Liputan6.com, Jakarta Furry Setya mengakui sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kegagalan pernikahannya dengan Dwinda Ratna. Aktor yang dikenal melalui perannya dalam sitkom Tukang Ojek Pengkolan (TOP) ini mengungkapkan bahwa rumah tangganya sering dipenuhi dengan pertengkaran, bahkan sampai pada tingkat kekerasan verbal dan tindakan fisik.
Salah satu momen dramatis yang diungkapkan Furry adalah ketika ia sampai membanting handphone-nya selama sebuah pertengkaran. Kesadaran atas perilakunya yang tidak terkendali mendorong Furry untuk mencari bantuan profesional.
Sebulan sebelum akhirnya bercerai dengan Dwinda, Furry menjalani konsultasi dengan seorang psikiater di Semarang untuk mengevaluasi kondisi kejiwaannya.
Advertisement
"Dalam perjalanan ke psikiater pada bulan Desember tahun lalu di Semarang, aku merasa tak kuat, khawatir aku bisa kehilangan kendali dan menghadapi kondisi mental yang tidak stabil," ungkap Furry, seperti dikutip dari wawancara di YouTube Melaney Ricardo.
Masa Lalu
Furry meyakini bahwa kondisi psikologisnya memiliki keterkaitan dengan masa lalu dan hubungannya dengan Dwinda. Ia mengungkapkan adanya sesuatu yang belum terpecahkan, mungkin sebuah trauma atau perasaan yang terpendam dalam dirinya.
"Ada sesuatu yang aku sendiri bingung, ada sesuatu yang belum release (lepas), trauma atau apa, aku kan tipikalnya memendam," lanjut Furry.
Advertisement
Pertengkaran Hebat
Pada tahun pertama pernikahannya, Furry dan Dwinda sudah menghadapi pertengkaran hebat. "Aku keras, dia keras, mungkin kaget juga karena itu tahun pertama ya. Tapi aku salut dia itu cepat memaafkan orang lain dan memaafkan dirinya sendiri, paginya bisa ceria lagi," ucap Furry.
Namun, ia merasa bahwa ada sesuatu yang masih mengganjal dan belum terselesaikan, sehingga pertengkaran-pertengkaran terus menumpuk.
Perbedaan Kepribadian
Furry juga merinci bahwa perbedaan kepribadian mereka menjadi faktor utama dalam konflik. Sifat ceria Dwinda tidak selalu sejalan dengan kepribadian Furry yang cenderung serius dan memiliki trauma masa lalu.
"Karena Dwinda ceria, aku pun cerita lagi, tapi kayak ada yang masih mengganjal, itu belum beres, nanti ada pertengkaran lagi, belum beres lagi, numpuk-numpuk," lanjutnya.
Advertisement
Trauma
Furry merasa bahwa trauma dari masa lalunya dan ekspektasi yang dibuatnya sendiri terhadap Dwinda menjadi beban yang mengganggu keseimbangan jiwa dan kebahagiaannya. "Kemungkinan karena trauma masa laluku, ketambahan ekspektasi. Aku berharapnya Dwinda begini-begini, tapi ternyata berbeda kenyataannya. Itu jadi kayak aku hidup dalam ekspektasiku," pungkas Furry.
Dengan mengungkapkan perjalanan emosionalnya dan usaha untuk mengatasi masalah kejiwaan, Furry berharap dapat memberikan pelajaran dan inspirasi bagi mereka yang mengalami kesulitan dalam hubungan pernikahan.