Liputan6.com, Jakarta Dunia hiburan Jepang tengah dilanda duka. salah satu pengarang komik Jepang alias mangaka Ninja Hattori dan Doraemon, Motoo Abiko, pemilik nama pena Fujiko A. Fujio, meninggal dunia di rumahnya dalam usia 88 tahun pada hari ini, Kamis (7/4/2022), dilansir dari kyodonews.net.
Disampaikan TBS News, sebelum Fujiko A. Fujio meninggal dunia di rumahnya di Kawasaki, polisi sempat mendapat telepon darurat dari kediaman sang pemgarang. Kala itu, kondisi Motoo Abiko sedang dalam keadaan tak sadarkan diri bahkan setelah polisi tiba.
Kondisi tersebut terus berlanjut hingga akhirnya Motoo Abiko dinyatakan meninggal dunia. Penyebab kematiannya pun masih dalam tahap penyelidikan. Para penggemar sang mangaka kini hanya bisa mengenang karya Fujiko A. Fujio.
Advertisement
Sebenarnya, nama pena Fujiko A. Fujio yang disandang Motoo Abiko, berbeda dari Fujiko F. Fujio, nama pena yang disandang oleh mendiang sahabatnya yang bernama Hiroshi Fujimoto. Keduanya membentuk duet kolaborasi dengan nama pena Fujiko Fujio (tanpa A atau F di tengahnya).
Baca Juga
Â
Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Awal Karier
Melansir berbagai sumber, Motoo Abiko lahir pada 10 Maret 1934. Ia pertama kali berkenalan dengan Hiroshi Fujimoto, setelah pindah ke sekolah dasar di Takaoka City, tempat Fujimoto mengenyam pendidikan.
Setelah melihat hasil karya Fujimoto berupa sejumlah gambar, Abiko pun menjalin persahabatan dengannya dalam waktu yang sangat lama. Lucunya, semasa SD, gambar-gambar mereka disembunyikan dari teman-teman lain karena malu.
Barulah setelah SMP, kehadiran Osamu Tezuka, pencipta Atom Boy yang kala itu meluncurkan karya berjudul Shin Takarajima, menjadi penyemangat Mooto Abiko dan Hiroshi Fujimoto untuk berkarya. Hingga terciptalah karya kecil yang mereka beri judul Tenkuma.
Setelah menyodorkan karya mereka ke Manga Shounen, keduanya memiliki penghasilan yang digunakan untuk membeli alat-alat menggambar. Menariknya, di usia semuda itu mereka sudah memiliki rekening tabungan bersama.
Â
Advertisement
Bertemu Osamu Tezuka
Lalu setelah duduk di bangku SMA, Abiko dan Fujimoto merilis debut karya berjudul Tenshi no Tama-chan yang dirilis melalui Mainichi Shogakusei Shimbun pada 1951. Lalu keduanya menghampiri kediaman Osamu Tezuka pada tahun yang sama sambil menyodorkan karya berjudul Ben Hur.
Namun pada tahun 1952 setelah lulus sekolah, Fujimoto dan Abiko harus bekerja di perusahaan lantaran mereka adalah anak tertua. Abiko pun bekerja di perusahaan surat kabar cetak Toyama.
Insiden yang mencederai lengan Fujimoto akibat mesin di tempat kerjanya di perusahaan pembuat kue, membuatnya berhenti bekerja di perusahaan. Alhasil, Fujimoto membuat karya yang diedarkan sambil dibantu oleh Motoo Abiko pada akhir pekan.
Sempat memiliki nama duet Ashizuka Fujio, keduanya merilis seri manga Utopia: The Last World War. Setelah itu Abiko dan Fujimoto pindah ke Tokyo pada 1954 untuk menjadi seniman manga profesional.
Abiko awalnya enggan menerima bujukan sahabatnya karena ia masih bekerja di perusahaan media cetak tersebut. Namun Fujimoto terus mendesaknya hingga akhirnya keduanya menjadi duet mangaka yang utuh.
Dari sinilah Abiko dan Fujimoto bertemu dengan sejumlah mangaka lainnya yang tinggal di satu apartemen. Bahkan, Abiko sempat menjadi asisten Osamu Tezuka.
Â
Karya Baru
Padatnya pekerjaan yang diemban lantaran harus membuat enam serial setiap satu bulan, membuat beban kerja mereka semakin berat. Hingga akhirnya keduanya memutuskan merayakan Tahun Baru Jepang di Toyama pada 1955 dan melewatkan tenggat waktu.
Hingga akhirnya, hilanglah kredibilitas penerbit dengan duat ini. Sampai akhirnya mereka berfokus membuat karya baru sambil membuat film independe. Lalu, ada titik ketika mereka pindah ke Kawasaki Prefektur Kanagawa pada tahun 1960.
Setlah pindah, Abiko dan Fujimoto mendirikan PT Fujiko Studio, sebuah perusahaan produksi manga bersama. Keduanya juga mendirikan Studio Zero bersama mangaka-mangaka profesional lain yang memiliki 80 karyawan. Abiko dan Fujimoto juga menciptakan manga sendiri berjudul Obake no Q-Taro.
Selama ini, Hiroshi Fujimoto resmi memiliki nama pena Fujiko F. Fujio dan Motoo Abiko memiliki nama pena Fujiko A. Fujio. Abiko meluncurkan Ninja Hattori-kun pada 1964. Ia juga merilis karya terkenal lainnya seperti Kaibutsu-kun dan The Laughing Salesman.
Abiko sempat menikah pada tahun 1966 di usia 32 tahun. Lalu pada 1969, Doraemon tercipta dari tangan Fujiko F. Fujio dibantu Motoo Abiko. Pada 1977, komiknya dicetak oleh CoroCoro dengan nama pengarang Fujiko Fujio.
Â
Advertisement
Perpisahan
Sayangnya, pada 1987 kerja sama Motoo Abiko dan Hiroshi Fujimoto harus berakhir lantaran ada perbedaan kreativitas. Alhasil, Abiko pun berfokus pada proyek solonya sambil bekerja di Fujiko Studio K.K.
Perbedaan mereka adalah Abiko yang lebih suka memasukkan unsur humor gelap ke dalam karyanya. Sementara Fujimoto ingin membuat karya yang bisa dinikmati para remaja.
Namun, Abiko sempat mengatakan bahwa perpisahan keduanya dalam hal kerja sama terjadi karena Fujimoto menyadari menderita kanker liver dan penyakit jantung pada 1986. Selain itu, keduanya memang berkeinginan untuk menyelesaikan masalah hak cipta dan keuangan sebelum Fujimoto meninggal dunia pada 1996.
Setelah bertahun-tahun sendiri mewakili karyanya dan mendiang sahabatnya pada berbagai kesempatan, Motoo Abiko alias Fujiko A. Fujio akhirnya meninggal dunia di Kawasaki, Jepang pada 7 April 2022.