigi keropos?
Stress sendiri tidak langsung menyebabkan gigi keropos, namun dapat memicu kebiasaan yang meningkatkan risiko, seperti menggertakkan gigi (bruxism) atau mengabaikan perawatan gigi rutin. Selain itu, stress juga dapat mempengaruhi produksi air liur, yang berperan penting dalam melindungi gigi.
Kesimpulan
Gigi keropos di usia muda merupakan masalah serius yang perlu diwaspadai. Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari pola makan yang tidak sehat, kebersihan mulut yang buruk, hingga kondisi medis tertentu. Meski tidak dapat disembuhkan sepenuhnya, gigi keropos dapat dicegah dan dikelola dengan baik melalui perawatan yang tepat dan perubahan gaya hidup.
Penting untuk mengenali gejala awal gigi keropos dan segera berkonsultasi dengan dokter gigi jika ada kekhawatiran. Dengan perawatan rutin, pola makan yang seimbang, dan kebiasaan hidup sehat, kita dapat menjaga kesehatan gigi dalam jangka panjang. Ingatlah bahwa pencegahan selalu lebih baik daripada pengobatan, terutama ketika berbicara tentang kesehatan gigi dan mulut.
Advertisement
