Sinematografer Zahid Asmara Bahas Perundungan Siber, Empati dan Kontrol Diri Mutlak Dibutuhkan

Sinematografer sekaligus visual artist Zahid Asmara membahas perundungan siber. Menurutnya, empati nurani dan kontrol diri saat berada di jagat maya mutlak dibutuhkan.

oleh Wayan Diananto diperbarui 07 Okt 2022, 21:22 WIB
Diterbitkan 07 Okt 2022, 21:20 WIB
Sinematografer Zahid Asmara. (Foto: Dok. Koleksi Pribadi Zahid Asmara)
Sinematografer Zahid Asmara. (Foto: Dok. Koleksi Pribadi Zahid Asmara)

Liputan6.com, Jakarta Di kalangan pekerja seni, nama Zahid Asmara cukup populer. Dikenal sebagai visual artist sekaligus sinematografer andal, ia juga salah satu seniman yang peduli pada isu sosial termasuk cyber bullying.

Pesan seputar cyber bullying alias perundungan siber disuarakan Zahid Asmara kala menjadi pembicara dalam webinar Program Literasi Digital Nasional sektor pendidikan Sumatra bagi guru dan siswa di Medan, Sumatra Utara.

Dalam webinar yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika RI dan Gerakan Nasional Literasi Digital Siberkreasi, Rabu (5/10/2022), itu Zahid Asmara menjadi pembicara terakhir dengan topik “Keamanan Digital.”

Di hadapan lebih dari 3.700 peserta, Zahid Asmara memaparkan tingginya aktivitas digital melahirkan sejumlah potensi buruk seperti aksi penipuan, perampokan akun, dan lain-lain.

Pemahaman Masyarakat

Sinematografer Zahid Asmara. (Foto: Dok. Koleksi Pribadi Zahid Asmara)
Sinematografer Zahid Asmara. (Foto: Dok. Koleksi Pribadi Zahid Asmara)

“Karenanya, dibutuhkan pemahaman masyarakat terkait keamanan digital termasuk tips menghindari cyber bullying yaitu menebalkan empati nurani dan kontrol diri,” Zahid Asmara mengingatkan.

Jagat maya adalah ruang publik. Saat jadi bagian dari komunitas dunia maya, seseorang harus bisa membedakan mana yang boleh dibagikan kepada publik dan yang sebaiknya disimpan untuk konsumsi pribadi.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS

Privat dan Publik

Suasana webinar ini mengusung tema “Kenali Jenis Cyberbullying di Dunia Maya” yang dihadiri sinematografer dan visual artist Zahid Asmara.
Suasana webinar ini mengusung tema “Kenali Jenis Cyberbullying di Dunia Maya” yang dihadiri sinematografer dan visual artist Zahid Asmara.

“Bedakan mana yang privat dan publik, perluas wawasan, cek berkala password, dan 2FA history atau cookies. Selalu berpikir kritis dan skeptis. Jangan mudah percaya dengan semua yang kita dapat di internet,” katanya.

Webinar ini mengusung tema “Kenali Jenis Cyber-bullying di Dunia Maya.” Menteri Komunikasi dan Informatika RI, Jhonny G. Plate, menyebut topik keamanan digital yang dibawakan Zahid Asmara adalah salah satu dari empat pilar utama Literasi Digital.

 

Pilar Literasi Digital

Johnny G. Plate
Menkominfo Johnny G. Plate dalam Upacara Peringatan Hari Bhakti Postel ke-76, Senin (27/9/2021).

“Tiga pilar lainnya yakni kecakapan, etika, dan budaya digital. Sejak dilaksanakan pada 2017, program lieterasi digital menjangkau lebih dari 12,6 juta masyarakat. Tahun ini akan diberikan pelatihan literasi digital kepada 5,5 juta masyarakat,” Jhonny G. Plate membeberkan.

Kementrian Komunikasi dan Informatika RI berkomitmen memberikan literasi digital kepada kelompok pendidikan. Para peserta akan diberikan pelatihan literasi berdasarkan pada empat pilar utama.

Infografis Waspada Penipuan Online Shop via Medsos
Infografis Waspada Penipuan Online Shop via Medsos. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya