JTBC Sebut Kontroversi Snowdrop Kesalahpahaman, Minta Publik Saksikan Episode Lanjutan

Petisi memprotes drama Korea Snowdrop sudah mengumpulkan 300 ribu tanda tangan.

oleh Ratnaning Asih diperbarui 21 Des 2021, 19:30 WIB
Diterbitkan 21 Des 2021, 19:30 WIB
Poster Snowdrop. (JTBC via Soompi)
Petisi memprotes drama Korea Snowdrop sudah mendapatkan 300 ribu tanda tangan. (JTBC via Soompi)

Liputan6.com, Seoul - JTBC akhirnya angkat suara mengenai kontroversi drama Korea Snowdrop. Stasiun TV ini membantah tudingan bahwa drakor yang dibintangi oleh Jung Hae In dan Jisoo Blackpink tersebut mendistorsi sejarah.

"Setelah penayangan Snowdrop, kontroversi yang berdasarkan informasi keliru tidak kunjung padam, jadi kami merilis pernyataan," tutur pihak stasiun TV, diwartakan Soompi, Selasa (21/12/2021)

Pihak JTBC menegaskan bahwa kontroversi terhadap drakor ini hanya kesalahpahaman belaka.

Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Sebut sebagai Kesalahpahaman

Snowdrop. (Instagram/jtbcdrama)
Snowdrop. (Instagram/jtbcdrama)

"Sebagian besar kesalahpahaman terkait kekhawatiran atas 'distorsi sejarah' dan 'menyepelekan gerakan demokratisasi' yang dikritik banyak orang bisa diselesaikan lewat perkembangan plot cerita drama," kata mereka.

Perkembangan Plot

Snowdrop. (JTBC via Soompi)
Snowdrop. (JTBC via Soompi)

Pihak JTBC menegaskan bahwa niat dari pihak drama adalah ingin sejarah tidak berulang, di mana kebebasan dan kebahagian individu mendapat tekanan dari kekuasaan yang jauh dari keadilan.

"Kami sayangnya tak bisa mengungkap terlalu banyak plot di setiap episode mendatang, kami meminta Anda menyaksikan perkembangan plotnya yang mendatang," kata mereka.

Soal Gerakan Demokratisasi

Dalam pernyataan ini, JTBC juga menekankan bahwa plot dan tokoh Snowdrop adalah fiksi belaka. 

"Latar dan motif dari insiden penting di Snowdrop adalah masa rezim militer. Dengan latar belakang ini, ceritanya berisi kisah fiktif dari partai berkuasa yang berkolusi dengan pemerintah Korea Utara untuk melanggengkan kekuasaan," tutur pihak JTBC.

Pihaknya juga meresponse kekhawatiran soal gerakan demokratisasi di drama ini. 

"Tak ada mata-mata yang memimpin gerakan demokratisasi dalam Snowdrop. Bintang utama pria dan wanita tidak diperlihatkan berpartisipasi di dalam atau memimpin gerakan demokratisasi di episode 1 dan 2, maupun dalam naskah untuk ke depannya."

Petisi Daring

Seperti diketahui, kontroversi terhadap Snowdrop setelah drama ini menuai protes yang dituangkan dalam sebuah petisi daring. Pada Selasa (21/12/2021), jumlah dukungan sudah menembus 300 ribu tanda tangan, melampaui target 200 ribu paraf yang disyaratkan agar petisi ini direspons pemerintah.

Sejumlah perusahaan juga menarik kerja sama sponsorship dengan drama ini. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya